Jakarta, ItWorks- Indonesia tahun ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan HIMSS (Healthcare Information and Management Systems Society) yang akan dihelat di Bali dari 26-29 September 2022. Conference dan pameran ini bakal menjadi ajang pertemuan penting untuk sharing dan berbagi pengalaman bagi komunitas kesehatan di Asia Pasifik, terutama dalam upaya mendorong percepatan transformasi digital bidang layanan kesehatan, termasuk di Indonesia.
“Menjadi kehormatan tersendiri bagi Indonesia yang tahun ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan HIMSS22 APAC Conference & Exhibition 2022. Acara tahun ini menjadi konferensi HIMSS APAC tatap muka pertama, setelah pandemi Covid -19 yang juga didukung pemerintah (Kementerian Kesehatan). Sehingga ini tentu akan menjadi event menarik yang akan menyedot perhatian banyak kalangan, terutama yang bergerak di bidang jasa dan industri kesehatan. Apalagi dalam sesi conference, kami juga hadirkan tema-tema terkini yang akan dibahas dalam diskusi dan sharing dengan menghadirkan para pembicara expertise dari berbagai disiplin kesehatan dan bidang IT berskala internasional. Tentu ini juga sangat relevan, dalam upaya mendorong percepatan transformasi digital bagi peningkatan layanan kesehatan di Indonesia yang juga selaras dengan tekad Kementerian Kesehatan melalui cetak biru untuk mempercepat transformasi digital layanan kesehatan di Tanah Air. Kami targetkan ada 1.000 peserta dan partisipan yang akan hadir dalam kegiatan ini,” ujar dr. Fathema Djan Rachmat selaku Ketua Umum Komite Pengarah Konferensi dan Pameran Kesehatan se-Asia Pasifik HIMSS22, kepada ItWorks (18/08/2022), di Jakarta.
Ditambahkan, HIMSS22 APAC akan menjadi ajang pertemuan dan sharing bagi para profesional, sekaligus juga ajang untuk berjejaring, menjalin kemitraan, dan menciptakan peluang untuk membangun sistem layanan kesehatan yang lebih baik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan digital. “Teknologi dan informasi digital berperan sangat penting dalam meningkatkan mutu perawatan dan pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien. Kegiatan ini juga menjadi peluang untuk menggali berbagai referensi, termasuk regulasi global terkait tren penyelenggaraan layanan kesehatan yang berkembang di dunia internasional,” ujarnya.
Dalam pameran (eksibisi) ini, juga ada program untuk demo produk solusi maupun produk hardware (alat-alat dan teknologi bidang kesehatan) dari berbagai brand ternama yang yang akan menampilkan tentang keunggulan prodiuk dan solusinya, termasuk solusi digital untuk mendukung dunia kesehatan. Tidak hanya dari software developer global, atau produsen hardware internasional, namun juga dari pelaku dalam negeri, termasuk local software developer. “Nanti juga ada sesi sharing untuk berbagi pengalaman dari para pelaku bidang kesehatan yang sudah lebih maju dalam hal implementasi digitalasi di institusinya, misalnya rumah sakit, sehingga bisa menjadi ajang pembelajaran bersama,”ujarnya.
Selain itu juga akan menampilkan studi kasus tentang bagaimana organisasi layanan kesehatan di Asia Pasifik telah memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan hasil klinis, kelayakan finansial, dan efisiensi operasional. “Saya optimistis dan sangat bersemangat untuk terus mendorong berbagai kalangan dan pemangku kepentingan di negara ini untuk maju menuju tujuan yang lebih besar dari digitalisasi sistem layanan kesehatan nasional untuk terus memperbaiki dan meningkatkan layanan bagi masyarakat luas,” tandas dr. Fathema Djan Rachmat yang sukses merintis program digitalisasi layanan di Rumah Sakit PT Pelni saat dipercaya mengendalikan rumah sakit BUMN tersebut.
Ditambahkan, beberapa tema penting terkait transformasi digital (Digital Transformation bidang layanan kesehatan akan dibahas dalam pertemuan ini, di antaranya terkait penanganan data (Data Analytics), digital infrastrukltur, Connectivity, data interchange, Interoperability, Artificial Intelligence and Machine Learning, nursing informatics, hingga masalah Cybersecurity (keamanan siber) dan data privacy.
Targetnya dari event tahun ini di antaranya bisa meningkatkan layanan digital kesehatan melalui optimalisasi dan sinkronisasi penanganan data data, konektivitas, electronik data interchange yang lebih baik untuk membuka jalan bagi ekosistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh. “Dalam forum ini akan ada roundtable, di mana delegasi dari beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Singapura, Korea dan lainnya dari Asia Pasifik akan hadir dan sharing bersama. Termasuk dari berbagai Universitas dan University Hospital,” ujarnya.
Melalui HIMSS, juga dilakukan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan atau IT maturity level. sekaligus mendorong untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehaatan dengan memanfaatkan kemampuan teknologi digital. Sehingga nantinya layanan itu memiliki standarisasi kelas dunia serta bisa menciptakan sekaligus mendorong untuk mengembangkan solusi inovatif yang bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan rumah sakit di masa depan. Misal untuk adopsi Rekam Medis Elektronik (Electronic Medical Record Adoption Model-EMRAM) untuk mendukung perawatan pasien yang optimal. Dengan dukjungan teknologi tersebut, dapat mengurangi kesalahan-kesalahan pengobatan, meningkatkan hasil-hasil operasional, dan mencapai lingkungan kerja yang nyaris tanpa kertas. InI baru dari satu sisi, dan tentu masih banyak aspek lain,” pungkasnya. (AC)