Microsoft mengucurkan dana investasi ke perusahaan ride-hailing yang bermarkas di Singapura, Grab. Kedua perusahaan tersebut akan bekerja sama dalam proyek teknologi ke depannya, termasuk big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Kerja sama ini menjadi penanda kolaborasi yang dalam dengan Microsoft untuk mengatur proyek teknologi, termasuk big data dan AI, yang akan mengubah layanan setiap harinya dan menjadi solusi mobile di Asia Tenggara,” kata Ming Maa (Presiden Grab).
Bersama Microsoft, Grab mengatakan akan mengembangkan teknologi pengenal wajah secara mobile (facial recognition), image recognition, dan computer vision untuk meningkatkan pengalaman layanan, terutama dalam menjemput penumpang.
Dengan demikian, ketika calon penumpang ingin memesan Grab, cukup mengambil foto dari lokasi penjemputan mereka, kemudian akan ditransfer ke alamat sebenarnya untuk diberikan ke mitra pengemudi yang menerima pemesanan.
Perjanjian Grab dan Microsoft yang akan berlangsung selama lima tahun ini juga menyepakati adopsi Microsoft Azure sebagai platform komputasi awan untuk menggunakannya sebagai tool analitik data, dan layanan pendeteksi penipuan.
“Kami senang bekerja sama untuk mentransformasi pengalaman konsumen sekaligus meningkatkan layanan digital untuk jutaan pengguna yang mengandalkan Grab,” jelas Peggy Johnson (Wakil Presiden Eksekutif Microsoft) seperti dikutip CNET.
Grab maupun Microsoft enggan memberikan detail nilai kesepakatan. Grab menargetkan dan investasi 45 triliun atau sebesar 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 45,7 triliun) hingga akhir tahun ini.
Kabarnya, Grab telah mengumpulkan dana 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 30,4 triliun). Pekan lalu, Softbank Group Corp masuk sebagai jajaran penyokong dana Grab dengan nilai investasi sebesar 500 juta dollar AS (sekitar Rp 7,6 triliun).
Sumber orang dalam mengatakan jika Grab akan fokus memburu perusahaan strategis dan keuangan di sisa waktu pencarian dana tahun ini.
Selain SoftBank Group Corp, keseluruhan dana investasi Grab disokong oleh Toyota Motor Corp dan perusahaan keuangan, termasuk Vulcan Capital, firma modal yang didirikan co-founder Microsoft, Paul Allen.
Saat ini, Grab telah menguasai bisnis ride-hailing di total 235 kota di delapan negara dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Kabar investasi ini akan semakin membuat kompetisi bisnis ride-hailing di Asia tenggara antara Grab dan Go-Jek semakin ketat.