SAP baru saja mengumumkan temuan studi baru dengan judul “Digital, Resilient, and Experience Driven: How Large Enterprises and SMEs in South East Asia Can Prepare for The New Economy” dari perusahaan di Asia Tenggara, yang mengungkapkan kondisi bisnis dan prioritas strategis mereka, serta tantangan dan peluang untuk pertumbuhan pasca-pandemi.
Studi regional tersebut dilakukan oleh Oxford Economics mengungkapkan bahwa perusahaan di Asia Tenggara yang mendapatkan momentum stabil memprioritaskan pertumbuhan dan pengalaman pelanggan. Namun, mereka menghadapi tantangan yang signifikan di bidang daya tarik dan retensi bakat, adopsi cloud, dan mendapatkan informasi dari data.
Di Indonesia khususnya, perusahaan besar melihat bahwa meningkatkan pengalaman pelanggan sebagai prioritas utama dalam 3 tahun ke depan (61% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey), diikuti meminimalisir risiko kepatuhan dan bisnis (42% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey) dan menarik pelanggan baru (33% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey).
Sementara bagi UKM Indonesia, tiga prioritas utama mereka adalah meningkatkan pengalaman pelanggan (43% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey), pertumbuhan (40% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey) dan meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya (27% dari total perusahaan Indonesia yang disurvey).
“Fakta bahwa perusahaan Indonesia, baik UKM maupun perusahaan besar, saat ini mulai melakukan digitalisasi dan mengadopsi teknologi agar bisa tetap kompetitif di era pasca pandemi sangat menggembirakan. Seperti yang terungkap dalam studi tersebut, menurut saya, meningkatkan pengalaman pelanggan saat ini menjadi prioritas utama pimpinan bisnis di berbagai sector,” kata Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia dalam siaran pers, 09/04/2021.
“Saya percaya akses yang setara terhadap teknologi dan fleksibilitas adalah dua hal yang sama – sama penting bagi UKM agar mereka berhasil dalam perjalanan digital mereka. Rise with SAP bisa mewujudkan keduanya. Karena lewat Rise with SAP, sebuah layanan transformasi bisnis, bersama dengan ekosistem kami, kami menyediakan semua hal yang diperlukan perusahaan untuk melakukan transformasi bisnis secara menyeluruh dan lebih cepat dalam memberikan nilai tambah,” kata Diantoro.
Di Indonesia khususnya, tindakan jangka pendek yang dilakukan oleh perusahaan besar untuk meningkatkan pengalaman pelanggan mereka adalah menurunkan harga (94%), meningkatkan pemeliharaan purna jual (91%) dan meningkatkan fokus terhadap privasi dan perlindungan data.
Sementara UKM Indonesia memilih untuk meningkatkan pemeliharaan purna jual (88%), menurunkan harga (86%) dan meningkatan fokus terhadap privasi dan perlindungan data (76%).
SAP dan Oxford Economics melakukan survei terhadap 600 responden di enam negara Asia Tenggara – Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand – termasuk 400 dari perusahaan kecil dan menengah dengan pendapatan kurang dari $500 juta dan 200 dari organisasi besar. Survei ini dilakukan melalui gabungan wawancara telepon dengan bantuan komputer dan tautan online antara Desember 2020 dan Januari 2021. Hal ini mengikuti studi global UKM yang dilakukan di antara Februari dan April 2020.
Responden dari studi ini adalah eksekutif senior (direktur ke atas) dari berbagai industri termasuk ritel, layanan keuangan, manufaktur, teknologi tinggi, distribusi grosir, teknik, konstruksi, logistik, dan sektor publik.
Baca: Studi SAP: Pasca-Pandemi, Perusahaan di ASEAN Prioritaskan Pertumbuhan dan Pengalaman Pelanggan