Jakarta, ItWorks- Memasuki era digital, fungsi Public Relations (PR) dan marketing juga makin kompleks dan berkembang, tidak hanya fokus pada proses engagement dan relationship building dengan real publik secara fisik, namun juga harus berhadapan dengan publik secara digital. Di sisi lain, adanya fenomena disrupritions hingga post trut, juga menuntut PR dan marketing lebih kreatif, jeli berinovasi, di antaranya dengan memanfaatkan keunggulan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang mampu menganalisis dan mengabstraksi pola dari data dengan akurat dan cepat.
Demikian diugkapkan Erwin Haryono, Former Head of Communication Departemen Bank Indonesia (BI) dalam penyampaiannya sebagai keynote speaker di “Kazee Summit 2024” yang berlangsung hari ini (05/11/2024) yang berlangsung di The Sultan Hotel & Residence Jakarta. “Saat ini kita berada di era di mana data dan informasi begitu melimpah, namun fakta-fakta objektif tersebut seringkali tidak lagi menjadi dasar utama dalam membentuk opini publik atau bahkan kebijakan politik. Ini sebuah fenomena yang disebut dengan post-truth, di mana seringkali fakta aktual digantikan oleh daya tarik emosi dan prasangka pribadi dalam upaya membangun dan mempengaruhi opini publik agar sesuai dengan intensi atau keinginan dan kepentingan tertentu. Fenomena ini tentu juga menjadi tantangan tersendiri bagi para praktisi PR dan marketing. Demikian juga dengan fenomena diruspsi yang kian menjadi keniscayaan yang juga akan berdampak besar terhadap tugas dan fungsiu PR dan marketing di era digital ini,” ujarnya.
Ditambahkan, era disrupsi ditandai adanya perubahan cepat dan besar-besaran yang di antaranya disebabkan adanya inovasi dan perkembangan teknologi informasi. Di mana perubahan ini dapat mengganggu dan mengubah tatanan yang sudah ada, termasuk cara berbisnis, bekerja, berkomunikasi, dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari.
“Fenomena post truth dan juga disruptions ini harus disikapi oleh PR dan marketing dengan strategi dan cara yang lebih inovatif dengan memanfaatkan digital technology. Apalagi landscape PR dan marketing juga telah berubah, tidak lagi hanya dibatasi dengan batasan fisik, namun juga terjadi dalam dunia digital. Sehingga ketika cara dan strategi lama tidak lagi relevan, maka langkah paling tepat adalah mengikuti inovasi dan perubahan yang terjadi agar tidak terdisrupsi. Hal ini memperjelas bahwa PR dan marketing juga harus memiliki strategi dalam penguasaan digital technology dalam proses engagement dan relationship building dengan publik, di antaranya dengan memanfaatkan teknologi AI yang kian banyak diimplementasikan di berbagai sektor,” ungkapnya.
Sementara itu, Faizal Rochmad Djoemadi, President Director PT POS Indonesia dalam keynote speech-nya menekankan pentingnya transformasi digital bagi siapa pun agar bisa terus eksis dan lebih berdaya saing. Strategi ini pula lanjutnya, yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia sehingga bisa terus eksis dan berkembang dari sisi bisnis, di tengan era disrupsi di jasa pengiriman dan pos ini.
“Pos Indonesia telah banyak melakukan transformasi digital untuk melanjutkan proses bisnis dengan mengadopsi teknologi digital, termasuk AI untuk menghadapi perubahan ekosistem bisnis yang kian cepat belakamngan ini. Transformasi digital Pos Indonesia terus ditingkatkan, menyesuaikan dengan tuntutan dan perilaku masyarakat yang juga makin berkembang,” ujarnya.
