Platform atau aplikasi pembelajaran online tumbuh subur di Indonesia. Namun demikian, platform pembelajaran online yang ada itu kebanyakan berbayar. Untuk platform pembelajaran online yang gratis salah satunya ditawarkan oleh PT Sekolah Digital Internasional, lewat INDISCH (Indonesia Digital School).
Diharapkan Jadi Start-up Unicorn
Usia INDISCH memang masih seumur jagung, lantaran platform pembelajaran digital ini baru diluncurkan pada bulan Juni 2020 lalu. Kendati demikian, INDISCH memiliki visi besar, yakni ingin menjadi perusahaan platform pembelajaran nomor 1 di Indonesia.
Sementara untuk merealisaikan visinya, INDISCH memiliki tiga misi, yakni menjadi patform pilihan guru untuk pembelajaran di sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia.“Karena sekarang ini, khususnya saat pandemi proses pembelajaran itu dilakukan dengan online. Jadi, kita berharap misi kita itu mendapatkan kepercayaan atau mendapatkan pilihan yang terbaik untuk guru,” kata Eka Priyatna, CEO and Head of Development and Operations, Indonesia Digital School (INDISCH).
Selain itu, INDISCH juga memiliki visi menjadi platform pembelajaran terbesar dengan jumlah pengguna dan jumlah konten terbanyak di Indonesia. “Jadi sebagai platform pendidikan, kita (ingin) menjadi salah satu platform yang terbesar di Indonesia,” lanjut Eka yang juga berharap INDISCH menjadi start-up unicorn pada tahun 2025 nanti.
Berbeda dengan Platform Pembelajaran Lainnya
Dalam hal layanan, tidak seperti aplikasi pembelajaran lain yang kontennya disediakan oleh perusahaan pengembang aplikasinya belaka, maka INDISCH tidak demikian.
“Kenapa (kita) tidak seperti yang lain, karena kalau kita melihat platform (INDISCH) itu yang mengisi itu tidak hanya kita (sebagai perusahaan/institusi yang menyediakan konten), tetapi dengan adanya platform itu ada wadah bertemunya guru dan siswa dalam satu tempat. Sehingga kontennya itu akan bervariasi,” ujar Eka Priyatna, CEO and Head of Development and Operations, Indonesia Digital School (INDISCH). Itulah mengapa INDISCH menggunakan istilah platform bukan istilah yang lain.
Lebih lanjut Eka mengatakan bahwa Platform pembelajaran INDISCH bisa diakses gratis dan berbasis video. Sehingga platform ini bisa digunakan oleh semua jenis lembaga pendidikan untuk melakukan proses belajar-mengajar secara online. Apa lagi pada masa pandemi seperti sekarang ini.
“Berbagai fitur INDISCH mengedepankan solusi untuk pemenuhan kebutuhan lembaga pendidikan, seperti sekolah, universitas, lembaga pendidikan, bimbel, kemudian ada juga platform-platform pembelajaran yang lainnya,” ungkap Eka dalam sesi Penjurian Top Digital Awards 2020 yang diadakan secara online.
Seperti telah diulas di atas, sebagai platform pembelajaran, INDISCH tidak bermain sendiri, melainkan ada sejumlah platform lain yang menjadi pesaingnya. Secara terperinci, Eka mengungkap komparasi antara INDISCH dengan platform atau aplikasi pembelajaran yang berbayar. Berikut tabel komparasi platform pembelajaran lain yang umumnya berbayar dengan INDISCH.
Platform/Aplikasi Pembelajaran Lain | INDISCH |
Provider konten pendidikan online | Platform digital learning |
Guru dan trainer disiapkan perusahaan | Gurunya adalah Anda sendiri |
Guru di sekolah pasif, karena semua konten diatur dan disiapkan pemilik aplikasi | Guru di sekolah aktif dan menjadi fasilitator pembelajaran |
Peranan sekolah dan institusi pendidikan menurun | Setiap orang bisa memiliki sekolah, tempat kursus, bahkan universitas digital |
Konten terbatas, tergantung penyedia | Konten hanya dibatasi oleh kreativitas para insan pembelajaran di Indonesia dan dunia |
Berbayar | Gratis |
Sebagai solusi pembelajaran lengkap INDISCH menawarkan sejumlah fitur menarik, antara lain Tugas Sekolah Online, Kuis untuk Evaluasi Belajar, Dokumen Pendukung Pembelajaran, Video-based Learning, Sesi Live Kelas Tatap Muka, dan Membaca Buku Acuan.
“Ini solusi kita terkait dengan banyaknya aplikasi yang ada, ada Google Class Room, Zoom,WhatsApp, itu ada namanya One App One Hand, satu aplikasi dalam satu genggaman, yaitu INDISCH,” tutup Eka. (Fauzi)