Semakin cerdasnya layanan email mengidentifikasi dan menyaring spam atau sampah, para pengirim spam mulai beralih ke media sosial. Itu terlihat dari jumlah spam di media sosial yang grafiknya meningkat sebesar 355 persen di enam bulan pertama 2013.
Laporan bertajuk “State of Social Media Spam Report” yang digelar oleh Nexgate menunjukkan bahwa satu dari 200 postingan di media sosial adalah spam. Sebanyak lima persen dari aplikasi media sosial berpotensi mengirim spam.
Laporan yang dipublikasikan pekan lalu itu dalam risetnya menganalisis 60 juta konten Facebook, Twitter, Google+, YouTube, dan LinkedIn selama dua tahun, mulai dari 2011 hingga 2013.
“Sama seperti medium sebelumnya, spam sosial sudah menjadi bisnis yang menjanjikan bagi spammer,” tulis Nexgate dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Mashable, Rabu (2/10).
Salah satu kekuatan spam yang disebarkan via media sosial adalah jangakauannya yang lebih luas. Berbeda dengan email yang hanya menjangkau satu orang.
Facebook dan YouTube, demikian isi laporan itu lebih jauh, adalah dua media sosial yang paling banyak mengandung spam. Satu dari 100 postingan di kedua media itu adalah spam. (endy)