Jakarta, Itech- Smartfren terus mengembangkan jaringan 4G LTE nya dengan menggandeng ZTE dan Nokia sebagai infrastructure partner. Pengembangan jaringan 4G LTE ini merupakan komitmen Smartfren untuk terus mempercepat penetrasi penggunaaan layanan 4G LTE di kalangan masyarakat.Sampai akhir tahun 2015, layanan Smartfren 4G LTE sudah dapat dinikmati di 85 kota. Sebelumnya, pada saat peluncuran komersial Smartfren 4G LTE Agustus 2015 lalu, jaringan 4G LTE Smartfren hanya di 22 kota di seluruh Indonesia. Terdapat penambahan cakupan wilayah jangkauan sebanyak 63 kota hingga akhir Desember 2015.
Nokia saat ini menggarap pembangunan BTS 4G LTE di Indonesia bagian Barat yang meliputi Jabodetabek, Jawa Barat dan Sumatera. Sementara ZTE mengembangkan infrastruktur 4G Smartfren di wilayah Timur Indonesia, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali Lombok, Kalimantan dan Sulawesi.
Teknologi 4G LTE yang digunakan Smartfren menggabungkan teknologi FDD (Frequency Division Duplex) yang berjalan di frekuensi 850 MHz dan berjalan di teknologi TDD (Time Division Duplex) di frekuensi 2300 MHz. Penggunaan dua teknologi ini memberikan keunggulan layanan 4G LTE Smartfren. Teknologi FDD memberikan jangkauan Smartfren 4G LTE menjadi lebih luas, sementara TDD menghasilkan kapasitas download/akses internet menjadi sangat cepat. Penggabungan dua teknologi 4G LTE ini menjadikan Smartfren sebagai operator 4G LTE pertama di dunia yang menggabungkan FDD dan TDD secara bersamaan. Sementara operator 4G lainnya di Indonesia hanya mengaplikasikan satu platform teknologi 4G LTE saja
Saat ini Nokia telah menerapkan perangkat LTE Advanced Small Cell di Smartfren. Penggunaan perangkat ini merupakan yang pertama bagi operator 4G LTE di Indonesia. Dengan adanya Small Cell ini akan memberikan keunggulan bagi layanan 4G LTE Advanced Smarfren. Keunggulan yang dimiliki Small Cell ini, antara lain telah memiliki fitur Evolved Node B (eNB) yang berfungsi sebagai transceiver dan juga sebagai interface dengan perangkat pengguna, memiliki kapabilitas LTE Carrier Aggregation, Smart Wifi, Internal Antena, ukuran mini dan memiliki kemampuan macro offload serta dapat digunakan sebagai hotspot atau zone.
“Di Nokia kami berusaha untuk terus melakukan inovasi. Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan kami untuk memenuhi kebutuhan secara optimal pada kinerja jaringan dan akses. Kami senang mendukung Smartfren dalam memberikan cakupan dan layanan jaringan terbaik di kelasnya kepada pelanggan di Indonesia,” ujar Ripudaman Lamba, Head of Customer Team Smartfren di Nokia Indonesia.
“Setelah sukses dalam uji coba 2CA (2 Carrier Aggregation) untuk Smartfren, ZTE mengaplikasikan teknologi tersebut pada infrastruktur jaringan Smartfren. Dengan memanfaatkan 2CA, Smartfren mampu meningkatkan pengalaman broadband para pelanggannya. Tidak hanya menghadirkan kecepatan yang tinggi, tapi juga pengalaman layanan yang beragam,” ucap Arri Marsenaldi, Head of Solutions Department PT ZTE Indonesia.
Selain mengimplementasikan 2CA, ZTE juga telah menerapkan SON (Self-Organizing Network) pada jaringan Smartfren. SON adalah teknologi otomatis yang dirancang untuk membuat perencanaan, konfigurasi, manajemen, optimasi, dan penanganan masalah jaringan akses mobile radio secara lebih mudah dan cepat. Dengan jaringan yang dapat mengawasi kinerjanya sendiri, masalah dapat segera diketahui dan diatasi secara otomatis. Dengan demikian, kenyamanan pelanggan dalam menikmati jaringan 4G tidak akan terganggu.
Pada November 2015, Smartfren yang merupakan operator pertama di Indonesia yang menerapkan 4G LTE Advanced, sukses melakukan uji coba dan implementasi 2 Carrier Aggregation (CA) di band TDD 2300 Mhz yang menghasilkan kecepatan unduh internet yang tinggi yang saat ini sudah bisa dinikmati oleh semua pelanggan. Teknologi Carrier Aggregation memungkinkan sebuah perangkat melakukan koneksi menggunakan dua kanal (carrier) sekaligus ke satu BTS atau lebih dalam satu cakupan frekuensi (FDD atau TDD). “Pengaplikasian CA akan maksimal jika menggunakan smartphone atau perangkat yang mumpuni. Saat ini, hanya perangkat yang memiliki spesifikasi tertentu yang bisa menikmati internet kecepatan tinggi yang dihasilkan Carrier Aggregation.
Perangkat tersebut minimal harus memiliki spesifikasi 4G LTE Cat.6 dan saat ini masih sangat terbatas. Mudah-mudahan di tahun 2016 perangkatnya sudah semakin banyak,” jelas Munir, VP Special Project Network. Dalam pengembangan jaringan 4G LTE, Smartfren saat ini menggandeng ZTE dan Nokia sebagai infrastructure partner. Nokia saat ini menggarap pembangunan BTS 4G LTE di Indonesia bagian Barat yang meliputi Jabodetabek, Jawa Barat dan Sumatera. Sementara ZTE mengembangkan infrastruktur 4G Smartfren di wilayah Timur Indonesia, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali Lombok, Kalimantan dan Sulawesi. (red)