Dibangun sebagai ibu kota baru Indonesia, teknologi digital tentunya menjadi salah satu fasilitas pendukung penting dan vital bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur itu.
Sekilas mengenai IKN, Adhiguna Mahendra, Direktur Data dan Kecerdasan Buatan mewakili Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibukota Nusantara, menjelaskan soal visi-misi dari IKN. Disebutkan bahwa visi dari Nusantara adalah sebagai kota untuk semua.
“Jadi, kita memiliki prinsip dasar sebagai ibukota, pertama adalah Ibukota yang berkelanjutan, aman dan terjangkau, semua bisa kita jangkau dalam jangkauan jalan kaki, jadi kita nggak usah pakai mobil, walaupun kita pakai kendaraan, kita pakai kendaraan seperti sepeda dan juga kendaraan-kendaraan listrik. Kemudian harmoni dengan alam, nol emisi karbon, sirkuler dan berketahanan. Dan kita juga terhubung, jadi kota ini cita-citanya adalah menjadi kota yang terhubung dan di sini teknologi adalah sebagai enabler dari visi ini,” jelas Adhiguna pada sesi penjurian Top Digital Awards 2024 yang digelar Majalah It Works, Rabu (9/10/2024) lalu.
Yang kedua, lanjut Adhiguna, IKN adalah Mesin Ekonomi Baru Indonesia. Dan, yang terakhir IKN adalah Simbol Identitas Nasional. “Di mana selama ini kita mungkin bisa dibilang agak Jawa-Sentris. Jadi, di sini kita harapannya lebih merangkul teman-teman terutama yang dari kawasan Indonesia Timur untuk bisa berperan serta dalam pembangunan maupun dalam pemerintahan,” ujar Adhiguna seraya mengatakan bahwa elemen-elemen dari IKN, yakni Hijau, Berketahanan, Berkelanjutan, Inklusif, dan Cerdas.
Tata Kelola dan Kebijakan IT
Dibangun sebagai kota cerdas, dari sisi tata kelola dan kebijakan IT, IKN tentunya sudah memiliki blueprint, dalam bentuk Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara yang bisa di-download oleh publik. Hal ini tak lain agar semua yang dibuat transparan, dan publik bisa melihat apa yang sudah ada maupun yang belum ada. Selain itu, Adhiguna juga mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki Pedoman Bangunan Gedung Cerdas.
“Ini kita membuat standar baru untuk gedung cerdas. Di mana untuk gedung cerdas itu kita memiliki beberapa aspek-aspek yang harus dipenuhi, contohnya misalnya Data Governance dan lain-lain,” ujar Adhiguna.
Selain itu, IKN juga telah mengikuti Satu Data Nasional dengan membuat satu kebijakan acuan, yaitu Kebijakan Satu Data IKN. Sementara Masterplan untuk Smart Industry juga dimiliki IKN untuk industri-industri masa depan yang juga bisa dikembangkan di kawasan tersebut, seperti Industri Semikonduktor, energy terbarukan, hingga kendaraan listrik. Masterplan Smart Industry juga menjadi panduan bagi investor yang ingin melakukan investasi di IKN.
Selanjutnya dari sisi tata kelola dan kebijakan IT, IKN juga memiliki Roadmap Pembangunan Rendah Karbon, Panduan Smart Water & Wastewater Management, dan Pedoman Smart Waste Management. Jadi, kita semua berdasarkan panduan-panduan dan blueprint ini.
“Nah, dari panduan-panduan ini, kami menurunkan semua panduan ini dalam bentuk Enterprise Architecture. Tapi ini kami tidak share ke publik, tapi kalau misalnya pengembang atau provider atau vendor sistem itu pengen mengembangkan suatu sistem mereka akan mengacu pada entrepreneur architecture ini,” jelasnya.
Masih dalam paparannya di hadapan dewan juri, Adhiguna juga mengungkap enam domain yang dimiliki IKN untuk mewujudkan kota cerdas. Enam domain tersebut antara lain Governance, Transportation and Mobility, Living, National Resource and Energy, Industry and Human Resource, dan Built Environment and Infrastructure.
“Nah, dan di sini kita juga mengembangkan tiga hal, pertama adalah perangkat lunak untuk mengolah data dan operation-nya, kemudian perangkat keras sebagai infrastruktur fisik, dan terakhir adalah brain ware, jadi bagaimana orang-orang yang bisa mengendalikan dan mengolah sistem ini,” tandasnya.
Adapun secara keseluruhan ada 67 Smart Feature untuk Smart City Nusantara yang akan dikembangkan di IKN dari enam domain tersebut.
