ItWorks.id- Lompatan baru transformasi digital di kalangan masyarakat yang dipicu pandemi covid-19, turut memberikan tantangan baru bagi dunia periklanan di Tanah Air. Menyikapi hal ini, Dentsu International Indonesia, menghadirkan terobosan baru dengan meluncurkan Merkle sebagai solusi manajemen periklanan berbasis data untuk mendukung strategi pemasaran yang berorientasi people-based dan customer experience (CX) melalui platform digital.
Sisi lain dari Pandemi Covid-19, telah menjadi momentum baru bagi akselerasi transformasi digital di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sejak mewabahnya virus corona, perilaku digital menjadi tren baru yang kian berkembang di tengah masyarakat. Selama 1,5 tahun sejak pandemi, perilaku di masyarakat, mulai dari cara bekerja, belajar, bertransaksi, dan bersosialisasi, yang semula dilakukan kontak fisik secara langsung atau offline, telah banyak bergeser ke sistem daring (online).
Terlebih sejak adanya kebijakan membatasi mobilitas masyarakat, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau social distancing hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih berlangsung hingga saat ini sebagai upaya menghindari penularan virus. Hal ini telah membuat sebagian besar aktivitas masyarakat beralih ke sistem daring (online). Seperti berbelanja melalui situs e-commerce (online shopping), transaksi perbankan dengan m-banking, bekerja (teleworking), layanan konsultasi kesehatan (telemedicine), pembayaran secara online dengan uang digital, layanan pemerintah, dan berbagai aktivitas lainnya yang kian bergantung dengan internet.
Megatren digitaliasi ini tak ayal membuat internet user (pengguna internet) juga meningkat pesat dalam kurun waktu singkat. Berdasarkan Google Analytics, di awal 2021 terjadi peningkatan pengguna internet hingga tiga kali lipat dibandingkan enam bulan sebelumnya. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga melansir bahwa Indonesia kini masuk peringkat keempat pemakai internet terbesar di dunia dengan pengguna internet mencapai 196,7 juta orang yang di antaranya banyak dilakukan melalui perangkat mobile seperti smart phone. Penggunaan aplikasi online juga melesat mencapai 442%, terutama untuk keperluan belajar, bekerja, belanja, hingga konsultasi kesehatan.
Tren digitalisasi ini tak pelak juga menuntut para pelaku usaha bisa lebih agile (lincah), dalam menyikapi adanya ledakan baru peningkatan perilaku digital masyarakat yang terjadi di tengah pandemi ini. Tak terkecuali bagi para pelaku usaha periklanan untuk bisa memberikan solusi yang tepat bagi para klien. Apalagi di era disrupsi yang kian melaju kencang yang menuntut perusahaan sigap dalam berinovasi dengan memfokuskan pada pengalaman pelanggan.
“Tren digitalisasi menjadi keniscayaan yang menuntut perusahaan periklanan bisa cepat merespons terubahan ini. Apalagi jika berbicara mengenai disrupsi, terutama dari sisi digital, sangat penting bagi perusahaan untuk bisa menyikapi tantangan yang sedang terjadi saat ini. Jadi tidak bisa dipungkiri dengan adanya fenomena ini, business model pun sudah berubah, yang tadinya konvensional, sekarang semuanya sudah mengarah ke digital. Karena itu sebagai agensi iklan ternama di Indonesia, Dentsu International Indonesia, juga tak tinggal diam. Mencermati tren yang sedang berkembang, terkait perilaku konsumen, tren media sosial, dan sejenisnya yang kian kenatal dengan digital, ini menjadi momen yang tepat untuk menghadirkan inovasi dengan memfokuskan pada Customer Experience (CX). Karena itu, Dentsu Indonesia memperkenalkan Merkle sebagai solusi baru periklanan di era digital yang akan memberikan lanskap baru bagi dunia pemasaran di Indonesia,” ungkap Maya Watono, Country CEO dentsu Indonesia, pada acara Virtual Press Conference perlucurkan Merkle Indonesia, bertajuk “Dream, Do, Deliver”, di Jakarta, belum lama ini.
Terobosan inovasi merkle lanjutnya, dirancang untuk membantu brand menciptakan solusi pemasaran terpadu dan personal untuk mengurangi kebisingan di pasar media dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah dengan cepat di era digital ini.
