Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan reputasi yang baik dari Falcon 9 5500 dari SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, menjadi alasan Indonesia menggunakan roket tersebut untuk meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria). Demikian juga alasan untuk pembuatan satelit, Indonesia memilih menggunakan Thales Alenia Space asal Prancis.
“Keduanya memiliki reputasi yang baik. Kita pakai Space X yang pernah kita pakai di Nusantara 1. Kita ingin memberikan yang terbaik,” ujar Adi dalam konferensi pers “Penandatanganan Kerjasama Dimulainya Konstruksi Satelit Multifungsi Satria,” yang disiarkan secara langsung, 3/9.
Adi mengungkapkan seluruh pengadaan Satria, termasuk roket, dilaksanakan melalui tender internasional. Selain SpaceX, PSN juga mempertimbangkan pabrikan roket asal Cina dan Rusia.
Adi menjelaskan bahwa embargo negara-negara barat terhadap pemakaian roket Cina menggugurkan pilihan tersebut. Sementara roket milik Rusia, akhir-akhir ini banyak mengalami kegagalan. Sehingga pihaknya menjatuhkan pilihan jatuh pada SpaceX.
Sebelumnya, Thales Alenia Space harus bersaing dengan empat pabrikan satelit lainnya untuk memenangkan tender konstruksi satelit Satria, yakni Airbus, Boeing, Lockheed, dan Space Systems Loral (SSL).
“Yang beri jawaban kepada kita, sesuai dengan kondisi yang kita inginkan, waktu itu ada tiga. Kita terus nego sesuai jadwal, keuangan dan spesifikasi sehingga beri yang terbaik. Thales waktu itu beri banyak hal yang kita butuhkan dan masalah jadwal yang cukup agresif,” ujar Adi.
Lebih lanjut Adi mengatakan bahwa penandatanganan bersama Thales Alenia Space untuk dimulainya konstruksi Satelit Multifungsi Satria menjadi langkah awal optimisme Satelit Satria dapat meluncur pada 2023.
Setelah Satria meluncur, Adi optimistis satelit ini akan mampu melampaui satelit apa pun yang ada di Indonesia dalam hal kapasitas bandwidth yang ditawarkan.
Adi mengatakan proyek satelit ini akan melengkapi jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring sepanjang 12.000 km yang diselesaikan pada 2019.
Satelit Satria akan membantu daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang mulanya tidak terjangkau internet menjadi terjangkau berkat infrastruktur fiber optik dan satelit.
Perjanjian kontrak PSN dengan Thales Alenia Space telah dilakukan pada 1 Juli 2019 setelah melalui tender internasional. Sementara dengan SpaceX dilakukan 16 Agustus 2019.