Meski jaringan 5G belum dikomersilkan, beberapa vendor sudah siap ancang-ancang mengambil untung dari teknologi jaringan kelima tersebut. Salah satunya adalah Nokia. Nokia baru saja mengumumkan tarif pemakaian paten yang mereka miliki pada setiap smartphone 5G.
Nokia akan memungut uang sebesar 3 euro atau sekitar Rp 50.000 untuk setiap ponsel 5G apapun mereknya yang dijual di seluruh dunia.
Baca juga: Nokia Resmi Luncurkan Nokia 6.1 Plus dan Nokia 5.1 Plus
“Pengumuman ini menjadi langkah penting untuk membantu rencana perusahaan demi mengenalkan 5G/NR (new radio) yang mumpuni untuk ponsel,” jelas kepala bisnis paten Nokia, Ilkka Rahnasto.
Ia menjanjikan peluncuran komersial ponsel 5G pertama Nokia akan mulai beredar tahun depan. Nokia akan memberlakukan tarif lisensi yang berbeda di produk setiap yang berbeda ke depannya.
Baca juga: Nokia X6 dan X5 Tawarkan Kamera Ganda dengan Banderol Rp2 Jutaan
Vendor asal Finlandia tersebut mengaku akan mengedepankan dialog dengan para pelaku industri terkait untuk menemukan model lisensi paling cocok. Nilai yang dibanderol Nokia disebut lebih rendah dibanding Qualcomm dan Ericsson untuk paten 5G milik mereka.
Tahun lalu, Qualcomm mengumumkan tambahan biaya bagi vendor smartphone untuk royalti ponsel 5G di setiap produk yang mereka jual sebesar 16,25 dollar AS atau sekitar Rp 238.000 seperti dikutip Telecom Asia.
Banderol harga tergantung pada teknologi apa saja yang terkandung di dalam lisensi, termasuk jenis perangkat apa yang akan dijual vendor tersebut. Sementara Ericsson yang bermarkas di Stockholm, Swedia akan menarik biaya 5 dollar AS atau berkisar Rp 73.000 untuk setiap ponsel 5G yang diproduksi di seluruh dunia.
Perusahaan tersebut mengaku bisa saja memotong harga menjadi setengahnya untuk situasi tertentu. Baik Nokia, Qualcomm, Ericsson atau vendor manapun yang memiliki paten jaringan 5G akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah pundi-pundi mereka.
Seperti yang diungkapkan CEO Nokia, Rajeev Suri, ia mengatakan jika Nokia akan memanfaatkan setiap peluang untuk dimonetisasi.
“Kami selalu memiliki target yang ambisius dan jelas untuk kreasi paten baru dan kami konsisten menambah paten baru untuk portofolio kami,” papar Suri.