Keterampilan dan kepemimpinan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang digital diyakini menjadi kunci keberhasilan transformasi digital yang kini makin terakselerasi.
Dalam webinar yang digelar oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dalam rangka ulang tahun ke-28 pada Rabu (8/12) bertema “Kecakapan dan Kepemimpinan SDM Digital sebagai Kunci Sukses Transformasi Digital”, tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang menyerukan agar pemerintah, korporasi, industri dan dunia pendidikan makin memperkuat sinerginya guna melahirkan SDM digital mumpuni terus dijalankan.
Mengawali acara, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia Sarwoto Atmosutarno menyampaikan sekilas mengenai tema program MASTEL tahun depan dan isu strategis tahun 2022 yang dirangkum oleh MASTEL. Sarwoto mengatakan, “Tema program MASTEL tahun 2022 mengusung tiga kata kunci yaitu enabler, aktif dan mendukung, dimana MASTEL menjadi enabler yaitu berhubungan dengan kesehatan industri telematika melalui penguatan regulasi, secara aktif mensukseskan literasi digital, dan mendukung percepatan transformasi digital secara teratur dan berkelanjutan baik secara nasional maupun internasional”.
Terkait identifikasi isu strategis dan peran MASTEL di tahun 2022, khususnya mengenai kesehatan industri dan program Mastel sebagai enabler, Sarwoto memaparkan, “Ada isu strategis tentang keberlanjutan konsolidasi telco, orkestrasi telco menjadi new inverted firms, kemudian bandwidth internet dan infrastruktur pemerintah, inklusi internet dan layanan internet yang merata di tanah air, infrastructure sharing, manage service, 5G, HTS uses cases dan juga ASO-Digital TV. Isu strategis pemanfaatan infrastruktur yang telah digelar, baik itu fiber optik maupun menara telekomunikasi dan jaringan tetap lainnya, agar tercapai efisiensi nasional secara merata dalam penggelaran 4G dan 5G di Indonesia. Infrastruktur ini sangat penting mendukung pemanfaatan teknologi baru baik itu IOT, AI, dan Edge Computing ”.
Selanjutnya, mengenai program Mastel dalam mensukseskan literasi digital, menurut Sarwoto, “SDM adalah kunci literasi digital secara mutlak transformasi digital sukses dengan risiko yang terkendali. Kami menganggap bahwa literasi digital sama dengan herd (immunity) community, jika kita ibaratkan dengan pandemic. Jadi kalau kita belum tercapai vaksinasi 80% maka upaya kita menghadapi pandemi menjadi sulit. Sama seperti literasi digital, kita akan buat persentase SDM atau warga negara sebesar mungkin”.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ir. Ismail, M.T. mengatakan “Untuk sukses dalam transformasi digital kuncinya adalah menuntaskan atau membangun SDM digital nasional. Jika kita bicara mengenai transformasi digital, banyak aspek yang mempengaruhi. Namun, ujung-ujungnya adalah semua membutuhkan SDM dan SDM itu yang kompeten. Infrastruktur misalnya saat ini masih banyak yang dilakukan secara import, butuh dukungan SDM untuk efisiensi dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Di mana pun infrastruktur telekomunikasi menjadi prasyarat dalam transformasi digital. Kita ingin konektivitas yang available, kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau. Maka ketiga isu itu harus diselesaikan dengan efisiensi jaringan, pembangunan dan lain sebagainya”.
Kepala Badan Penelitian dan Pembangunan SDM Kemenkominfo Dr. Eng Hary Budiarto, M.Kom, IPM mengatakan, “Dalam menyediakan talenta digital Kominfo mengacu pada peta jalan Indonesia digital. Peta jalan ini dibuat berdasarkan arahan Bapak Presiden. Dalam membangun talenta digital Kominfo membagi menjadi tiga tingkatan. Pertama adalah basic digital skill, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kecakapan digital dasar untuk mencegah penyebaran konten negatif. Diharapkan pada 2024 sebanyak 50 juta penduduk Indonesia. Kedua, intermediate digital skill, kami menyiapkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi yang mendukung ke arah revolusi industry 4.0. Target kita pada 2022 ada 200.000 peserta. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing masyarakat. Ketiga, kami melakukan pelatihan di tingkat advance untuk para pimpinan yang kita namakan sebagai digital leadership academy. Tujuannya adalah memberikan pelatihan kepada pengambil kebijakan di institusi pemerintah maupun swasta terutama untuk bidang teknologi digital, tata kelola dan pembuatan public policy. Kami targetkan pada 2022 ada 400 orang peserta”.
Hary juga menyampaikan program ini sebagai pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2020 -2024, yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No.2 tahun 2021.
Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN RB Dr. Ir. Alex Denni, M.M. mengatakan, “tantangan terbesar dalam transformasi adalah mengeluar karyawan dari zona nyaman. Jika ingin karyawan tetap tumbuh dan relevan di dalam industri yang bertransformasi tidak ada pilihan lain untuk mengeluarkan mereka dari zona nyaman ke zona pembelajaran. Ini lah pekerjaan rumah sebenarnya dari transformasi”.
Alex menyarankan instansi menyediakan learning wallet bagi karyawan, yang bisa digunakan karyawan untuk belajar kapan pun, apa pun, di mana pun, tanpa approval siapapun ketimbang alokasi budget peningkatan kapasitas karyawan habis untuk sesuatu yang less effective learning approach. “Bagaimana agar pembelajaran berjalan efektif biasanya diuji dengan kuis harian, ini akan memancing mereka untuk mencari jawaban dengan kolaborasi. Ke depan kita harus mendorong leaning dari individu, di mana setiap individu menjadi sentral dalam pembelajaran. Saya kira pembelajaran yang formal sudah harus digeser agar terjadi percepatan pembelajaran. Kita tidak bisa lagi belajar dengan cara standar, kita harus mengarah pada collaborative learning yang makin terpersonalisasi sesuai dengan kebutuhannya dan jika perlu, belajar itu bisa dibantu oleh machine tidak hanya dengan human”, lanjut Alex.
Laporan World Economic Forum 2020 menyebutkan 77% karyawan siap untuk belajar hal baru. 74% melihat belajar sebagai tanggung jawab pribadi. Persoalannya adalah pemimpin terlalu meremehkan orang dan tidak pernah tahu batas seseorang berada di mana. “Melalui Mastel saya ingin mendorong masyarakat agar mau belajar digital walaupun latar belakangnya bukan digital”, ungkap Alex.
Dekan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Dr. Tutun Juhana mengatakan “Dengan motto global respected, ITB membagi ilmu dan membangun kecakapan digital bagi dunia dan masyarakat ITB. Kami membuka beberapa kelas International Virtual Courses. ITB juga terlibat dalam membantu Kemenkominfo untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat”.
Baca: Kolaborasi dengan Pemerintah, Mastel Ingin Telematika Terus Berkontribusi untuk Pembangunan