ItWorks
  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto
No Result
View All Result
  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto
No Result
View All Result
ItWorks
No Result
View All Result

AFTECH Desak OJK Tindaklanjuti Aturan P2P Lending

Ahmad Churi
23 March 2017 | 14:02
rubrik: Digital, Indeks
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, Itech- Pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH Indonesia)  mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen  dalam membangun industri teknologi finansial (Tekfin),  khususnya usaha p2p (peer-to-peer) lending atau kegiatan layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi.

Wakil Ketua AFTECH Indonesia, Adrian Gunadi, mengharapkan realisasi komitmen regulator menyusul dikeluarkannya Peraturan OJK (P.OJK) Nomor 77/POJK.1/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) pada Desember 2016 lalu.” Tiga bulan setelah  dikeluarkannya P.OJK no. 77 tersebut, namun belum  banyak  jumlah perusahaan tekfin yang mendapatkan izin usaha dari OJK. Sebaliknya, banyak perusahaan tekfin yang menemui kesulitan dalam mendapatkan informasi yang jelas seputar teknis pendaftaran p2p lending di OJK.

“Situasi ini menyulitkan para pelaku usaha dan berimbas pada kinerja perusahaan. Padahal animo masyarakat terhadap bisnis fintech p2p lending sangat besar. Hal ini terbukti dari tingginya ekspektasi masyarakat untuk dapat menggunakan layanan pinjam meminjam dari perusahaan tekfin yang lebih dulu telah terdaftar di OJK,” jelas Adrian. “Kami mengharapkan respon yang lebih serius dari OJK dalam perannya sebagai regulator, agar mampu menciptakan ekosistem industri yang lebih kondusif bagi pertumbuhan pasar.”

Per Maret 2017, baru tercatat sebanyak 27 perusahaan tekfin dengan skema p2p lending dan crowdfunding yang telah mendaftarkan diri untuk menjadi badan usaha. Dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya hanya menerima tanda bukti terima dokumen pendaftaran saja tetapi belum menerima surat keterangan telah mendaftar. Hal ini tentu menjadi penghambat bagi proses pengajuan perizinan usaha selanjutnya.

Perusahaan-perusahaan tersebut juga kini sedang berusaha memenuhi aturan minimum permodalan yang ditetapkan regulator, yakni Rp 2,5 miliar untuk mengajukan perizinan. Saat mendaftar, perusahaan diwajibkan memiliki modal disetor minimal Rp 1 miliar untuk perusahaan tekfin yang berbadan hukum perseroan, maupun koperasi.

BACA JUGA:  TOP DIGITAL Awards 2019: Digitalisasi Kementerian Kesehatan Menuju Satu Data Kesehatan Indonesia

Sementara, pertumbuhan industri tekfin dengan skema p2p lending tumbuh dengan pesat di Indonesia saat ini. AFTECH Indonesia memetakan sedikitnya 157 perusahaan start-up fintech yang saat ini beroperasi dengan aktif di Indonesia, dengan nilai transaksi mencapai  18,64 miliar dollar AS (menurut data Riset Statista). Dari total jumlah pelaku tersebut, sektor pinjaman dan pembiayaan personal mencapai 25% dan diprediksi untuk terus tumbuh sejalan dengan potensi pasar yang masih besar.

Mendesaknya kebutuhan pelaku usaha akan realisasi komitmen OJK menjadi pembahasan utama dalam Rapat Kerja Tahunan Bidang P2P Lending AFTECH Indonesia pada Rabu,  (22/3). Dalam rapat kerja tersebut para pelaku usaha menyampaikan keluhan serta harapannya terhadap peran tegas OJK sebagai regulator.

Ketua Bidang P2P Lending AFTECH Indonesia, Reynold Wijaya, mengatakan, “Banyak tindak lanjut koordinasi yang mendesak untuk direalisasikan, seperti perlunya pembentukan lembaga pengawas fintech di OJK yang khusus mengawasi jalannya usaha p2p lending; mendesaknya koordinasi dan sinergi OJK dengan kementerian/lembaga negara terkait, seperti misalnya dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi sehubungan dengan bukti kesiapan operasional yang harus dipenuhi pelaku usaha; perlunya kejelasan sejumlah prosedur kerja seperti standar implementasi Know Your Customer (KYC) secara digital, sertifikasi digital untuk tanda tangan elektronik, serta tata cara pendaftaran perusahaan ke OJK.”

