ItWorks- Dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan berbasis masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok –Jawa Barat, terus berupaya meningkatkan revitalisasi Posyandu, edukasi kader, mendorong adanya penambahan jaringan Posyandu di tengah masyarakat. Bahkan untuk mendukung kecepatan, akurasi data dan informasi terkait profil kesehatan masyarakat, juga dikembangkan aplikasi digital berbasis android untuk mendukung kader dalam menjalankan tugasnya di lapangan.
Pos Pelayanan Terpadu atau dikenal Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan bersumberdaya masyarakat yang saat ini telah menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa atau Kelurahan. Posyandu diprakarsai dan dikelola oleh masyarakat bersama pemerintah desa atau kelurahan. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan. Kegiatan di Posyandu antara lain Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Pelayanan Gizi, Imunisasi, dan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, menurunkan angka kematian bayi dan balita, Stunting, serta Pencegahan Penyakit Menular.
“Keberadaan Posyandu sangat penting untuk lebih mendekatkan layanan pemerintah, terutama terkait kesehatan ibu dan anak balita, dan juga upaya pencegahan gizi tidak seimbang di tengah masyarakat atau dikenal dengan stunting. Mungkin tak banyak yang mengira, tapi siapa sangka bahwa di wilayah kota Depok ini ternyata masih banyak ditemui kasus stunting. Bahkan yang mengagetkan hal ini tak hanya terjadi pada warga kurang mampu, namun di beberapa perumahan elit juga ditemukan kasus stunting. Ini bisa jadi karena parenting-nya tidak jalan. Orang tua sibuk sendiri, sehingga anak banyak beli makanan sendiri secara online dan sejenisnya. Karena tidak diperhatikan makanannya, sehingga gizinya tidak seimbang,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok, Elly Farida yang juga istri Walikota Depok-saat peresmian PKK dan Posyandu Edelweis di Mahogany Residence, RW 013 Kel. Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Minggu (19/12/2021).
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan yang berada di bawah standar yang ditetapkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan bidang kesehatan. Karena itu, ia berharap kader Posyandu bisa menjadi garda depan untuk memerangi kasus stunting ini. Guna mendukung agar pemerintah juga bisa respons cepat jika ditemui kasus stunting di tengah masyarakat, pihaknya sangat mendukung inisiasi penggunaan aplikasi digital atau Aplikasi Posyandu Berbasis Mobile Android untuk mendeteksi dini masalah kesehatan warga, terutama ibu dan balita.
“Kota Depok sudah menerapkan konsep smart city (kota cerdas) yang dikendalikan Dinas Kominfo Kota Depok, di mana untuk layanan kesehatan juga ada aplikasi khusus. Nah untuk data kader Posyandu, terutama dari aktivitas pendataan dan pelaporan kondisi kesehatan warga di lapanmgan, sudah bisa dilakukan melalui aplikasi Posyandu berbasis andriod yang sudah diterapkan di beberra Posyandu. Data ini juga akan diintegrasikan secara digital, sesuai identitas, nama, alamat, sekaligus untuk mendukung terwujudkanya satu data sebagai acuan Pemerintah Depok dalam mengambil berbagai kebijakan agar tepat sasaran,” ungkapnya.
Untuk menekan angka stunting, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Depok pada 22 November 2021 lalu juga me-launching Program Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Kota Ramah Anak (D’Sunting Menara). Program ini merupakan upaya untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas di masa depan.Program D’Sunting Menara juga salah satu bagian dari upaya Pemerintah Kota Depok mendukung Zero New Stunting sesuai Rancanangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun 2023.
Dalam upaya mendukung kegiatan ini, lanjut Elly, TP PKK memiliki 10 program pokok dalam beberapa bidang, yaitu penghayatan dan pengamalan pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan tata laksana rumah tangga, pendidikan keterampilan, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, serta perencanaan kesehatan.