Solusi ini akan membantu banyak perusahaan di Indonesia di berbagai industri untuk bisa lebih memfokuskan CX untuk meningkatkan brand position di pasar, sekaligus untuk membuktikan diri bahwa mereka mampu menghadapi tuntutan customer experience di era digital ini.
Merkle merupakan perusahaan Customer Experience Management (CXM) berbasis data terkemuka yang mendorong strategi pemasaran people-based dan membantu merek dalam menciptakan keunggulan kompetitif lewat hyper-personalized experience di seluruh platform dan perangkat.
Dengan menambahkan Merkle ke dalam jaringan, dentsu Indonesia telah mengambil satu langkah maju menuju masa depan manajemen pengalaman pelanggan. Hal ini karena manajemen data untuk bisnis sekarang menjadi sangat penting karena konsumen menuntut pengalaman yang terhubung.
Solusi aplikasi ini bisa meingkatkan branding (merek) dalam menciptakan keunggulan kompetitif lewat hyper-personalized experience di seluruh platform dan perangkat. Solusi Merkle akan bergerak bersama tim ahli, seperti data scientist, engineer, developer dan konsultan. Merkle dengan solusi inovatifnya akan berupaya menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengalaman pelanggan bersifat people-based yang sangat personal, berdasarkan data, didukung oleh teknologi dan disampaikan melalui kreatifitas.
“Dengan menambahkan Merkle ke dalam jaringan kami, dentsu Indonesia telah mengambil satu langkah maju menuju masa depan manajemen pengalaman pelanggan. Manajemen data untuk bisnis sekarang menjadi sangat penting, karena konsumen menuntut pengalaman yang makin terhubung erat. Merkle berupaya memberikan sentuhan baru dalam customer journey di Indonesia, serta memperkuat customer experience melalui konsultasi CX, transformasi digital, dan transformasi data,” ujarnya.
Dengan kehadiran Merkle, dentsu Indonesia meluncurkan layanan servis CXM ke penawaran bisnisnya bersama dengan Creative dan Media, untuk menciptakan solusi terintegrasi kelas dunia ke dalam tiga lini layanan dengan berbagai merek agensi. Dentsu Indonesia dengan dukungan global, telah menggabungkan kemampuan kreatif dan strategis untuk membantu brand di banyak industri agar dapat menyatu dengan masyarakat dengan mengidentifikasi nilai dan motivasi utama melalui penggunaan data analytic. Mulai dari penggalian data konsumen, layanan perencanaan komunikasi dan media, pembuatan konten, teknologi, data dan wawasan perilaku konsumen.
Upaya memperkuat lini digital ini juga menjadi bagian dari strategi Dentsu Indonesia memperkuat reputasinya di pasar iklan Indonesia sekaligus agar target pertumbuhannya dapat terpenuhi. Sejumlah langkah strategis juga ditempuh Dentsu untuk mewujukan hal tersebut. Seperti peningkatan SDM, termasuk tim kreatif yang menjadi salah satu ujung tombak bagi usaha periklanan ini.
Ada beberapa alasan perlunya strategi pemasaran berbasis people. Menurut laporan konsumen Indonesia oleh Dentsu Insights, konsumsi online meningkat 70% dalam waktu 60 hari setelah pandemi melanda Indonesia. Sebanyak 85% konsumen juga melaporkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari yang datang dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (kini PPKM). Selain itu, lonjakan eksponensial ekonomi digital di Indonesia mendorong urgensi untukmelindungi privasi data secara legal. Sementara pemerintah sedang menyelesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP).
Hal ini juga selaras dengan hasil riset VMware Digital Frontiers 3.0 Study yang dilansir awal September 2021 dengan mengambil latar belakang kejadian pandemi global saat ini. Hasil riset yang spesifik mengangkat tentang tren belanja online ini, di antaranya mengungkapkan, bahwa kepercayaan konsumen kepada sektor ritel terkait dengan data personal konsumen telah berperan dalam membentuk sebuah loyalitas bagi ritel yang mampu menghadirkan pengalaman berbelanja yang tepersonalisasikan berdasarkan data . Seperti inovasi teknologi kecerdasan artifisial (AI) maupun realitas virtual (VR) yang mampu menghadirkan pelangalaman pelanggan yang lebih baik.
Disebutkan, lebih dari separuh (52 %) responden memilih berbelanja ke peritel yang sudah memahami preferensi pribadi masing-masing konsumen untuk item yang mereka hendak beli. Contohnya ukuran baju, pilihan warna, atau bahkan hingga anggaran yang sesuai dengan kondisi mereka. Sebanyak 59% responden juga menyampaikan antusiasme mereka bisa menjalin interaksi dengan bisnis-bisnis ritel secara digital. Terdapat 56% responden yang siap beralih ke kompetitor apabila peritel tidak mampu menghadirkan digital experience yang sesuai dengan harapan konsumen.
