Meskipun banyak smartphone yang bertubi-tubi diluncurkan, namun bisnis feature phone Nokia (ponsel dengan kemampuan dasar telepon SMS saja) diklaim tidak terganggu.
Hal itu diutarakan oleh Miranda Warokka, Head of Marketing Indonesia for HMD Global (pemegang lisensi Nokia), dijumpai di sela peluncuran Nokia 3.1 Plus di Jakarta.
Untuk pasar Indonesia sendiri, segmen pasar feature phone diklaim Nokia masih ada dan kuat meskipun smartphone Rp 1 jutaan banyak dirilis untuk mengalihkan pengguna feature phone.
“Memang Indonesia itu segmennya masih ada dan masih kuat,” ujar Miranda Walaupun sudah banyak desain ponsel Nokia yang sudah tertanam sistem operasi Android, yang diluncurkan untuk akuisisi pengguna dari feature phone, namun pengguna feature phone masih banyak dan ada pasarnya tersendiri.
“Bagus sekali sih (penjualan feature phone), karena memang di Indonesia sendiri feature phone itu masih sangat jalan (digemari),” ujar Miranda.
Selain itu, meskipun feature phone Nokia bermain di kategori ponsel tier 3 dan tier 2 (kategori ponsel rendah), tapi menurut Miranda, pangsa pasar feature phone Nokia masih memimpin di kawasan Asia Pasifik.
Meski begitu, Miranda tidak membeberkan angka penjualan seri feature phone besutan Nokia ini, baik di Tanah Air maupun di Asia Pasifik. Namun, ia memastikan segmen pasar feature phone Nokia memang saat ini masih merajai pangsa pasar feature phone di Asia Pasifik.
“Saya belum bisa share angkanya, (tapi pasar feature phone Nokia) nomor satu di Asia Pasifik,” tutup Miranda.
Sebagai informasi, HMD Global sendiri telah meluncurkan sejumlah seri feature phone Nokia di Tanah Air, jika mengacu pada situs resmi Nokia Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Nokia 105, Nokia 106, Nokia 3310 4G, Nokia 216, dan Nokia 130.
Ponsel-ponsel tersebut, jika mengacu pada e-commerce di Indonesia, dibanderol di kisaran harga ratusan ribu rupiah, misalnya Rp 210.000 untuk Nokia 105 (2017) dan Rp 290.000 untuk Nokia 130 (2017).