Telegram menyatakan bahwa Pavel Durov, CEO dan pendirinya, “tidak menyembunyikan apapun” setelah ditangkap oleh otoritas Prancis di luar Paris.
“Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” demikian pernyataan tanpa nama yang diposting oleh perusahaan di saluran resminya di aplikasi Telegram pada Minggu (25/8/2024) waktu setempat.
Baca juga: CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis
Pejabat Prancis telah mengonfirmasi kepada beberapa media bahwa Durov ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan polisi terkait aktivitas kriminal yang terjadi di jejaring sosial tersebut.
Meskipun tidak terenkripsi secara default, pendekatan Telegram yang sebagian besar tidak mengatur moderasi membuat aplikasi ini dianggap oleh banyak orang sebagai alternatif yang lebih privat dan bebas sensor dibandingkan jaringan sosial lainnya.
“Hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi dan sebagai sumber informasi penting,” tulis pernyataan perusahaan tersebut. “Kami menunggu penyelesaian cepat dari situasi ini,” sambung pernyataan itu.