Microsoft meluncurkan Program Microsoft Enabler, pada Rabu 9/9, yang menjadi pionir bagi lingkungan kerja inklusif untuk penyandang disabilitas di seluruh kawasan Asia Pasifik dengan memungkinkan lingkungan kerja yang bebas hambatan dan lebih beragam. Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan sejumlah mitra.
Mitra Microsoft berkomitmen untuk memberikan kesempatan bagi para difabel dengan menyediakan job shadowing, pelatihan, bimbingan dan program magang di posisi teknis. Peluang ini akan ditawarkan melalui kerjasama dengan organisasi nirlaba, yang akan mencocokkan profil, keterampilan, kualifikasi dan minat dari difabel yang paling sesuai dengan persyaratan posisi tersebut.
Sejumlah organisasi nirlaba yang terlibat dalam Program Microsoft Enabler, yaitu: Be. Lab (New Zealand), JA Korea, KODAF (Korea Differently Abled Federation), SG Enable (Singapore), The Redemptorist Foundation for People with Disabilities (Thailand), Virtualahan (Philippines)
Mereka akan memberikan pelatihan kepada mitra yang akan menyediakan lapangan pekerjaan guna membantu mereka memahami bagaimana berinteraksi dengan difabel, memberikan masukan yang berguna untuk modifikasi lingkungan kerja yang dibutuhkan dan pendampingan serta pelatihan bagi difabel.
Kemudian, perusahaan yang mejadi mitra penyedia lapangan pekerjaan, adalah: Cloocus (Korea), Cognizant Technology Solutions (Singapore, Philippines), Crayon (Singapore, Philippines), Datacom (New Zealand), DXC Technology (New Zealand), ePLDT (Philippines), HCL Technologies (Singapore, Malaysia, Philippines, New Zealand), Ingram Micro Asia (Singapore), Metanet Platform (Korea), Nexus Tech (Philippines), NTT Asia Pacific, NTT Data (Singapore, Philippines), Tech Data (Singapore), Wipro (Singapore, Philippines, Thailand).
Perusahaan-perusahaan ini, selain menerima pelatihan dari organisasi nirlaba juga akan mempercepat program inklusi disabilitas dengan menyelesaikan Accessibility Fundamentals, program dari Microsoft Enabler yang memberikan panduan mengenai prinsip-prinsip desain inklusif dan pemanfaatan teknologi bantu.
“2020 merupakan tahun yang sulit bagi semua orang, dan kita juga telah melihat banyak bisnis dan pemerintahan negara yang beralih ke Cloud dengan Microsoft. Peran teknologi dan keterampilan digital akan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi di setiap negara. Salah satu cara kami dapat mewujudkan pemulihan yang inklusif adalah dengan memberdayakan setiap orang dan setiap bisnis dengan keterampilan teknologi,” kata Vivek Puthucode, Chief Partner Officer, Microsoft Asia Pacific.
Informasi lebih lanjut mengenai empat modul Microsoft Learn dapat diakses melalui Accessibility Fundamentals dan Accessibility Technology and Tools.