Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berinisasi mendirikan reaktor daya eksperimental (RDE) atau reaktor daya non komersial (RDNK) di Serpong dengan biaya mencapai Rp1,6 tirliun. Melalui RDE ini, PLTN bisa menghasilkan listrik,meskipun kecil. Selain itu, dari sisi keselamatan, dan teknologinya juga bisa diperlihatkan. Baik Batan maupun Bapeten telah memilih teknologi yang paling maju generasi empat.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan RDE ini juga merupakan tahap awal pemanfaatan tenaga nuklir untuk listrik. Reaktor ini tidak hanya untuk listrik, tapi juga bisa merubah air laut menjadi air tawar, mencairkan batu bara, dan lain-lainnya. “Mudah-mudahan kita mampu meyakinkan kepada pemerintah yang baru, masuk ke RPJMN 2015-2019, sehingga proyek tersebut bisa dibiayai,” katanya pada saat acara konperensi pers kunjungan Deputy Director General (DDG),Nuclear Energy, IAEA(Badan Atom Internasional) Alexander Bychkov di Jakarta, kemarin.
Di tempat yang sama, Deputy Director General (DDG)-Nuclear Energy, IAEA, Alexander Bychkov mengatakan , pihaknya mendukung pembangunan RDE tersebut, dan akan menyediakan bantuan-bantuan dalam bentuk apa yang harus disediakan oleh IAEA. RDE yang dilakukan oleh IAEA sudah banyak sekali, diantaranya di Yordania, Belarus, dan negara berkembang lainnya. Kunjungan Alexander ini untuk bertemu dengan berbagai stakeholder terkai kesiapan infrastruktur pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
Lebih lanjut Alexander Bychkov mengatakan kesiapan infrastruktur diperlukan untuk mendukung implementasi PLTN yang meliputi cakupan luas, baik dari aspek infrastruktur lunak maupun infrastruktur keras. “Kami memberikan pelatihan melalui para ekspert yang kompeten. IAEA akan memberikan dukungan teknis maupun bantuan peralatan kepada Pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Seperti diketahui pada 2009, Indonesia secara komprehensif telah melakukan swa-evaluasi tentang kesiapan infrastruktur pembangunan PLTN fase 1. Evaluasi ini mengacu pada panduan IAEA tentang status pengembangan infrastruktur PLTN secara nasional yang terdiri dari 19 aspek. Setelah berhasil menyelesaikan fase 1 dan memungkinkan untuk dapat melangkah ke fase 2, yakni persiapan pelaksanaan kontruksi.