Direktur Kebijakan Publik AFTECH Indonesia, Ajisatria Suleiman, menambahkan, “Selain menampung keluhan dari para pelaku usaha, Asosiasi juga mengusulkan beberapa poin solusi, seperti mendorong pembentukan unit setingkat Departemen di dalam tubuh OJK yang memiliki kuasa untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Departemen tersebut diusulkan untuk bersama-sama pelaku usaha melakukan road show ke daerah-daerah untukmensosialisasikan P.OJK No. 77. Selain itu, OJK diusulkan untuk segera menerbitkan Surat Edaran OJK (SE OJK) untuk memperjelas alur pendaftaran dan perizinan.”

BACA JUGA:  TelkomSigma Perkuat Bisnis Cloud Melalui FLOU Cloud

Ia juga menjelaskan, “Di lain pihak, pelaku usaha tekfin yang bergerak di bidang p2p lending siap dan berkomitmen untuk senantiasa mematuhi peraturan-peraturan OJK, termasuk mematuhi iuran tahunan sebagaimana yang berlaku di sektor jasa keuangan lain.” Saat ini AFTECH Indonesia beranggotakan 70 perusahaan dari berbagai sektor. Aji mengungkapkan, “Banyak perusahaan anggota yang belum muncul ke publik dan sedang menyiapkan diri untuk memproses izin sesuai P.OJK 77.”

Secara umum AFTECH Indonesia menyoroti peran regulator yang sangat penting dalam memastikan perkembangan positif industri tekfin di masa depan mengingat industri ini menjalankan bisnis yang sangat riskan jika tidak diatur dan diawasi dengan baik. “Kami sangat menantikan realisasi cepat OJK untuk memberikan landasan regulasi yang kuat bagi para pemangku kepentingan di industri ini, mengingat tingkat pertumbuhan skema p2p lending begitu pesat di Indonesia. Hal ini tidak hanya baik bagi iklim usaha, namun juga penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna”, pungkas Adrian. (red/ju)

 

Tags: Asosiasi FinTech Indonesia
Previous Post

Sinarmasland Gelontorkan 3 Triliun Bangun Fasilitas Untuk Startup Teknologi

Next Post

Mesin Laundry Ber-SNI KANABA Tembus Pasar Global

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

TOP DIGITAL AWARDS

TOP Digital Awards 2025: BP Batam Terus Permudah Perizinan Melalui Aplikasi Online

TOP Digital Awards 2025: BP Batam Terus Permudah Perizinan Melalui Aplikasi Online

Ahmad Churi
17 November 2025 | 21:20

TOP Digital Awards 2025: Ini Fokus Strategi Digitalisasi RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja

TOP Digital Awards 2025: Ini Fokus Strategi Digitalisasi RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja

Irawan Djoko Nugroho
17 November 2025 | 16:52

TOP Digital Awards 2025: Digitalisasi Siap Antarkan BPJPH Jadi Pusat Halal Dunia 2029

TOP Digital Awards 2025: Digitalisasi Siap Antarkan BPJPH Jadi Pusat Halal Dunia 2029

Fauzi
17 November 2025 | 16:41

TOP Digital Awards 2025: Transformasi Digital Dukung Efisiensi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pelayaran Bahtera Adhiguna

TOP Digital Awards 2025: Transformasi Digital Dukung Efisiensi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pelayaran Bahtera Adhiguna

Abi Abdul Jabbar Sidik
17 November 2025 | 10:04

TOP Digital Awards 2025: Terbukti Tingkatkan Layanan, Ini Deretan Aplikasi Digital Cerdas dan Aman dari Taspen

