ItWorks
  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto
No Result
View All Result
ItWorks
No Result
View All Result

Perusahaan Keamanan Siber Ungkap 6 Hal yang Harus Diwaspadai Perusahaan di 2025

Fauzi
5 February 2025 | 12:00
rubrik: Digital
Didominasi Insiden Keamanan Jaringan, 88% Perusahaan Menjadi Sasaran Serangan

Ilustrasi, Image: Kaspersky

Share on FacebookShare on Twitter

Kaspersky Industrial Control Systems Cyber Emergency Response Team (ICS CERT) menguraikan prediksi keamanan sibernya untuk tahun 2025.

Akan ada kebutuhan yang semakin meningkat untuk melindungi sistem yang inovatif maupun yang sudah lama, sembari menavigasi lanskap ketegangan geopolitik, sanksi, dan hambatan perdagangan. Pilihan vendor teknologi yang cermat oleh perusahaan industri juga akan menjadi kunci untuk memastikan operasi yang kokoh dan matang.

Prediksi sistem kontrol industry (ICS) merupakan bagian dari Kaspersky Security Bulletin (KSB) – serangkaian prediksi dan laporan analitis tahunan tentang perubahan utama dalam dunia keamanan siber. Setahun yang lalu, Kaspersky memprediksi beberapa perkembangan ancaman ICS untuk tahun 2024 yang menjadi kenyataan. Ransomware telah menjadi ancaman serius bagi perusahaan industri, dengan penjahat siber menargetkan organisasi bernilai tinggi, pemasok produk unik, dan perusahaan logistik besar. Selain itu, hacktivisme yang bermotif geopolitik telah bertahan, menambah kompleksitas pada lanskap ancaman.

Dengan risiko-risiko ini yang tetap relevan, Kaspersky menyoroti enam perkembangan baru yang harus diwaspadai oleh perusahaan industri pada tahun 2025.

Meningkatnya risiko pencurian teknologi inovatif dari perusahaan industri
Sementara inovasi mengubah bisnis dan mendorong revolusi teknologi baru, lonjakan ini juga menarik penjahat dunia maya yang menargetkan lembaga penelitian dan perusahaan teknologi terkemuka untuk mencuri informasi teknis yang berharga. Perusahaan industri sangat rentan, karena data sensitif sering kali lebih berisiko di “lantai pabrik” atau melalui rantai pasokan daripada di laboratorium penelitian mereka sendiri. Melindungi aset teknologi operasional (OT) untuk melawan ancaman yang semakin meningkat ini di tahun 2025 memerlukan peningkatan kesadaran dan langkah-langkah keamanan siber yang kuat.

Sanksi dan hambatan yang sengaja diciptakan mengakibatkan teknologi operasional terpapar ancaman tambahan

BACA JUGA:  PANDI Daftarkan Enam Aksara Daerah Indonesia Untuk Jadi Nama Domain

Ketegangan geopolitik, sanksi, dan hambatan buatan untuk mengakses teknologi canggih mendorong pelanggaran hak kekayaan intelektual. Hal ini menimbulkan risiko keamanan bagi pengembang dan pemasok OT, karena perlindungan yang dibangun dalam produk mereka mungkin tidak lagi cukup melindungi kekayaan intelektual mereka. Di sisi lain, perangkat lunak yang diretas, patch pihak ketiga, dan solusi lisensi semakin meningkatkan risiko keamanan siber bagi pelanggan dengan semakin mengekspos lingkungan OT mereka terhadap ancaman.

Penerapan teknologi baru menimbulkan risiko siber baru
Perusahaan industri semakin banyak menerapkan inovasi seperti AI/pembelajaran mesin, realitas tertambah, dan komputasi kuantum untuk meningkatkan efisiensi. Kontrol proses yang didukung AI telah menghasilkan keuntungan miliaran dolar dalam industri seperti metalurgi non-ferrous. Sistem ini menjadi aset produksi yang sangat diperlukan, tetapi juga menimbulkan tantangan keamanan siber baru. Penyalahgunaan AI dapat menyebabkan pengungkapan data yang tidak diinginkan dan risiko keamanan lainnya yang sulit diprediksi. Baik sistem AI maupun data perusahaan unik yang menjadi andalannya dapat menjadi target serangan siber yang bernilai tinggi, dengan konsekuensi potensial seperti kehilangan data permanen dan penurunan efisiensi produksi. Sementara itu, penyerang juga memanfaatkan AI itu sendiri untuk mengembangkan alat berbahaya dan meningkatkan taktik rekayasa sosial.

