Waskita Karya mengumumkan kemitraan strategis dengan Esri Indonesia, penyedia solusi geospasial, untuk mengadopsi inovasi di bidang Teknik Digital bernama GeoBIM (Kembar Digital). GeoBIM memungkinkan Waskita untuk menciptakan infrastruktur dan fasilitas yang lebih tangguh.
Kemitraan ini sebagai bagian dari strategi transformasi digital Waskita yang bertujuan memanfaatkan teknologi pintar dan Big Data untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas, keselamatan tenaga kerja, dan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
Inti dari kemitraan ini adalah solusi Sistem Informasi Geografis (GIS) yang mengintegrasikan, mengelola, dan menganalisis berbagai data termasuk data BIM (Building Information Modeling). Tujuannya untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada desainer dan arsitek dalam hal lokasi, orientasi, dan lokasi struktur yang akan digunakan bahkan sampai bahan bangunan.
Baca: Esri Indonesia Gelar GeoInnovation Challenge
Dalam siaran pers, 02/02/2021, Chief Executive Officer Esri Indonesia Achmad Istamar menjelaskan, “GIS diperlukan untuk perencanaan dan pengoperasian kota, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya dalam konteks lingkungan sekitarnya. Sementara informasi BIM sangat penting untuk mendesain dan pembangunan konstruksi struktur tersebut.”
“Integrasi BIM dan GIS (juga dianggap sebagai GeoBIM) akan menghasilkan Kembar Digital 3D yang akan membantu Waskita membuat desain yang memaksimalkan nilai jangka panjang dari infrastruktur jangka panjang di seluruh negeri,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, GeoBIM akan memungkinkan para perencana, insinyur, dan arsitek untuk memvisualisasikan dan bereksperimen dampak desain mereka terhadap lingkungan dan lanskap yang ada pada peta 3D untuk memastikan infrastruktur dan fasilitas dalam proyek mendatang mendukung kebutuhan masyarakat sekitar.
Baca: Microsoft Indonesia dan Esri Indonesia Menyediakan Teknologi GeoAI
“GeoBIM dapat memecah silo dan mengkonsolidasikan data dari berbagai departemen Waskita ke dalam satu platform pemetaan dinamis,” ungkap Achmad.
“Ini adalah standar praktik terbaik saat ini untuk pengelolaan data karena setiap proyek dan pemangku kepentingan mendapat manfaat dari memiliki satu titik kebenaran untuk semua data proyek,” klaimnya.
“Dengan demikian, semua pemangku kepentingan dapat melihat desain keseluruhan proyek dan memahami hubungan antara lingkungan dan struktur yang direncanakan sehingga kemungkinan yang diperlukan dikembangkan untuk menghindari ketidakefisienan dan pemborosan selama proyek berjalan,” tutup Achmad.