Pasca menghadapi situasi sulit lantaran kehilangan dukungan Google Mobile Services imbas larangan perdagangan yang dilayangkan Amerika Serikat, kini Huawei kembali menghadapi tekanan lain.
Mengutip sumber anonim dari rantai pasokan di Taiwan, Huawei disebut menghadapi tekanan tambahan untuk penjualan smartphone-nya di 2020 lantaran meningkatnya tingkat persediaan handset di sejumlah chanel di Cina yang sedang diperparah oleh wabah virus corona.
“Penjualan smartphone Huawei di Cina diperkirakan akan mengalami penurunan tajam karena wabah tersebut telah meredam aktivitas bisnis dan melumpuhkan saluran penjualan di negara itu,” kata sumber tadi seperti dilansir DigiTimes.
Penjualan smartphone Huawei sendiri sejatinya sudah mengalami pelambatan sejak paruh kedua 2019 imbas dari hilangnya dukungan Google Mobile Service di perangkatnya akibat sanksi larangan perdagangan dari AS.
Mengacu dari data yang dikeluarkan Strategy Analitycs, pengapalan smartphone Huawei di seluruh dunia sebanyak 59 juta unit pada Q4 2019 lalu, atau mengalami penurunan jika dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Secara global pangsa pasar Huawei juga turun menjadi 15% dari 16% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebelum merebaknya virus Corona, penjualan smartphone Huawei di pasar domestik jauh lebih baik. Di Cina, perusahaan ini berhasil mengapalkan sekitar 75 juta unit pada paruh kedua 2019, atau mengalami pertumbuhan hamper 50% dari tahun sebelumnya yang saat itu pangsa pasarnya berkisar 40%.
Saat ini chanel penjualan smartphone di Cina sedang dingin (tak bergairah) karena adanya pembatasan transportasi yang meluas dan hal lainnya. Alhasil, sumber di rantai pasokan memperkirakan bahwa pengapalan smartphone Huawei di Cina akan terpangkas sekitar 5-8 juta unit pada Q1 2020 secara sekuansial. Selain itu, kelebihan persedian di chanel penjualan juga tidak akan tercerna sampai Q2 2020.
Tidak hanya Huawei, performa penjualan brand lain, termasuk Oppo, Xiaomi dan Vivo juga akan terdampak pada Q1 2020.
Begitupun dengan Apple, perusahaan ini mengapalkan 72 juta unit perangkat iPhne pada Q4 2019 yang didorong oleh penjualan kuat dari model iPhone 11. Adapun pada Q1 2020, perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS ini diperkirakan akan mempertahankan pengiriman 55-60 juta unit.
Bagaimana dengan Samsung?
“Samsung kemungkinan akan memberikan yang terbaik di Q1 2020, (mulai dari) meningkatkan basis produksinya di Vietnam , penjualan yang kuat dari jajaran seri-A dan pelepasan model flagship dan smartphone lipat terbaru,” ungkap analis dari rantai pemasok.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data terbaru per 4 Januari 2020, jumlah korban tewas akibat virus corona telah mencapai angka 426 orang. Sementara kasus virus corona yang terkonfirmasi secara total ada di kisaran 20.622 kasus di wilayah Cina dan 24 negara lainnya. (Fauzi)