Menristek, Gusti Muhammad Hatta, menyadari inovasi kita yang tumbuh dengan baik, namun belum berujung ke produk industri. Karenanya, orientasi penelitian harus segera berubah. Bukan hanya sekedar memenuhi keingintahuan dan mengejar capaian akademik.
“Risetnya harus berorientasi kepada kebutuhan pengguna sehingga hasil-hasil penelitian dapat berkontibusi bagi peningkatan proses bisnis di Industri, pemerintah, dan masyarakat,” kata menristek, usai membuka Seminar Insentif Riset SINas 2013, Kamis (7/11), di Jakarta.
Seminar bertema ‘Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian Teknologi’ ini, menurut menristek, untuk mendekatkan dan mendorong komunikasi antar peneliti, serta antara peneliti dengan pengguna hasil riset. Karenanya, seminar yang berakhir pada Jumat (8/11) ini dihadiri para peneliti dari lembaga-lembaga penelitian peserta insentif riset, pengguna hasil riset dari kalangan industri, dan wakil pemerintah.
Menurut menristek, pendanaan riset melalui program ini, bagian kecil dari pendanaan riset nasional. Minat lembaga dan para peneliti yang berpartisipasi dalam program ini cukup besar dari tahun ke tahun.
Dikatakan, jumlah proposal yang mendaftar pada program Insentif Riset menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 hingga 2011. Dari 1200 proposal pada 2007 naik menjadi 4.149 proposal pada 2011. Sempat turun pada 2012 yang ‘hanya 2.309 proposal, namun pada 2013 naik lagi menjadi 2150 proposal.
“Hasil dari outputnya berupa publikasi baik dalam jurnal nasional maupun internasional. Bila dilihat dari output Insinas berupa paten, ada 30 patem yang didaftarkan pada 2010 dan 28 paten pada 2012. Hal ini cukup menggembirakan, meskipun dibandingkan dengan jumlah riset yang dibiayai, persentasenya masih kecil yaitu 10-20%,” ungkap Hatta.
Ke depan, dukungan pendanaan riset perlu ditekankan lebih pada adanya pendanaan riset yang berbentuk konsorsium yang melibatkan unsur ABC (Academia, Bussiness dan Government). Menurutnya, konsorsium riset dapat mempersatukan beberapa penelitian yang bersifat small many menjadi big view.
“Selain itu, dapat mengarahkan kecenderungan riset dari supply push menjadi demand pull. Dalam konteks ini budaya sharing perlu dibangun kerena menjadi jiwa dari satu konsorsium SINas,” tandasnya. (*/)