Jakarta, Itech- Salah satu hal yang membuat inovasi di Indonesia tidak berkembang, adalah kurangnya anggaran penelitian dan pengembangan. Bahkan, untuk membuat sarana dan prasarana laboratorium perguruan tinggi (PT). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tidak memiliki anggaran yang memadai.
Pasalnya, untuk mengembangkan teknologi berkualitas mumbutuhkan laboratorium yang setara dengan peralatan industri. Sedangkan saat ini, peralatan laboratorium di sebagian besar perguruan tinggi negeri berada di bawah level industri. Kemenristekdikti kemungkinan besar akan mengajukan pinjaman (loan) untuk pengembangan sarana dan prasarana laboratorium PT. Sebab itu adalah konsekuensi untuk membuat program tetap berjalan.
Cukup mengejutkan, secara umum Indonesia hanya mengelola anggaran riset hanya sekitar Rp 10,92 trilyun. Jumlah tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan negara Singapura yang mencapai Rp 250 trilyun. Padahal. idealnya Indonesia membutuhkan anggaran Rp 200 trilyun untuk bisa melakukan penelitian lebih jauh sampai pada tahap komersialisasi. Pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar dalam melakukan investasi inovasi meskipun dalam kondisi keterbatasan anggaran. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe, dalam acara ITB-CEO Summit on Innovation, University-Industry-Goverment Collaboration di Aula Barat ITB, Senin (22/8) sore.
Memang diakui, anggaran penelitian sambung Jumain, bukan satu-satunya kendala yang membuat inovasi di Indonesia tidak berkembang, namun kesadaran akan perlunya inovasi itu sendiri juga masih kurang. oleh karenanya yang harus dilakukan adalah fokus penelitian ke arah yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, kalangan industri yang tidak berani melakukan riset karena dianggap high risk ecomonic. “ Karenanya, harus ada jalan keluar dengan adanya semacam fund atau lembaga keuangan yang bisa mendorong agar produk inovatif bisa diproduksi dan memiliki potensi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri,” kata Jumain.