Penggunaan teknologi yang telah teruji waktu juga menimbulkan risiko siber baru
Pada tahun 2025 dan seterusnya, sistem yang telah teruji waktu seperti peralatan telekomunikasi dan perangkat IoT industri dapat menjadi target serangan siber karena langkah-langkah keamanan yang ketinggalan zaman. Fasilitas jarak jauh yang mengandalkan peralatan jaringan yang terjangkau sangat rentan terhadap eksploitasi. Selain itu, munculnya sistem Linux di lingkungan OT menghadirkan tantangan baru, karena sistem tersebut mungkin tidak memiliki solusi keamanan yang matang, dan lebih sedikit profesional keamanan siber Linux yang terampil untuk melindunginya dengan baik. Akibatnya, merevisi langkah-langkah keamanan siber untuk teknologi lama dan yang telah teruji waktu menjadi sangat penting.

BACA JUGA:  Pengguna Twitter Diminta Mengubah Kata Sandi

Pilihan vendor peralatan yang salah berarti risiko lebih tinggi
Vendor yang kurang berinvestasi dalam keamanan siber memaparkan klien mereka pada risiko yang signifikan. Rantai pasokan panjang dan kompleks, yang sering kali melibatkan penyedia khusus yang lebih kecil, membuat segala sesuatunya menjadi sangat sulit untuk dikelola. Selain itu, perusahaan industri sering kali mengembangkan solusi otomasi unik secara internal atau melalui afiliasi, yang sering kali tidak memiliki langkah-langkah keamanan memadai. Faktor-faktor ini memperkuat risiko pada tahun 2025, yang menjadikan rantai pasokan dan peralatan khusus sebagai target empuk serangan siber. Memilih vendor tepercaya yang mematuhi standar keamanan tinggi sangatlah penting.

Keamanan dengan cara yang tidak jelas tidak akan berhasil pada tahun 2025 untuk infrastruktur OT
Perkembangan pesat alat sumber terbuka (open source tools) untuk otomasi industri telah menyederhanakan tugas penyerang maluncurkan serangan ke aset produksi yang penting. Sembari meningkatkan otomasi dan dokumentasi, Perusahaan industri secara tidak sengaja memudahkan penyerang untuk lebih jauh menyusun serangan canggih pada aset produksi mereka ketika pertahanan dalam jaringan telah tercapai. Pada tahun 2025, operasi siber-fisik yang ditargetkan akan jauh lebih mudah diimplementasikan daripada beberapa tahun yang lalu. Penyerang sekarang memiliki akses ke alat dan informasi yang secara drastis mengurangi kebutuhan akan keahlian khusus industri.

“Ancaman siber yang terus berkembang, dari serangan yang digerakkan oleh AI hingga kerentanan dalam teknologi baru dan lama, menimbulkan risiko yang signifikan bagi perusahaan industri pada tahun 2025. Penjahat siber semakin menargetkan rantai pasokan, jaringan operasional, dan mitra tepercaya, sehingga tidak ada bagian dari ekosistem organisasi yang 100% aman. Untuk menanggulangi risiko ini, perusahaan industri harus memprioritaskan langkah-langkah keamanan siber proaktif, cermat dalam mengeksplorasi keamanan vendor dan rantai pasokan, serta terus membekali tim mereka dengan edukasi mumpuni– baik untuk karyawan tetap maupun profesional keamanan siber,” komentar Evgeny Goncharov, Kepala Kaspersky ICS CERT.

BACA JUGA:  Kini TCASH Punya 75.000 Merchant Outlet di Indonesia
Tags: AIGenerative AIKasperskyKeamanan Siber
Previous Post

realme Siap Pamerkan Inovasi Terbaru di Mobile World Congress 2025

Next Post

Pijar Sekolah Mudahkan Guru Kelola Laporan Hasil Belajar Siswa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TOP DIGITAL AWARDS

TOP Digital Awards 2025: Kata.ai Perkuat Layanan Digital Berbasis AI Dorong Transformasi Bisnis di Indonesia

TOP Digital Awards 2025: Kata.ai Perkuat Layanan Digital Berbasis AI Dorong Transformasi Bisnis di Indonesia