Dalam hal ini perlu dukungan semua pihak. Termasuk mengoptimalkan seluruh kader PKK dari tingkat kota sampai RT untuk berperan aktif bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Depok. Begitu pula dalam progam dan kegiatan Posyandu, perlu peran pentahelix, seperti kalangan akademisi dan dunia usaha untuk sama -sama mewujudkan cita-cita dan harapan demi anak-anak yang semakin cerdas ke depannya.
“Masyarakat harus mengubah mindset bahwa stunting dapat terjadi pada semua kalangan. Penanganannya ada pada masalah gizi, edukasi dan literasi masalah kesehatan, di mana Posyandu punya peran besar di sana. Karena itu saya sangat mengapresiasi berdirinya Posyandu Edelweis di perumahan yang terbilang elit ini,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mendukung terwujudnya generasi yang kuat, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok juga sudah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 tahun 2017 tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga. Selain itu, juga terdapat Perda Kota Depok Nomor 15 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Kota Layak Anak. Kota Layak Anak adalah Kota yang memiliki sistem pembangunan dan pelayanan publik dari Pemerintah Kota dengan dukungan dari orang tua, keluarga, masyarakat, swasta dan forum Anak guna pemenuhan hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan melalui kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran untuk kesejahteraan anak.
Mahogany Residence adalah kawasan perumahan eksklusif yang terletak di Jl. Raya Alternatif Cibubur, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dengan diresmikannya Posyandu Edelweis, saat in di Kelurahan Harjamukti sudah ada 17 Posyandu. Menurut Ketua RW 013 Mahogany Residence, Kel Harjamukti, Mashuri Ibrahim, luas perumahan Mahogany sekitar 12 hektar yang terdiri 310 Kepala Keluarga. Di wilayah ini terdapat tujuh (7) ketua RT dengan jumlah penduduk sebanyak 780 warga.
“Walaupun di sekitar perumahan ini sudah banyak tersedia faslitas kesehatan dan rumah sakit besar, namun atas inisiatif warga, kita bentuk Posyandu ini untuk menjembatani tugas dan fungsi pemerintah, terutama terkait layanan dasar masyarakat, terutama terkait bidang kesehatan selain Puskesmas,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Dhyani selaku Ketua Tim PKK RW 013 Mahogany Residence- Harjamukti, Cimanggis, Depok. Menurutnya, kehadiran Posyandu ini juga salah satu upaya untuk membangkitkan semangat dan kepedulian warga untuk bersama meningkatkan kemampuan hidup sehat sebagai bagian penting bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) masa depan yang produktif, sehat dan berkualitas.
“Menurut saya ada banyak hal yang bisa dilakukan melalui Posyandu. Bisa jadi ajang conseling, tak hanya masalah kesehatan, namun juga terkait mental, termasuk masalah narkoba, pronografi dan lainnya untuk remaja yang kebetulan di sisi anak-anaknya kebanyakan dari usia remaja dibanding balitanya. Kemudian bisa juga layanan kesehatan para lansia. Kebetulan kader Posyandu Edelweis, dari 11 orang dua di antaranya itu dokter. Jadi ini bisa jadi ladang amal untuk sesama lah. Makanya nantinya kita juga terbuka untuk warga dari RW lain yang ingin mendapatkjan layanan di sini. Kita ingin bermanfaat bagi orang lain. Kan sebaik Baik Manusia Adalah Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain,” tandasnya .
Turut hadir dalam peresmian Posyandu Edelweis, di antaranya Lurah Harjamukti , Sukmara, Para Ketua RW, Kader TP PKK Ketua Posyandu, Posbindu dari RW 01-RW 16 se-Harjamukti, semua Ketua RT di RW 13, LPM Harjamukti, Sekcam Cimanggis, Pokja 4 Kecamatan Cimanggis, UPT Puskesmas Harjamukti, perwakilan Rumah Sakit Melia, TSM Cibubur, Store Transmart Cibubur , serta beberapa undangan lainnya. (AC)