Pos Indonesia telah menetapkan tujuh program transformasi yang sudah dimulai sejak sebelum pandemi covid-19. Ketujuh program transformasi tersebut meliputi transformasi bisnis, produk dan chanel, proses, teknologi, SDM, organisasi dan budaya (culture), termasuk penerapan nilai-nilai utama AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai budaya perusahaan tercantum dalam program transformasi Kementerian BUMN.
Dalam sambutan pembukaan, CEO Kazee Digital Indonesia, I Made Ariya Sanjaya mengatakan, Kazee Summit 2024 merupakan wadah bagi para profesional PR dan pemasaran untuk mempelajari implementasi AI dan menemukan strategi baru dengan kekuatan teknologi AI. Mengusung tema “PR & Marketing in The Age of AI”, Kazee Summit 2024 hadir untuk menghadapi perubahan yang dibawa AI kepada industri PR & Marketing. “Acara ini bertujuan menyediakan platform bagi para pemimpin industri, profesional, dan inovator untuk membahas bagaimana AI mendefinisikan ulang strategi PR dan pemasaran, peluang yang dihadirkannya, serta tantangan yang muncul,” ujarnya.
Peserta diharapkan bisa memperoleh wawasan tentang bagaimana AI digunakan untuk mendukung kinerja dan efisiensi tugas dan pekerjaan dengan teknologi AI ini. Mulai dari pembuatan konten, meningkatkan pemantauan media, manajemen krisis, dan pembangunan reputasi, mendalami peran AI dalam mengotomasi kampanye, menganalisis perilaku konsumen, hingga mempersonalisasi pengalaman pelanggan (customer exsperience).
Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan KazeeAI sebagai inovasi terbarunya yang dirancang untuk mengoptimalkan kinerja komunikasi dan pemasaran melalui kecerdasan artifisial. “Melalui invasi baru KazeeAI, kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadirkan teknologi yang tidak hanya mempermudah pekerjaan, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan strategis secara cepat dan akurat untuk para pelaku PR dan marketing,” ujarnya.
Sejumlah pembicara terkemuka hadir berbagi wawasan mengenai perkembangan teknologi AI dalam berbagai topik bahasan. Di antaranya Pada Panel Talk 1 dibahas seputar “Integrated Communication: The Syimbiosis of PR, Marketing & AI” oleh Tata Suagiarta, Corporate Secretary & ESG PT Pos Indonesia, Radhi Juniantino, Director of Customer Experience at Grab & Ovo, dan Setyardi Widodo, Head of Bisnis Indonesia.
Dilanjutkan Panel Talk 2 “The Future of AI and Human Intelligence Event Agenda for PR & Marketing” akan dibahas oleh Samsu Sempena, Director of Technology Prakerja, Reynaldo Panggabean, Senior GM Product Metra Digital Media, Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID Pertamina Hulu Indonesia.
Kemudian Emilia Basar, Communication Director – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Indra Ardiyanto Lecturer at LSPR & Corcomm Manager GGF, Unggul Yoga Ananta, CEO Olahkarsa, Arfan Arlanda, CEO Jejakin akan hadir pada Panel Talk 3 dengan bahasan seputar “The Future of Corporate Sustainability: The Role of ESG”.
Adapun Panel Talk 4, membahas mengenai “AI and Crisis Communication: Balancing Speed and Sensitivity in Critical Moments“ oleh Nurlaela Arief, Director of Communication SBM ITB, Firsan Nova, CEO Nexus, dan Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary KCIC.
Selanjutnya pada Panel Talk 5 membahas “Predictive Analytics in Marketing: Anticipating trend with AI” oleh Dian Paskalis, Country Director Of Growth & Regional VP Online Marketing at Cove, Ryo Naldho, Head of Marketing Lintasarta, dan Pujo Laksono, VP Data & AI Kazee Digital Indonesia. Dan Panel Talk terakhir mengusung tema “The Role & Ethics of AI in The Creator Economy” dengan narasumber Icha Isana Febriana, CEO IAM.id dan Indrawan Nugroho, CEO CIAS. (AC)