ItWorks-SkorLife, perusahaan fintech Indonesia, berhasil menggunakan teknologi Generative AI (GenAI) untuk meningkatkan layanan pelanggan. Langkah ini berhasil memangkas biaya operasional hingga 50% serta meningkatkan pengalaman pengguna secara signifikan.
Co-Founder & CEO Skor Technologies, Ongki Kurniawan, membagikan bagaimana perusahaannya mengintegrasikan GenAI untuk menawarkan dukungan layanan pelanggan, memberikan intelijen kredit yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Pencapaian ini juga menegaskan komitmen SkorLife terhadap inovasi dan penggunaan teknologi mutakhir untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Sebuah laporan mengungkapkan bahwa 61% institusi keuangan di Indonesia siap untuk mengintegrasikan GenAI, dengan 44% pemimpin mengakui potensi GenAI dalam penilaian risiko. SkorLife memimpin industri dengan penerapan GenAI yang dapat diskalakan untuk interaksi pelanggan yang sangat dipersonalisasi. Aplikasi ini telah mencapai lebih dari 1,5 juta unduhan, menjadikannya pelopor di Indonesia dengan memberikan pengguna kontrol penuh atas informasi kredit mereka.
Ongki Kurniawan, CEO dan Co-Founder Skor Technologies, baru-baru ini bergabung dalam episode podcast andalan AC Ventures, Indonesia Digital Deconstructed, untuk membahas SkorLife dan bagaimana aplikasi ini membantu masyarakat Indonesia mengelola data kredit mereka. Diskusi tersebut juga menyoroti penggunaan AI dan GenAI oleh SkorLife.
Platform SkorLife yang didukung GenAI menyediakan saran keuangan yang dipersonalisasi kepada lebih dari 750.000 pengguna aktif, membantu mereka membuat keputusan keuangan yang tepat. Dengan mengatasi masalah tingkat penolakan pinjaman yang tinggi di Indonesia, SkorLife mendemokratisasi akses data kredit, dan mempromosikan inklusi keuangan. “Ke depan, SkorLife berencana untuk mengintegrasikan open banking di Indonesia, menyederhanakan akses ke layanan keuangan dan memperluas dampaknya,” ungkap Ongki Kurniawan dilansir dalam rilis pers, baru-baru ini, di Jakarta .
Dalam laporan yang baru diterbitkan berjudul “Harnessing the Power of (Gen)AI in Indonesian Financial Services,” AC Ventures, Boston Consulting Group (BCG) dan unit desain teknologinya BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), mengeksplorasi dampak GenAI pada sektor layanan keuangan di Indonesia. SkorLife ditampilkan sebagai studi kasus utama, menunjukkan bagaimana pendekatan pelopor perusahaan terhadap GenAI menetapkan tolok ukur baru di industri.
Menurut laporan tersebut, 61% institusi keuangan di Indonesia percaya bahwa mereka memiliki infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk mengintegrasikan GenAI. Hampir setengah dari para pemimpin di industri tersebut sudah memanfaatkan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan. SkorLife menjadi contoh utama dalam industri ini, berhasil beralih dari tahap pilot ke penerapan yang dapat diskalakan, menawarkan interaksi pelanggan yang sangat dipersonalisasi—sebuah keunggulan penting dalam pasar yang sangat kompetitif saat ini.
Dalam hal AI, penerapan GenAI oleh SkorLife telah membawa perubahan besar, terutama dalam mengurangi biaya operasional. Karena layanan pelanggan menyumbang 40% dari total biaya operasionalnya, pengenalan bantuan GenAI telah menjadi terobosan. Antarmuka percakapan yang didorong oleh AI memberikan saran keuangan yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat transaksi dan pola pengeluaran, mengoptimalkan sumber daya perusahaan untuk inovasi lebih lanjut.
Ongki juga menjelaskan dampak lebih luas dari layanan SkorLife, bukan hanya tentang memahami skor kredit seseorang, tetapi juga memberikan pengetahuan kepada individu untuk membuat keputusan keuangan yang tepat, sehingga mendukung masyarakat yang lebih sadar finansial.
Ke depan lanjutnya, SkorLife berkomitmen untuk memperluas dampaknya dengan mengadopsi inisiatif open banking di Indonesia. Sistem ini akan memfasilitasi pertukaran data yang mulus antara bank, lembaga keuangan, dan pihak ketiga, menciptakan ekosistem keuangan yang lebih terintegrasi dan mudah digunakan. Integrasi ini juga akan memungkinkan perusahaan non-keuangan, seperti platform e-commerce besar seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya, untuk memanfaatkan data tersebut. (AC)