Oleh: Sherlie Karnidta, Regional Vice President, Cloudera for Indonesia
Kecerdasan Buatan Generatif (Generative Artificial Intelligence) telah menjadi berita utama di tahun 2023 ketika perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk menerapkan teknologi tersebut. Di Indonesia, AI diperkirakan akan memberikan kontribusi sebesar US$366 miliar terhadap perekonomian di tahun 2030.
Hal itu bersamaan dengan upaya pemerintah yang secara aktif mendorong pemanfaatan teknologi disruptif, seperti AI dan Internet of Things, di seluruh industri. Upaya ini akan mendorong pertumbuhan transformasi digital dan mencapai target menuju Making Indonesia 4.0.
Chatbot, teknologi pembuatan laporan secara otomatis juga email yang dapat dipersonalisasi adalah contoh bagaimana GenAI bisa mendorong kreativitas dan produktivitas sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, penting untuk diketahui bahwa kualitas model AI/ML akan tergantung pada kualitas data olahannya.
Saat perusahaan ingin menerapkan lebih banyak teknologi AI dan machine learning dalam bisnis mereka, ada peningkatan permintaan untuk mengakses data mereka di berbagai tempat. Kemajuan teknologi AI/ML bahkan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan nilai lebih dari data yang tak terstruktur (unstructured data), yang membuat manajemen, tata kelola, dan kontrol semua data menjadi penting.
Di saat perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan data mereka, sangat penting untuk fokus pada privasi dan keamanan data. Pertama-tama mereka harus membangun strategi dan rencana mereka terutama dalam hal keamanan dan tata kelola data, sebab menangani solusi pengamanan dari pihak ketiga seringkali sulit dan mahal. Investasi dalam bentuk Modern Data Platform yang sudah terintegrasi dengan pengamanan dan tata kelola bawaan, akan memungkinkan perusahaan memanfaatkan data mereka dengan cara yang aman, sekaligus dapat melatih model enterprise AI/ML secara bersamaan.
Pada realisasinya, DataOps, yaitu suatu pendekatan untuk meningkatkan komunikasi, integrasi dan otomatisasi aliran data antar karyawan yang menangani data dan staf lainnya dalam perusahaan, diperkirakan akan mencapai nilai sebesar US$10.9 miliar pada 2028, dimana bisnis akan mengambil keputusan lebih banyak dengan cara meningkatkan akses karyawan kepada data-data mereka.