Pertumbuhan transaksi kartu debit mengalami penurunan pada Agustus 2019. Maraknya transaksi melalui dompet digital atau e-wallet dituding menjadi penyebab salah penurunan tersebut.
Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi menggunakan kartu debit hanya tumbuh 3,95 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebanyak 566,4 juta transaksi per Agustus 2019.
Padahal, pada periode yang sama tahun lalu volume transaksi kartu ATM meningkat 10,61 persen secara yoy menjadi 544,9 juta transaksi.
Adapun nilai transaksi menggunakan kartu debit hanya tumbuh 4,14 persen secara yoy menjadi Rp619,44 triliun per Agustus 2019. Pada Agustus 2018, nilai transaksi tercatat sebesar Rp594,82 triliun atau tumbuh 9,13 persen secara yoy.
Sementara itu, jumlah kartu debit yang terdistribusi tercatat tumbuh 8,6% yoy dari sebanyak 161,52 juta keping kartu pada Agustus 2018 menjadi 175,4 juta keping kartu pada Agustus 2019.
EVP Retail Payment PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Arif Wicaksono mengatakan beralihnya transaksi dari kartu debit ke server based e-money milik perusahaan teknologi finansial (tekfin), seperti Gopay dan Ovo menjadi salah satu penyebab terbesar penurunan jumlah transaksi.
Selain itu, Arif mengutarakan, faktor penurunan lainnya disebabkan oleh fraud, yang menyebabkan pembatasan transaksi kartu debit sehingga sangat mempengaruhi volume transaksi.
“Dua faktor itu penyebab terbesar, small ticket transaction jelas beralih ke transaksi tekfin dan uang elektronik berbasis kartu milik bank sendiri,” katanya.