ItWorks- PT Pos Indonesia (Persero) dalam menyalurkan dana bansos Kartu Sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos), juga melakukan strategi dengan dukungan teknologi digital, yakni melakukan geotagging sebagai bentuk verifikasi terhadap keluarga penerima manfaat (KPM). Melalui bantuan teknologi berbasis sistem Global Positioning System (GPS) ini, penyaluran Bansos oleh petugas (PostMan) bisa tepat waktu dan tepat sasaran.
Aplikasi teknologi Geotagging berfungsi untuk menandai lokasi saat foto tersebut diambil yang terkoneksi dengan sistem teknologi GPS. Dengan geotagging memudahkan pelacakan dan menemukan informasi mengenai keberadaan lokasi suatu bangunan. Sehingga objek yang mau dituju sudah diketahui melalui penandaan lokasi yang berbasis GPS, sehingga memudahkan petugas menuju sasaran dalam penyaluran Dana Bansos yakni KPM. Dalam fungsinya terhadap proses pembayaran dana bansos, geotagging juga membantu Kemensos melakukan verifikasi data KPM.
“Ada tambahan pekerjaan baru , di mana selain menyalurkan dana bansos, Kemensos juga minta melakukan geotagging rumah penerima, memotret rumah penerima. Sehingga teknologi ini sangat bermanfaat bagi Kemensos karena menjadi verifikasi penerima dalam bentuk keadaan perekonomian penerima, situasi, dan posisi penerima,” ungkap Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus dalam keterangannya yang dirilis kepada pers, baru-baru ini.
Dikatakan, Sebagai ujung tombak sukses penyaluran dana bansos, petugas juru bayar Pos berdedikasi tinggi menunaikan tugas. Mereka menjalankan kewajiban menyalurkan dana dan melakukan geotagging, meski kerap menemui kendala dalam perjalanan menuju rumah KPM.
Beberapa kendala yang dialami petugas juru bayar Pos, terutama dio daerh-daerah yaitu kondisi jalan rusak, berlokasi di pedalaman, pegunungan maupun pesisir pantai. Ada juga yang ketika didatangi ternyata penerima sedang tidak berada di tempat atau telah pindah rumah.
Salah satu petugas juru bayar Pos yang bertugas di Kantor Pos Kuta, Bali, membagikan kisahnya dalam melakukan pembayaran dana bansos dan geotagging. Dia adalah I Made Suatir.“Saya bertugas melakukan geotagging* rumah KPM di Kecamatan Kuta. Per 25 Maret 2022, sebanyak 53 rumah KPM sudah dilakukan geotagging,” kata Made.
Capaian Made tersebut tergolong sangat baik. Lantas apa strategi yang dilakukan Made sehingga bisa melakukan geotagging dengan cepat? “Kuncinya itu adalah data yang diterima alamatnya lengkap, hanya dua rumah yang alamatnya kurang jelas. Kemudian, berkoordinasi dengan kepala lingkungan dan ketua RT untuk mencari alamat rumah KPM,” ucapnya.
Ia mengaku saat melaksanakan tugas, Made acap kali bertemu dengan KPM yang kondisi rumahnya jauh dari layak. Mereka tentu saja sangat senang menerima bansos. Satu di antaranya ialah Ni Wayan Simpreg. Janda berusia lanjut ini hidup seorang diri karena tiga anak perempuannya telah menikah dan pindah rumah mengikuti suami.
Yang makin menyedihkan, Ni Wayan dalam kondisi sakit-sakitan sehingga kesulitan datang ke Kantor Pos untuk mengambil dana bansos. Beruntung, petugas juru bayar Pos datang mengantarkan dana langsung ke rumahnya. (AC)