Saat ini printer inkjet ink tank menjadi kontribusi penjualan Epson di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 85 persen. PT Pertumbuhan Epson Indonesia pun terus meningkat 15 persen tahun lalu.
Marketing Division Epson Indonesia, Riswin Li mengatakan Epson Indonesia selalu memahami pasar dan menjawab kebutuhan pelanggan. Tahun 2010, banyak pelanggan yang memasang selang infus tinta pada printernya karena lebih mudah daripada harus menggati printhead. Karena itu, Epson menghadirkan printer inkjet yang sudah memiliki ink tank di sampingnya.
“Printer ink tank Epson menawarkan kemudahan operasi dan kemampuan cetak yang banyak. Printer inkjet ink tank yang hadir pada 2010 adalah printer dengan teknologi ink tank pertama di dunia,” katanya.
Baca: Pengapalan Komputer Turun, Jualan Printer Epson Naik 85 Persen Tahun Lalu
Riswin mengatakan printer inkjet dengan ink tank jadi kunci bisnis dan inovasi Epson di Indonesia. “Dari sekian jenis printer, printer inkjet dengan ink tank jadi yang terlaris. Di 2015 perlahan printer ink tank menggeser model cartridge,” ucapnya.
“Kami melihat, ternyata pasar Indonesia lebih memilih jenis printer ink tank. Makanya di 2010 kami luncurkan L Series yang merupakan printek inkjet dengan ink tank. Printer ini dibanderol memang sedikit lebih mahal, tapi jumlah cetak yang dihasilkan lebih banyak,” jelasnya.
Riswin pun mengatakan Epson Indonesia terus mengedukasi pelanggan untuk menggunakan tinta resmi Epson, mengingat saat ini banyak pelanggan yang menggunakan cartridge tinta tidak resmi dan jasa modifikasi ink tank bermunculan.
“Jelas, kita awalnya berharap menjual printer murah supaya banyak yang beli dengan sumber pendapatan dari penjualan cartridge tinta. Justru konsumen ternyata tidak balik lagi karena mereka lebih pilih pengisian cartridge tidak resmi, alasannya harga yang tidak resmi lebih murah,” tutur Riswin.
Padahal, penggunaan cartridge tidak resmi bisa merusak garansi dan mengakibatkan komponen di printer bermasalah. Demikin juga dengan modifikasi ink tank pada printer yang aslinya menggunakan cartridge, hal ini sebetulnya bersifat ilegal menurut Riswin.
Untuk memerangi hal tersebut merugikan Epson, pihaknya dijelaskan Riswin terus melakukan edukasi. Harga printer inkjet dengan ink tank memang lebih mahal tapi dengan initial cost di awal lebih mahal justru menjadi lebih murah saat operational cost.
“Di kami, harga tinta untuk ink tank 60 ml bisa Rp70.000 dan printer inkjet bisa cetak hingga 4.000 lembar, bisa dihitung biaya cetaknya tergolong murah sekali. Konsumen masih akan mendapatkan garansi resmi dan printer lebih awet,” beber Riswin.
Selain segmen konsumen dari pengguna rumahan, Riswin menyebut kalangan SOHO dan SME atau usaha kecil menengah menjadi pengguna terbanyak printer dengan ink tank.
Ditanya terkait metode penjualan yang lebih populer, Riswin menyebut penjualan offline masih lebih dipilih sementara penjuakan online masih kurang dari 10 persen.
“Di marketplace atau online juga ada official store Epson, tapi bukan kami yang mengelola, melainkan dealer dengan izin langsung dari pihak Epson. Konsumen saat membeli printer masih lebih senang memegang dan bertanya langsung ke penjual soal kelebihan dan perbedaannya,” jelasnya.