Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan meluncurkan platform Ekonomi Digital Hijau (GDEP) untuk memberdayakan petani Indonesia dengan kecerdasan buatan.
GDEP adalah platform inovasi dan kolaborasi bisnis yang menyelaraskan ekonomi digital dan keberlanjutan dengan memelopori model cross economy, yang bisa melampaui kerangka circular economy tradisional.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan melalui GDEP Indonesia akan memberdayakan 62 juta petani Indonesia dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan transformasi digital. Platform ini juga bisa diselaraskan dengan konsep meta farming yang dirancang oleh Gerakan Maju Tani Indonesia dalam rangka mencetak 10 juta petani digital pada akhir tahun 2024 mendatang.
“Inisiatif GDEP ini memang cukup signifikan. Masa depan kita bergantung pada dua hal penting: hijau dan digital,” kata Moeldoko, yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dalam siaran pers, Kamis, 14/09/2023.
Provinsi Kalimantan Utara telah ditunjuk sebagai tempat uji coba platform ini. Melalui GDEP, para petani akan menerima pelatihan literasi dan keterampilan digital sambil mendapatkan akses ke praktik dan teknologi terkini, termasuk meta farming.
Pendiri HumanX dan DQ Institute, Yuhyun Park mengungkapkan, tujuan membangun platform yang memberdayakan petani ini adalah untuk merasakan manfaat ekonomi tiga kali lipat dengan mengintegrasikan digitalisasi dan keterlibatan dalam perdagangan karbon. Sehingga memperluas sumber pendapatan mereka secara signifikan.
Sementara, Ketua Komisi Presidensial untuk Netralitas Karbon dan Pertumbuhan Kim Sang-Hyup menegaskan, Indonesia adalah mitra strategis penting bagi Korea. “Kedua negara perlu menjalin kolaborasi ekonomi yang konkret untuk bersama-sama mengejar netralitas karbon dan inovasi digital, yang akan memperkuat ekonomi hijau,” harapnya.
Baca juga: Ekonomi Hijau Dorong Terciptanya Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan