Saat ini, BAKTI Kementerian Kominfo sedang mempersiapkan titik-titik yang akan mendapat akses internet dari satelit SATRIA-1. Satelit ini ditargetkan bisa menjangkau 150.000 titik layanan publik.
Terbanyak untuk sekolah dan pesantren (93.900) untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan ujian berbasis komputer. Satelit itu juga akan memberikan akses internet untuk puskesmas dan rumah sakit di 3.700 titik dan 3.900 titik layanan keamanan masyarakat di wilayah 3T.
“Selain itu, satelit ini akan menjangkau 47.900 titik kantor desa, kelurahan, kecamatan dan kantor pemerintahan daerah lainnya serta 600 titik layanan publik lainnya,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate saat meninjau lokasi pembangunan Ruang Kontrol Satelit Bumi SATRIA-1 di Jl. Dusun III, Kel. Balok. Kec. Kupang Barat, Kab. Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (23/02/2022).
Ia pun menjelaskan selain sebagai cadangan, SATRIA-1 ini juga akan berfungsi sebagai penambah kapasitas layanan untuk telekomunikasi. “Menurut perhitungan BAKTI, satelit cadangan perlu memiliki kapasitas sekitar 80Gbps. Sementara SATRIA-1 memiliki kapasitas transmisi 150Gbps.”
“Dari sisi konstruksi, satelit ini dimulai pada 3 September 2020. Kemudian, akan diluncurkan sesuai jadwal yaitu pada kuartal kedua 2023 dan bisa beroperasi secara komersial paling lambat pada 17 November tahun yang sama,” ungkap Menkominfo.
Baca: Pemerintah Bangun 11 Satelit Bumi untuk Dukung Operasional Satelit SATRIA-1