TOP Digital Awards 2025: Terbukti Tingkatkan Layanan, Ini Deretan Aplikasi Digital Cerdas dan Aman dari Taspen

Busthomi
17 November 2025 | 10:02

Load More

TERPOPULER

  • Amar Bank: “Layanan Bank Digital Bukan Hanya untuk Menambah Jumlah Nasabah, yang Terpenting untuk Edukasi Keuangan”

    Amar Bank: “Layanan Bank Digital Bukan Hanya untuk Menambah Jumlah Nasabah, yang Terpenting untuk Edukasi Keuangan”

    1 shares
    Share 0 Tweet 0
  • TOP Digital Awards 2025: Dari Otomotif hingga Rumah Sakit, Kalla Group Satukan Aneka Industri Lewat Integrasi IT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umumkan Core Compute Regions Baru, Jaringan Cloud Akamai Paling Tersebar di Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Motorola Jadi Brand Smartphone Terlaris di Program 11.11 Shopee Big Sale

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gelar RAKERNAS 2025, APJATEL Tegaskan Komitmennya Terhadap Transformasi Digital Nasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
iklan bni
cover it works
cover it works

ICT PROFILE

andris-masengi-outsystens-indonesia

Andris Masengi Pimpin OutSystems Indonesia, Dorong Inovasi Low-Code Berbasis AI

Teguh Imam Suyudi
1 November 2025 | 17:00

OutSystems, pemimpin global dalam platform pengembangan low-code berbasis AI, resmi menunjuk Andris Masengi sebagai Country Leader untuk Indonesia. Langkah ini...

Waspada Titik Wi-fi Publik Piala Dunia 2018 Punya Masalah Keamanan

Kaspersky Tunjuk Simon Tung Pimpin Wilayah ASEAN

Ahmad Churi
22 October 2025 | 10:03

ItWorks- Kaspersky, perusahaan keamanan siber dan privasi digital global, mengumumkan penunjukan Simon Tung sebagai General Manager baru untuk ASEAN (Perhimpunan...

EXPERT

Cloudera Akuisisi Taikun, Cloudera Hadirkan Pengalaman Cloud untuk AI di Mana Pun

Perlindungan Data Dimulai dengan Visibilitas dan Kontrol

Fauzi
23 October 2025 | 13:14

Oleh: Carolyn Duby, Field CTO and Cyber Security GTM Lead, Cloudera Seiring maraknya AI membuat peningkatan baik volume maupun value...

Zebra Dukung Sektor Manufaktur Indonesia Genjot Produktivitas dan Pangsa Pasar

Berapa Banyak Perusahaan Pengiriman Paket yang Melewatkan Fitur AI dan Keamanan

Fauzi
13 October 2025 | 16:30

Oleh: Eric Ananda, Country Lead Indonesia, Zebra Technologies Pada Maret tahun ini, sebuah layanan pos milik negara mengumumkan penghentian semua...

TIK TALKS

Stephanus Oscar – Data Center dengan Kapasitas 6 Megawatt di Jakarta | It Works Podcast #5

Stephanus Oscar – Data Center dengan Kapasitas 6 Megawatt di Jakarta | It Works Podcast #5

redaksi
16 August 2022 | 15:30

Di masa akan datang banyak aplikasi yang akan membutuhkan low latency connectivity. Lalu apa kaitannya dengan Edge DC yang hadir...

Edward Samual – Memproses Data dari Hulu Sampai Hilir | It Works Podcast #4

Edward Samual – Memproses Data dari Hulu Sampai Hilir | It Works Podcast #4

redaksi
15 August 2022 | 12:30

Bagaimana cara mengolah Big Data sehingga dapat divisualisasikan, serta bagaimana dapat melakukan analitik dan dapat memprediksikan apa yang harus dilakukan...

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

Itworks - Inspire Great & Telco for Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • TOP Digital Awards
  • Business Solution
  • Telco
  • Digital
  • E-Gov
  • Product
  • Forti
  • TIK Talks
  • More
    • Expert
    • ICT Profile
    • Fintech
    • Research
    • Tips & Trick
    • Event
    • Foto