Jakarta, ItWorks- Transformasi digital melalui pembangunan aplikasi dan peningkatan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) menuju terwujudnya Malang sebagai “Smart City” terus ditingkatkan. Tak terkecuali di saat pandemi covid-19 dan era new normal, di mana digitalisasi kian menjadi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aktivitasnya.
Pengembangan konsep Smart City (kota pintar) di Kota Malang- Jawa Timur yang memiliki luas wilayah 110.06 Km², terus ditingkatkan melalui inovasi aplikasi dan teknologi baru menuju pelayanan dan teta kelola pemerintah yang good governance untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Beberapa bidang terus menjadi fokus pengembangan layanan melalui aplikasi digital. Di antaranya mencakup smart government (layanan public kepemerintahan) melalui pengembangan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE), smart economy (pemberdayaan ekonomi), smart environment (lingkungan), smart people (masyarakat dan SDM), smart living (kehidupan yang lebih baik), dan lainnya. Termasuk bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, sosial kemasyarakatan, hingga pemberdayaan ekonomi.
Dengan anggaran pengembangan untuk IT yang mencapai Rp 50 miliar tahun ini, Pemkot Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) terus mengejar akselerasi menuju Malang Smart City. Upaya yang makin getol dalam mengembangkan smart city (kota pintar) terlihat dari banyaknya inovasi aplikasi yang kini terus dikembangkan, baik untuk integrasi internal di sistem kepemerintahan, maupun dalam kaitan layanan public. Terutama untuk meningkatkan layanan masyarakat secara cepat dan mudah melalui teknologi digital. Pengembangan apikasi dan penyusunan road maps Smart City ini juga melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota Malang.
“Sejalan dengan arah indusri 4.0, digitalisasi dan pengembangan konsep smart city memang jadi salah satu program andalan Pemkot Malang. Kami sangat bersyukur karena ini memang menjadi komitmen besar Pak Walikota sebagai pucuk pimpinan kami yang juga sangat konsen terhadap digitalisasi ini. Terutama dalam upaya mewujudkan Malang sebagai Smart City dengan inovasi aplikasi digital sekaligus untuk peningkatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Berdasarkan evaluasi dari pusat, indeks SPBE Kota Malang saat ini 2,85 (Baik) dan tahun depan score-nya kita targetkan naik menjadi 3,85,” ujar Kepala Bidang Aptika Dinas Kominfo Kota Malang, Moh. Sidik, ST saat presentasi dan paparan di ajang penjurian “Top Digital Awards 2020” yang berlangsung Senin (09/11) secara virtual melalui video conference.
Terkait program smart city dan SPBE, aplikasi-aplikasi yang ada selama ini, beberapa di antaranya memang dibangun sebagai respons atau solusi atas kondisi yang sedang berkembang. Sehingga pemanfaatannya bisa optimal dan tepat guna. Misalnya di saat pandemi Covid-19, Diskominfo Kota Malang membangun aplikasi video conference yang memang sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas para pegawai melakukan virtual meeting, koordinasi dan sinergitas antara OPD atau jajaran pemerintahan. Selain itu, juga membangun aplikasi Si Bansos (Sistem Bantuan Sosial) untuk memudahkan pendataan dan penyaluran bantuan sosual bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Dengan aplikasi ini, bansos dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran.
Guna mengantisipasi kebutuhan jaringan internet yang meningkat di kalangan masyarakat, termasuk di kalangan siswa untuk pembelajaran jarak jauh, Diskominfo Malang juga membangun Free Wifi di sejumlah titik, seperti taman kota, kantor pemerintah, puskesmas dan sejumlah titik lainnya.
Selain jaringan, beberapa aplikasi baru juga dihadirkan untuk meningkatkan kinerja dan juga layanan masyarakat. Beberapa aplikasi yang cukup membanggakan dan sangat tinggi pemanfaatanya di era new normal, di antaranya e-suradi (surat digital), apliasi KER, dan e-bansos.
Aplikasi e-suradi (Surat Digital) merupakan sistem surat menyurat resmi dalam bentuk elektronik, dimana aplikasi ini menjadi satu sistem informasi surat bagi seluruh dinas yang ada di Pemerintahan Kota Malang. Melalui aplikasi ini, proses surat-menyurat antar bagian menjadi cepat dan efisien, bahkan realtime.
“Dengan aplikasi surat digital ini, monitoring surat dan disposisi juga menjadi mudah. Dapat diketahui dengan jelas oleh penggunanya, sudah sampai mana surat atau disposisinya. Sistem pencarian dokumen surat dan penyimpanan juga mudah dan cepat. Termasuk saat akan digunakan, hanya dengan kata kunci surat yang dibutuhkan, surat/dokumen bisa langsung muncul. Dengan sistem ini juga bisa hemat biaya, karena tidak perlu lagi kertas (Paperless) dan tidak perlu kurir untuk mengirimkan surat,” ujarnya.
Sedangkan aplikasi KER merupakan aplikasi berbasis mobile dengan sistem operasi android yang dibuat dengan tujuan utama untuk mendukung dan mempermudah pelayanan publik bagi masyarakat yang berada di kota Malang.
Selain itu masih ada banyak aplikasi lain berbasis daring yang digunakan di lingkungan Pemkot Kota Malang dan instansi laintersebut. Di antaranya ada Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK), Sistem Presensi Terkini (Si Preti), Sistem Informasi Manajemen ASN (SIMAS), Sistem Rencana Umum Pengadaan (SIRUP), SAMBAT Online, dan berbagai aplikasi lainnya yang menunjang tata kerja dan tata kelola pemerintah yang lebih baik. ”Kami senantiasa menjalankan dan up date aplikasi termasuk dari pada SPBE untuk tata kerja pelayanan pemerintah yang efisien, efektif, transparan serta berintegritas,” tandasnya. (AC)