Jakarta, Itech- FiberStar, penyedia jaringan tetap berbasis kabel fiber optic, menggelar acara Talk Show bertemakan “Lead The Vuca World / Strenghts Based High Performing Team”. Menghadirkan pembicara, Dahlia Sutrisno, pakar bidang recruitment yang juga Founder & CEO Euphoric Coaching Singapore dan Thomas Dragono, Information & Policy Director Fiberstar, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran peserta pentingnya mengidentifikasi faktor VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) di lingkup pekerjaan ataupun organisasi.
Transformasi digital yang kian pesat di kalangan dunia usaha maupun institusi lain, di sisi lain juga mendatangkan berbagai tantangan dan ancaman baru dalam berbagai bidang, termasuk disruption dalam dunia usaha, pekerjaan, dan karir. Era digitalisasi, persaingan dalam dunia usaha, pekerjaan dan karir, juga kian ketat yang datangnya sangat cepat dan kadang tak terduga.
“Sesungguhnya ini merupakan era mulai berkembangnya zaman VUCA, di mana seorang pelaku usaha, manager, atau apapun posisi Anda di perusahaan, harus lebih jeli dan kreatif menghadapi tantangan ini. Keterlambatan dalam mengantisipasi hal ini, bisa mengancam keberlangsungan perusahaan dan karir Anda. Salah contoh VUCA di antaranya dialami perusahaan transportasi taksi konvensional, yang dengan cepatnya tersingkir oleh layanan transportasi online. Perusahaan yang telat menyadari perubahan ini, banyak yang akhirnya terpuruk,” ungkap Thomas Dragono saat talk show (10/9), yang bertempat di BLOCK71 Ariobimo Sentral, Jakarta Selatan.
Dikatakan, di era VUCA seorang pemimpin harus lebih terbuka dan lebih kreatif lagi dalam mengendalikan tim di perusahaan untuk mencapai goal tujuan perusahaan. Volatility didefinisikan sebagai sebuah perubahan yang sangat cepat. Pada aspek ini, pemimpin atau seorang manager harus cepat memahaminya, agar bisa cepat menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Uncertainty merupakan ketidakpastian dalam memprediksi kejadian di masa depan antara lain sebagai dampak dari pesatnya perkembangan transformasi digital. Pemimpin atau manager juga harus jeli memahami aspek ini.
Sedangkan Complexity menyiratkan adanya kompleksitas yang kian tinggi, di mana pemimpin juga harus bisa lebih fleksibel membuat perencaaan bahkan perubahan di tengah jalan, sesuai tuntutan perubahan pasar. Ambiguity merupakan hilangnya realitas dengan tren bauran dari berbagai kondisi yang kadang tak diduga sebelumnya. Pemimpin harus dapat membuat perencanaan dan tujuan yang jelas namun juga adaptif terhadap perubahan.
“Di era VUCA, tantangannya serba kompleks dan sangat dinamis. Dulu kita masih bisa pakai pendekatan bisnis plan jangka pendek atau bahkan jangka panjang, tetapi di era VUCA, saya kira tidak bisa lagi mengandalkan hal itu. Karena itu, Anda harus jeli mengenali potensi untuk bisa cepat menyesuiakan diri dengan tren perubahaan ini,” ujar Thomas Dragono yang juga pernah meraih “Leaders of Tomorrow” di ajang Golden Globe Tiger Awards 2018.
Hal senada disampaikan Dahlia Sutrisno, pembicara yang juga pakar bidang recruitment dan Founder & CEO Euphoric Coaching Singapore. Menurutnya, di era VUCA, bukan hanya pemimpin yang harus jeli untuk cepat mengerti hal ini, namun semua karyawan di level manapun juga harus memahami tentang perubahan ini agar bisa menyesuikan diri sesuai potensi masing-masing. Transforming mind sebagai manager atau karyawan perusahaan sangat penting, bahkan siapun harus berani menawarkan bantuan ide kreatif dan maskan lainnya kepada atasan agar dapat memahami dan bisa melakukan langkah tepat di perusahaan. “Di era VUCA, semua karyawan juga harus punya keberanian meyampaikan ide-ide kreatifnya untuk kemajuan perusahaan,” ujar Dahlia Sutrisno dalam talk show yang diikuti peserta level manager dari berbagai perusahan ini.
Ditambahkan, era VUCA menuntut semua karyawan perusahaan wajib mewaspadai munculnya tantangan baru, termasuk perusahaan baru sebagai pesaing mereka. Selain itu, juga menuntut pemimpin dan semua pihak harus lebih kreatif dan terbuka menerima semua masukan untuk kemajuan perusahaan. (Red-AC)