Potensi Pasar Indonesia
Sementara itu, President Merkle Asia Pasifik, Zhengda “Z” Shen, dalam rilis persnya menyatakan , dengan solusi digital inovatif yang dimiliki, pasar Indonesia berhasil menarik perhatian mata dunia. Kawasan Asia Tenggara sendiri selama ini merupakan salah satu kontributor besar bagi pasar iklan, termasuk dari Indonesia, bahkan menduduki posisi runner up. Pasalnya, kawasan ini merupakan emerging market yang terus bertumbuh meski ekonomi dunia mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19.
“Kami sangat bersemangat untuk hadir ke tengah pasar dan membawa kemampuan, pengalaman, dan penelitian kelas dunia kami ke negara ini. Kami sangat menantikan masa depan ekonomi digital di Indonesia dan peran kami dalam mendukung pertumbuhan itu,” ujarnya.
Sejak bulan April 2020, Merkle telah menjadi bagian dari dentsu. Merkle merupakan perusahaan Customer Experience Management (CXM) berbasis data terkemuka yang memiliki spesialisasi dalam memberikan customer experience secara personal secara unik di seluruh platform dan perangkat. Selama lebih dari 30 tahun, 1.000 perusahaan Fortune dan organisasi nirlaba telah mempercayakan dan bekerjasama dengan Merkle untuk memaksimalkan nilai portofolio pelanggan mereka. Kemampuan agensi dalam data, teknologi, dan analitik menjadi pondasi yang tak tertandingi dalam memahami consumer insights yang mampu mendorong strategi pemasaran hyper-personal. Dengan kemampuan ini, merkle mampu menggabungkan kekuatan dalam performance media, customer experience, customer relationship management, loyalitas, dan teknologi pemasaran perusahaan yang mampu mendorong peningkatan hasil pemasaran dan keunggulan kompetitif.
Lanskap Pemasaran Indonesia
Inovasi Dentsu Indonesia juga sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing di era digital yang kian kompetitif dalam bidang marketing dan pemasaran yang kian banyak mengandalkan media digital. Tujuanny tak lain untuk memberikan customer exsperience yang lebih banyak daripada menggunakan metode konvensional. Dentsu Indonesia memperkenalkan Merkle bersamaan dengan tiga faktor utama yang mengubah lanskap pemasaran Indonesia:
Pertama, adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia di tengah pandemi Covid -19. Pandemi COVID-19 telah menjadi katalisator transformasi digital secara global, dan ini juga berlaku di Indonesia. Menurut laporan konsumen Indonesia oleh dentsu Insights, konsumsi online meningkat 70% dalam waktu 60 hari setelah pandemi melanda Indonesia. 85% konsumen juga melaporkan perubahan dalam kehidupan sehari-hari yang datang dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (kini dikenal dengan nama PPKM).
Kedua, Pemasaran yang Bertanggung Jawab untuk Privasi Data Konsumen.
Adanya lonjakan eksponensial ekonomi digital di Indonesia mendorong urgensi untuk melindungi privasi data secara legal. Sementara pemerintah sedang menyelesaikan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP), merek perlu merintis dan sadar mengatur upaya pemasaran mereka dengan pola pikir yang mengutamakan konsumen. Kekhawatiran ini juga selaras dengan cara pemasar menangani efek penghentian cookie pihak ketiga.
Ketiga, Pentingnya Keanekaragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI). Hal ini terus menjadi area fokus utama bagi sebagian besar merek multinasional untuk merangkul perjalanan pelanggan yang tidak bias dan anti-rasis. Hal ini karena Dentsu Indonesia memiliki tim lokal yang sangat terbiasa dengan kebutuhan tersebut.
Dengan menambahkan Merkle ke dalam jaringan perusahaan alam solusi periklanan interaaktif ini, dentsu Indonesia telah mengambil satu langkah maju menuju masa depan manajemen pengalaman pelanggan berdasarkan data dan kebutuhan yang mereka inginkan. Apalagi manajemen dan data analaytic untuk bisnis, saat sekarang menjadi sangat penting karena konsumen menuntut pengalaman lebih terhubung. (Ahmad Churi)