Dalam langkah bersejarah untuk memperkuat hubungan kesehatan antara India dan Indonesia, Artemis Hospitals dan Perkasa Hospital Services mengumumkan kemitraan strategis yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan kesehatan dan meningkatkan kolaborasi medis antar negara. Pengumuman ini disampaikan dalam acara bertema “Bridging Healthcare: India-Indonesia Synergy,” yang berlangsung di Kedutaan Besar India, Gama Tower, Jakarta.
Acara ini menandai tonggak penting dalam kemitraan tersebut, menegaskan komitmen kedua organisasi untuk menggabungkan kekuatan dan keahlian mereka. Acara ini juga menampilkan diskusi panel yang menarik yang dimoderatori oleh Ms. Poonam Sagar, Chairman Indonesia-India Business Forum (IIBF). Panel ini menghadirkan sekelompok ahli terkemuka, termasuk Mr. Septo Adjie, CEO Perkasa Hospital Services; Ms. Niharika Yadav, Direktur Utama AXA Financial Indonesia; dan Dr. Vishal Arora, Kepala Transformasi Bisnis Artemis Hospitals.
Dikutip dari siaran pers, 26/08/2024, Sandeep Chakravorty, Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste menyoroti kekuatan kesehatan yang saling melengkapi antara kedua negara. “Indonesia unggul dalam perawatan kesehatan primer dan sekunder tetapi menghadapi tantangan dalam perawatan tersier,” ujarnya. “Sebaliknya, India sangat maju dalam perawatan tersier tetapi menghadapi kesulitan di tingkat primer dan sekunder.”
Ia menunjuk pada kolaborasi antara jaringan rumah sakit India dan rumah sakit di Indonesia sebagai contoh utama bagaimana memanfaatkan kekuatan masing-masing negara dapat menciptakan kerangka kerja kesehatan yang lebih kuat.
Niharika Yadav memberikan gambaran mendalam tentang ekosistem kesehatan, mengidentifikasi empat pemangku kepentingan utama: konsumen, perusahaan asuransi, penyedia medis, dan regulator atau pemerintah. Ia menekankan peran penting pemerintah dalam membentuk kebijakan kesehatan dan memastikan koordinasi yang efisien antara pihak bersangkutan ini. “Keterlibatan pemerintah sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan efektivitas dalam sistem kesehatan,” ujar Yadav.
Mengacu pada pengalamannya di Indonesia, Yadav membahas langkah proaktif yang diambil oleh OJK, regulator asuransi. Upaya OJK untuk menghubungkan perusahaan asuransi dengan dewan medis dan Kementerian Kesehatan dirancang untuk mengurangi tekanan pada perusahaan asuransi dan meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan. Inisiatif ini mencerminkan upaya regulasi yang lebih luas yang diperlukan untuk menyelaraskan kepentingan semua pemangku kepentingan kesehatan.
Yadav juga membahas masa depan asuransi swasta di Indonesia. Meskipun tingkat penetrasi saat ini masih rendah, ia menyatakan optimisme tentang pertumbuhannya. “Dengan biaya kesehatan yang terus meningkat dan kelas menengah yang berkembang, asuransi swasta diperkirakan akan menjadi lebih terjangkau,” kata Yadav. Ia menyoroti peningkatan kesadaran akan asuransi kesehatan pasca-pandemi, dengan 70% orang Indonesia kini menyadari pentingnya perlindungan kesehatan. Peningkatan kesadaran ini menandakan masa depan yang menjanjikan untuk asuransi swasta di Indonesia.
Baca juga: Artemis Hospital India dan Perkasa Hospital Services Bangun Kemitraan Kesehatan Kelas Dunia