Albarsah
13 November 2025 | 13:45

TOP Digital Awards 2025: Digitalisasi Tingkatkan Kinerja dan Performa Patra Jasa

TOP Digital Awards 2025: Digitalisasi Tingkatkan Kinerja dan Performa Patra Jasa

Albarsah
13 November 2025 | 11:31

blibli-pelopor-keamanan-ecommerce

TOP Digital Awards 2025: Blibli Pelopor Keamanan Industri E-Commerce

Mi’roji
13 November 2025 | 10:00

TOP Digital Award 2025: Berkat Digitalisasi Layanan Publik Kota Madiun Efisien dan Transparan

TOP Digital Award 2025: Berkat Digitalisasi Layanan Publik Kota Madiun Efisien dan Transparan

Abi Abdul Jabbar Sidik
12 November 2025 | 23:13

TOP Digital Awards 2025: Bank BPD Kalbar Tingkatkan Alokasi Biaya Kejar Digital Banking

TOP Digital Awards 2025: Bank BPD Kalbar Tingkatkan Alokasi Biaya Kejar Digital Banking

Ahmad Churi
12 November 2025 | 23:06

Load More

TERPOPULER

  • Amar Bank: “Layanan Bank Digital Bukan Hanya untuk Menambah Jumlah Nasabah, yang Terpenting untuk Edukasi Keuangan”

    Amar Bank: “Layanan Bank Digital Bukan Hanya untuk Menambah Jumlah Nasabah, yang Terpenting untuk Edukasi Keuangan”

    1 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TOP Digital Awards 2025: BAZNAS RI Tunjukkan Keunggulan Transformasi Digital yang Layak Ditiru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TOP Digital Awards 2025: Digitalisasi Tingkatkan Kinerja dan Performa Patra Jasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TOP Digital Awards 2025: Kata.ai Perkuat Layanan Digital Berbasis AI Dorong Transformasi Bisnis di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dukung Beban Kerja Agentic AI Terdistribusi, Cisco Luncurkan Platform Unified Edge Baru

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
iklan bni
cover it works
cover it works

ICT PROFILE

andris-masengi-outsystens-indonesia

Andris Masengi Pimpin OutSystems Indonesia, Dorong Inovasi Low-Code Berbasis AI

Teguh Imam Suyudi
1 November 2025 | 17:00

OutSystems, pemimpin global dalam platform pengembangan low-code berbasis AI, resmi menunjuk Andris Masengi sebagai Country Leader untuk Indonesia. Langkah ini...

Waspada Titik Wi-fi Publik Piala Dunia 2018 Punya Masalah Keamanan

Kaspersky Tunjuk Simon Tung Pimpin Wilayah ASEAN

Ahmad Churi
22 October 2025 | 10:03

ItWorks- Kaspersky, perusahaan keamanan siber dan privasi digital global, mengumumkan penunjukan Simon Tung sebagai General Manager baru untuk ASEAN (Perhimpunan...

EXPERT

Cloudera Akuisisi Taikun, Cloudera Hadirkan Pengalaman Cloud untuk AI di Mana Pun

Perlindungan Data Dimulai dengan Visibilitas dan Kontrol

Fauzi
23 October 2025 | 13:14

Oleh: Carolyn Duby, Field CTO and Cyber Security GTM Lead, Cloudera Seiring maraknya AI membuat peningkatan baik volume maupun value...

Zebra Dukung Sektor Manufaktur Indonesia Genjot Produktivitas dan Pangsa Pasar

Berapa Banyak Perusahaan Pengiriman Paket yang Melewatkan Fitur AI dan Keamanan

Fauzi
13 October 2025 | 16:30

Oleh: Eric Ananda, Country Lead Indonesia, Zebra Technologies Pada Maret tahun ini, sebuah layanan pos milik negara mengumumkan penghentian semua...

TIK TALKS

Stephanus Oscar – Data Center dengan Kapasitas 6 Megawatt di Jakarta | It Works Podcast #5

Stephanus Oscar – Data Center dengan Kapasitas 6 Megawatt di Jakarta | It Works Podcast #5

redaksi
16 August 2022 | 15:30

Di masa akan datang banyak aplikasi yang akan membutuhkan low latency connectivity. Lalu apa kaitannya dengan Edge DC yang hadir...

Edward Samual – Memproses Data dari Hulu Sampai Hilir | It Works Podcast #4

Edward Samual – Memproses Data dari Hulu Sampai Hilir | It Works Podcast #4

redaksi
15 August 2022 | 12:30

Bagaimana cara mengolah Big Data sehingga dapat divisualisasikan, serta bagaimana dapat melakukan analitik dan dapat memprediksikan apa yang harus dilakukan...

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

Itworks - Inspire Great & Telco for Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto