ItWorks.id- Aplikasi CEISA atau Customs-Excise Information System and Automation yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk berbagai proses pelayanan dan pengawasan kepabeanan serta cukai, diharapkan bisa terus dioptimalkan. Terutama untuk terus meningkatkan layanan kepabeanan bagi pengguna jasa serta aspek fungsi pengawasan, terutama aktivitas ekspor dan impor.
Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa saat meninjau Command Center Customs Excise Information System and Automation (CEISA) yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), beberapa waktu lalu di Kantor Pusat DJBC Jakarta.
Dalam kunjungan tersebut, Menkeu memantau langsung kinerja dasbor pengawasan serta penerimaan negara milik DJBC. Melalui unggahan resminya, Menkeu meminta agar pemanfaatan sistem CEISA terus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi penerimaan negara serta mencegah potensi tindak kecurangan dalam aktivitas ekspor dan impor nasional. “Pemanfaatan teknologi informasi diharapkan dapat memperkuat transparansi dan akurasi data dalam setiap proses pelayanan kepabeanan dan cukai,” ujarnya dilansir melalui portal web Kemenkeu, baru-baru ini.
Sebelum mengakhiri kunjungan, Menkeu juga meninjau Pusat Komando dan Pengendalian Patroli Laut Bea dan Cukai yang berperan dalam mendukung pengawasan terhadap lalu lintas barang di wilayah perairan Indonesia.
Sebagai informasi, CEISA merupakan sistem terintegrasi milik DJBC yang berfungsi untuk memantau, mengendalikan, dan menganalisis kegiatan kepabeanan dan cukai secara digital. Sistem ini mendukung upaya Kementerian Keuangan dalam mewujudkan tata kelola penerimaan negara yang transparan, akuntabel, dan efisien.
Menilik perjalanan sejak tahun 1990, sistem teknologi informasi Bea Cukai yang menunjang sistem pelayanan telah mengalami beberapa masa evolusi. Dimulai dari Customs Fast Release System (CFRS), hingga di tahun 2012 menjadi awal diberlakukannya sistem aplikasi CEISA.
Kemudian, Bea Cukai mengembangkan sistem teknologi informasi berbasis aplikasi webform bernama CEISA 4.0 sejak tahun 2018 silam. CEISA 4.0 dikembangkan untuk memudahkan integrasi dan kolaborasi antara G2G (goverment to goverment), B2G (business to goverment), dan B2B (business to business).
Penerapan CEISA 4.0 telah membawa dampak efisiensi yang progresif. Seperti pengajuan rencana kedatangan sarana pengangkut (RKSP), inward manifest, hingga penjaluran. CEISA 4.0 juga menawarkan kecepatan penyelesaian proses kepabeanan sebelum kedatangan barang (Pre-Arrival Declaration), bahkan untuk importir yang bereputasi baik seperti Authorized Economic Operator (AEO) dan Mitra Utama (MITA), dokumen PIB dapat diajukan dan mendapatkan persetujuan pengeluaran barang sebelum pengajuan Inward Manifest (Pre-Notification).














