Perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, telah berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia. PT Unilever Indonesia, Tbk memprediksi, perubahan perilaku konsumen akan terus bertahan bahkan setelah pandemi berakhir. Demikian disampaikan Ira Noviarti, Presiden Direktur, Unilever Indonesia dalam acara Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021, “Reimagining the Future of Indonesia”.
Prediksi Unilever selaras dengan hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19. Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center menjelaskan, “Di dalam survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini, terlihat bahwa 76,6% responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran. Terungkap bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%). Sementara barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah.”
Yuswohady, pakar pemasaran dari Inventure Consulting menanggapi bahwa di tengah pandemi, pergeseran perilaku konsumen adalah sebuah keniscayaan. COVID-19 telah memaksa terjadinya apa yang ia sebut sebagai Consumer Megashifts 10X10, dimana perubahan perilaku konsumen menjadi 10X lebih besar dan dengan laju 10X lebih cepat.
“Dengan demikian, setiap perusahaan, termasuk FMCG, menghadapi a whole new world dengan adanya gaya hidup, preferensi, prioritas, dan pola pengambilan keputusan pembelian konsumen yang sama sekali baru; dan akhirnya melahirkan pola baru pula dalam memasarkan produk-produknya,” ujarnya.
Baca: Studi Visa Ungkap Tren Konsumen di Tengah Ketidakpastian Pandemi
Menurut Ira, inovasi adalah bagian penting dari DNA Perusahaan, hal ini sejalan dengan komitmen Unilever Indonesia untuk menjadi bisnis yang berlandaskan pada tujuan mulia (purpose-led), serta relevan dan mampu bertahan di masa depan (future-fit). Misalnya dalam transformasi digital, hal ini telah diterapkan ke seluruh rantai nilai Perusahaan jauh sebelum pandemi berlangsung.
“Kami melipatgandakan kegesitan dalam berinovasi sejak awal pandemi,” tambah Ira. “Di tahun 2020 setidaknya kami melahirkan 40 inovasi produk untuk menjawab kebutuhan pelanggan dan konsumen kami yang terus berubah, terutama dalam hal permintaan dan pola belanja,” jelasnya dalam siaran pers 23/03/2021.
Unilever Indonesia melihat dan menjawab peningkatan permintaan yang signifikan untuk produk-produk yang terkait dengan kebersihan dan kesehatan. Untuk mengantisipasi melemahnya daya beli konsumen, Unilever Indonesia meluncurkan produk-produk dalam ukuran kemasan dan harga yang lebih ekonomis.
Dalam mengantisipasi perubahan pola belanja yang kini serba online, Unilever Indonesia telah melahirkan banyak inovasi di bidang digital seperti: Unilever Home Delivery, eksistensi yang semakin kuat di jalur e-commerce, layanan untuk menjawab kebutuhan konsumen di tingkat profesional melalui Unilever Professional, dan peluncuran aplikasi Sahabat Warung untuk membantu para mitra pedagang warung agar tetap sehat selamat dan dapat tetap berjualan.