Pertumbuhan ekonomi digital dan pandemi COVID-19 telah mempercepat adopsi pembayaran digital di antara konsumen dan toko/pedagang. Transaksi pembayaran real-time melonjak sebesar 41% di seluruh dunia pada tahun 2020.
Di Asia Tenggara, nilai transaksi bruto (GMV) online diperkirakan akan mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2030. Potensi pasar Asia Tenggara sangat besar karena lanskap pembayaran di kawasan ini masih sangat terfragmentasi, terutama di segmen usaha kecil dan menengah (UKM).
“Pasar negara berkembang di Asia Tenggara mewakili peluang pertumbuhan tercepat dalam pembayaran digital. Kami bersemangat untuk memantapkan diri sebagai solusi pembayaran digital utama di Asia,” kata Daniel Shin, Chief Executive Officer CHAI, dalam keterangannya, 21/12/2021.
Pasar ekonomi digital Indonesia diprediksi menguasai pasar ekonomi digital Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai US$ 146 miliar pada 2025. Pasar Indonesia pun berpotensi menjadi target ekspansi CHAI.
CHAI bertujuan menjembatani kesenjangan pembayaran di pasar Asia dengan menyediakan solusi pembayaran terintegrasi bagi pedagang online melalui satu platform atau single application programming interface (API).
Melalui CHAI Port, pedagang online dapat mengaktifkan dan menawarkan lebih dari 30 opsi pembayaran seperti kartu kredit, dompet digital, transfer antar bank, dan pembayaran lintas negara kepada pelanggan mereka dalam waktu kurang dari satu jam. Pedagang online juga dapat mengoptimalkan pengalaman checkout untuk meningkatkan tingkat konversi dan mendapatkan analisis real-time dari seluruh jenis metode pembayaran.
Saat ini CHAI memproses lebih dari US$ 6 miliar dari 2.200 pedagang online, mulai dari level startup hingga merek global yang ingin ekspansi ke pasar baru. Baru-baru ini, CHAI meluncurkan CHAI Port di pasar Vietnam dan Thailand, keduanya merupakan pasar pembayaran yang sangat terfragmentasi.
Layanan B2B CHAI Port menawarkan API terpadu, yang memungkinkan ribuan bisnis online secara instan menawarkan lebih dari 30 opsi pembayaran yang berbeda, termasuk kartu kredit, e-wallet, dan transfer antar bank. CHAI juga mengoperasikan dompet digital dan bisnis kartu, dengan total 3 juta pengguna sejak diluncurkan pada Juni 2019.
Investor CHAI yakni SoftBank Ventures Asia, Nyca Partners, Hanwha Investment & Securities, SK Networks, Stonebridge Ventures, Company K Partners, dan Korea Investment Partners.
Baca: Studi Ungkap Pembayaran Digital Melesat Saat Pandemi, Siapa Mendominasi?