ItWorks- Solusi Huawei Smart PV bisa membantu dalam menekan biaya pembangkitan daya hingga 7 persen. Bila digunakan di lokasi-lokasi perusahaan maupun rumah tangga, solusi-solusi tersebut juga mampu meningkatkan besaran energi yang dihasilkan hingga 2 persen, sehingga bisa memangkas biaya pemakaian energi.
Huawei, sebagai perusahaan TIK telah menyediakan berbagai solusi teknologi yang memungkinkan terbangunnya dunia yang lebih hijau. Di antaranya solusi penghematan daya berbasis TIK dan pengurangan emisi karbon yang mendukung upaya penghematan energi dan pemangkasan emisi karbon dari industri selama ini.
Sebagai bentuk tanggung jawab korporasi, Huawei berkomitmen meminimalkan dampak lingkungan dalam produksi, operasi, dalam sepanjang siklus produk dan layanannya. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi emisi karbon, mempromosikan energi terbarukan dan berkontribusi terhadap sistem ekonomi yang lebih regeneratif.
Hal itu disampaikan Catherine Chen, Huawei Corporate Senior Vice President and Director of the Board pada acara “Responsible Business 2021”, gelaran virtual yang diselenggarakan oleh Reuters Evens, beberapa waktu lalu sebagai platform untuk memaparkan gagasan-gagasan bisnis penting yang memungkinkan untuk dijalankan dan ditindaklanjuti. Para pembicara dari beberapa pemerintahan, organisasi-organisasi internasional dan dunia bisnis, juga menyampaikan pandangan dan gagasannya tentang perjanjian internasional, komitmen dan langkah-langkah menuju transisi keberlanjutan global.
Dalam pidatonya, Catherine menekankan pentingnya upaya memangkas emisi karbon dan membudayakan penggunaan energi terbarukan secara luas. “Upaya-upaya dalam mendorong terwujudnya keseimbangan karbon, perekonomian yang terus berputar, penghematan energi, hingga pengelolaan limbah merupakan jantung dalam proses transisi global agar terus berkesinambungan,” ungkap Catherine Chen, dilansir dalam siaran pers, baru-baru ini.
Dia juga menyoroti mengenai penggunaan solusi Huawei Smart PV yang kini telah digunakan secara luas di 60 negara. “Jika digelar secara menyeluruh di pembangkit energi skala besar di darat, solusi-solusi Huawei Smart PV bisa membantu dalam menekan biaya pembangkitan daya hingga 7 persen. Bila digunakan di lokasi-lokasi perusahaan maupun rumah tangga, solusi-solusi tersebut mampu meningkatkan besaran energi yang dihasilkan hingga 2 persen serta memangkas biaya pemakaian energi,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, katanya Huawei juga telah mengagendakan untuk mewujudkan komitmen ini guna mendukung pembangunan nasional yang berorientasi pada pelestarian lingkungan.
Ken Qi, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia mengatakan, mengembangkan solusi TIK berkonsep hijau yang mampu menjawab isu lingkungan kritikal telah menjadi komitmen di setiap inovasi yang diciptakan dan kontribusikan.
“Di Indonesia, melalui pilar I Do Create dan I Do Contribute yang menjadi bagian penting dari kampanye Huawei I Do yang telah menjadi komitmen kami, Huawei siap mengembangkan dan mengontribusikan beragam solusi untuk berbagai industri di negara ini untuk turut mengurangi emisi karbon dan mengoptimalkan pendayagunaan energi terbarukan di setiap produktivitas mereka,” ujarnya.
Pada tahun 2020, Huawei bekerja sama dengan 93 dari 100 pemasok utamanya untuk menetapkan target pengurangan emisi karbon. Pembangkit listrik PV di kampus Huawei menghasilkan 12,6 juta kWh listrik. Dari 1,55 miliar kWh energi bersih digunakan mampu mengurangi emisi karbon lebih dari 620.000 ton. Huawei juga memperluas program daur ulang perangkat hingga mencakup 48 negara dan wilayah dan mendaur ulang lebih dari 4.500 ton limbah elektronik. Huawei termasuk di antara 5% perusahaan yang berada di daftar teratas Carbon Disclosure Project (CDP), tepatnya dari 9.000 perusahaan yang dinilai oleh CDP atas pengungkapan perubahan iklim mereka pada tahun 2020. (AC)