Kemenperin menyelenggarakan penilaian Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) secara online kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi dalam siaran pers, 16/7. Ini untuk meng-akselerasi transformasi industri 4.0 dan sejalan dengan Making Indonesia 4.0, di tengah pandemi Covid-19.
Pengisian penilaian INDI 4.0 pada sistem informasi industri nasional (SIINas) dilakukan secara virtual mulai Rabu 15 Juli 2020, yang diikuti oleh 150 perusahaan industri dari berbagai sektor, antara lain makanan dan minuman, elektronik, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, alat kesehatan, logam dan aneka.
“Memang prioritas industri 4.0 ini pada lima sektor yaitu makanan minuman, tekstil, kimia, otomotif, dan elektronika, serta farmasi dan alat kesehatan guna mendukung percepatan pemulihan pandemi COVID-19 ini. Kami juga memberi kesempatan kepada sektor lain bila ingin bertransformasi menuju industri 4.0,” lanjut Doddy.
Dalam assesment juga dijelaskan tentang keuntungan dan strategi transformasi industri 4.0 sebagai salah satu solusi untuk tetap produktif di masa pandemi Covid-19 guna memenuhi prosedur dan protokol kesehatan.
“Dalam kondisi seperti ini, semakin banyak perusahaan yang proaktif untuk transformasi industri 4.0, tentunya akan semakin besar peluang pelaku industri tetap eksis dan mampu untuk berdaya saing,” ungkapnya.
Doddy menambahkan selain peningkatan awareness dan assesment INDI 4.0, dilakukan pula pendampingan dan pelaksanaan project transformation industry 4.0 untuk perusahaan industri.
Pendampingan ini bertujuan memberikan arah dan langkah strategis yang dapat diambil perusahaan dalam memprioritaskan project implementasi industri 4.0 sesuai dengan key performance indicators (KPI) perusahaan.
“Perusahaan-perusahaan dengan skor INDI 4.0 di level tiga akan mendapat prioritas pendampingan dan didorong untuk mengakselerasi transformasi industri 4.0 agar benefit-nya dapat segera dirasakan di masa pandemi ini,” pungkasnya.