Vivo resmi meluncurkan Vivo Imaging Chip V1 pada saat acara pers yang diadakan pada pekan lalu di Shenzen, Cina (6/9). Sebagai professional imaging chip pertama yang dikembangkan secara independen, Vivo Imaging Chip V1 menghadirkan teknologi yang terintegrasi dengan spesifikasi inti untuk menghasilkan gambar maupun video dengan kualitas visual yang unggul.
“Debut Vivo Imaging Chip V1 menjadi tonggak pencapaian penting R&D independen Vivo dalam pengembangan professional imaging chip. Ini merupakan salah satu langkah strategis serta komitmen Vivo sebagai brand teknologi global untuk terus menghadirkan inovasi teknologi fotografi profesional dengan kualitas terdepan, serta memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen untuk berekspresi melalui karya visual,” ungkap Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia
Terobosan professional imaging chip pertama yang dikembangkan secara Independen oleh Vivo
Dengan teknologi yang telah dikembangkan selama lebih dari 24 bulan melalui kerja sama dengan produsen ponsel SoC, serta melibatkan lebih dari 300 ahli di bidang riset dan pengembangan, Vivo Imaging Chip V1 menawarkan berbagai keunggulan, dengan teknologinya yang dirancang khusus agar dapat bekerja sama dengan chip utama ponsel, untuk menghasilkan kualitas visual yang profesional dengan daya komputasi tinggi yang mampu memproses data dengan kecepatan tinggi namun dengan latensi dan daya konsumsi yang rendah.
Di bawah pengelolaan sistem yang profesional, V1 tidak hanya mampu memproses data dengan kecepatan tinggi seperti halnya CPU, namun V1 juga mampu menyelesaikan pemrosesan data paralel seperti GPU dan DSP. Untuk memaksimalkan kapasitas pemrosesannya, Vivo Imaging Chip V1 mampu mengoptimalkan penyimpanan data sampai dengan 32MB. Jumlah ini melampaui jumlah yang umumnya dimiliki komputer saat ini. Selain itu, melalui algoritma khusus yang diimplementasikan dalam teknologi V1, ketika memproses data dengan kecepatan tinggi, Vivo Imaging Chip V1 mampu mengurangi konsumsi daya hingga 50%.
Pengalaman Lebih Baik dalam Kreasi Visual dengan Vivo Image System
Dalam beberapa tahun terakhir, Vivo membagi fokus pengembangan teknologi dalam dua fase, yaitu fase jangka pendek (short term track) dan fase jangka panjang (long term track). Short term track berfokus pada pengembangan teknologi atau fitur yang memenuhi kebutuhan konsumen secara spesifik serta membangun tren, antara lain fitur Pop-Up Camera, serta pemindaian sidik jari pada layar, Screen Touch ID.
Di sisi lain, long term track mengeksplorasi kapabilitas Vivo dalam pengembangan hardware, algoritma, serta keterbatasan teknologi lainnya yang membutuhkan investasi R&D yang lebih besar dan kompleks. Salah satu fokus long term track Vivo saat ini adalah pengembangan teknologi penciptaan gambar, yang terbagi dalam empat lingkup strategis, yaitu sistem penciptaan gambar (imaging system), sistem operasi, konstruksi desain, serta kinerja perangkat
Berangkat dari kebutuhan konsumen, Vivo akan menerapkan strategi tiga cabang yang berfokus pada perencanaan produk, perencanaan teknis, dan pra-riset teknis untuk mencapai keseimbangan antara produk dan teknologi. Dalam hal ini, Vivo Central Research Institute akan bertanggung jawab untuk merencanakan teknologi yang selaras dengan permintaan konsumen, tren industri, dan kebutuhan pengguna.
Selama perjalanannya, Vivo terus mengeksplorasi terobosan teknologi dalam imaging system yang merupakan bagian dari jalur strategis jangka panjang Vivo. Sebelumnya, fitur inovatif Gimbal Stabilization Camera, kemitraan jangka panjang Vivo dan ZEISS dalam Vivo ZEISS Co-engineered Imaging System, serta R&D gabungan Vivo ZEISS imaging Lab, menjadi perwujudan komitmen Vivo dalam eksplorasi teknologi fotografi profesional.
Oleh karena itu, debut Vivo Imaging Chip V1 sebagai professional imaging chip ini menjadi sebuah langkah strategis bagi Vivo untuk berinvestasi dalam menciptakan rangkaian teknologi fotografi profesional. Dengan kehadiran Vivo Imaging Chip V1, ini akan membuka peluang bagi konsumen untuk bisa memotret kapanpun dan dimanapun tanpa perlu khawatir akan adanya batasan. Sehingga setiap orang mampu menciptakan karya visual yang lebih baik dengan hasil gambar yang memiliki ketajaman sempurna.