Bicara soal kebijakan teknologi informasi, dalam hal ini secara internal Otorita IKN telah mengembangkan beberapa inisiatif, antara lain Command Center, Cyber Incident Guidebook berupa prosedur standar identifikasi penanganan pelaporan serta mitigasi risiko terhadap ancaman, SOP Helpdesk Otorita Ibu Kota Nusantara (Lapor), aplikasi IKNOW.
Selain itu, IKN juga memiliki aplikasi Investara untuk para investor, dan Montara ini lebih ditujukan untuk ke stakeholder yang akan mengawai pembangunan Nusantara dari aspek project management. Kemudian ada One Map dari aspek pemetaan, serta Helpdesk System.
“Yang terakhir adalah kebijakan privasi aplikasi IKNOW. Nah ini juga dalam waktu dekat (Oktober ini), UU PDP akan diterapkan, dan di sini kita harus sudah membuat kebijakan privasi dan juga standar ISO, yang kita sekarang tengah lakukan review harapannya kita bisa tahun depan paling tidak sudah mendapatkan salah satu sertifikasi ini,” tutur Adhiguna.
Lebih lanjut, Adhiguna mengatakan terkait soal tiga lapisan infrastruktur pendukung untuk IKN, antara lain Infrastruktur Pasif, Infrastruktur Aktif, dan Lapisan Aplikasi.
“Infrastruktur pasif ini mulai dari Multi Utility Tunnel yang kita miliki sekarang, di mana semua kabel FO dan konektivitas semua lewat situ. Kemudian ada infrastruktur aktif yang di mana di sini fiber optik, kemudian BTS kemudian berbagai macam sensor dan device itu di situ, dan ini akan dikendalikan oleh satu pusat komando dan kendali data (ICCC/Integrated Command and Control Center). Dan di (Lapisan) Aplikasi yang tadi ada enam domain (yang disebut di atas),” jelasnya.
Inovasi dan Transformasi Bisnis
Apiknya, meski masih relatif baru, dalam waktu singkat Otorita IKN ternyata sudah berhasil menghasilkan sejumlah inovasi. Pertama, adalah Command Center Tahap 1 yang saat ini sudah operasional.
”Jadi, (di) Command Center inilah seluruh operasional pembangunan, pengawasannya itu dilakukan dari sini. Beberapa fitur-fitur yang kami tampilkan di Command Center itu juga atas arahan dan permintaan dari Bapak Presiden. Kemudian ini dipakai juga untuk keseluruhan operasional HUT RI di IKN, di mana di Command Center itu kita melakukan koordinasi, kolaborasi seluruh instansi yang terkait, TNI, POLRI, BSSN, kemudian Badan Bencana Nasional, BAIS, BIN kita semua bekerja sama untuk mensukseskan perayaan HUT RI 17 Agustus. Demikian juga dengan Telkom dan Icon Plus sebagai penyedia infrastruktur. Nah kita dalam satu Command Center kita bekerja sama untuk menyukseskan acara tersebut,” tandas Adhiguna.
Jadi, semua mulai dari rencana pembangunan, status pembangunan, kemudian pelaporan operasional kota semua bisa dilakukan dari Command Center ini.
Selain itu, seperti telah diulas di atas, IKN juga telah memiliki aplikasi IKNOW. Menariknya, seperti dikatakan Adhiguna, IKNOW yang merupakan One Stop Solution ini awalnya hanya ditujukan bagi ASN yang tinggal di Nusantara, namun dalam perjalanannya aplikasi ini juga digunakan oleh masyarakat yang sekarang sudah boleh berkunjung ke Nusantara.
“Jadi, di sini ada berbagai macam fitur antara lain layanan publik, lokasi layanan, merchant, Laporan dan Aduan, Monitoring Pembangunan, Event, Wifi Publik, SPKLU, AI Helpdesk, dan lain-lain. Dan ini sampai sekarang sudah diunduh lebih dari 53 ribu orang dan ini aktif setiap hari, setiap minggu itu nambah sektiar 2000-3000 user,” tuturnya.
Masih dari solusi bisnis terkait inovasi produk dan layanan sejumlah inisiatif yang dimiliki oleh Otorita IKN, seperti POC (Proof-of-Concept) Advanced Air Mobility, POC Trem Otonom, POC Pengelolaan Transportasi Cerdas, Operasional Infrastruktur dan POC LEO Satelite, Sistem Monitoring Pembangunan Nusantara (MONTARA), Early Warning System Kebencanaan, Energi Terbarukan dan Teknologi Rendah Karbon, Pengendalian Pembangunan Menggunakan Drone dan AI, Sensor Perkotaan dan Bangunan Cerdas, POC Smart Pole dan Smart Lighting, Smart Waste RVM, serta Keamanan Siber dan Surveilans.