Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan ada dua kunci utama untuk mempercepat proses transformasi digitalisasi UMKM Indonesia, yaitu dengan kolaborasi dan inovasi.
“Kolaborasi yang sinergis dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta, asosiasi dan perbankan dapat membantu mewujudkan UMKM nasional yang tangguh, cakap, dan berdaya saing di pasar global. Selanjutnya adalah inovasi. Para UMKM Indonesia harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dari Jakarta, Kamis (26/08/2021) saat peluncuran Gernas BBI dan BWI di Sulawesi Utara dengan tema “Dari Sulawesi Menuju Mancanegara” yang dipopulerkan dengan tagar #PelangiSulawesi.
Menurut Mendag Lutfi, dengan diterapkannya kedua kunci utama tersebut, dan didukung oleh regulasi yang baik, pengadaan pelatihan dan pembinaan transformasi digital yang komprehensif, serta akses pembiayaan yang inklusif, UMKM Indonesia dapat tumbuh dan berkontribusi lebih terhadap ekonomi nasional.
Kampanye Gernas BBI yang sedang digalakan pemerintah, bertujuan meningkatkan jumlah UMKM onboarding di platform digital. Hingga pertengahan Agustus 2021, tercatat lebih dari 15 juta UMKM atau 22 persen dari total UMKM di seluruh Indonesia telah onboarding ke platform perdagangan elektronik. Dari 15 juta UMKM tersebut, lebih dari 7 juta merupakan hasil onboarding selama masa kampanye Gernas BBI yang diluncurkan sejak Mei 2020.
“Kami optimis target 30 juta UMKM onboarding di platform e-commerce akan tercapai jika melihat perkembangan yang terus meningkat saat ini. Perkembangan positif ini kami harap dapat memicu kinerja sektor perdagangan dan membantu pemulihan ekonomi nasional,” kata Mendag.
Mendag Lutfi menjelaskan, Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di dunia, sangat berpotensi menjadi salah satu pemain kunci dalam ekonomi digital dunia di kawasan ASEAN dan dunia. Para pelaku usaha harus meningkatkan kemampuan untuk membaca dan menganalisa tren pasar, jeli dalam melihat peluang baru di dalam negeri dan global, serta terus menciptakan terobosan produk dan teknologi baru.
“Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 tercatat sebesar Rp 632 triliun dan diproyeksikan akan tumbuh hingga delapan kali lipat pada 2030 menjadi Rp 4.531 triliun apabila kita bisa mengoptimalkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang merata. Hal itu akan terwujud jika kita dapat menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan disertai dukungan regulasi yang komprehensif,” tegas Mendag.
Pada triwulan kedua 2021 perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,07 persen YoY, dengan pertumbuhan kinerja sektor perdagangan sebesar 9,44 persen. Secara khusus, transaksi niaga elektronik selama semester I 2021 tumbuh signifikan dengan nilai mencapai Rp 186,7 triliun atau 63,4 persen dan diperkirakan akan mencapai Rp 395 triliun hingga akhir 2021.