Abang Express, perusahaan jasa pengiriman barang yang fokus melayani ekspor, terus meningkatkan layanannya kepada pelanggan terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di seluruh pelosok Indonesia.
Lewat layanan prima dan tarif yang terjangkau, Abang Express telah membantu ribuan pelaku UMKM menembus pasar global.
Direktur sekaligus Owner Abang Express Alwi menjelaskan, kehadiran Abang Express sejak awal didirikan adalah untuk membuat ekspor semudah pengiriman domestik. Ekspor kini tidak lagi menyulitkan dan tidak membutuhkan ongkos yang besar.
“Banyak sekali orang bicara ekspor, tapi UMKM menilainya itu sesuatu yang sulit. Harus dengan volume yang besar, mahal, perizinannya sulit dan segala macam. Makanya di sini kita ingin membantu para UMKM Indonesia biar ekspor lebih mudah, tidak menyulitkan mereka. Dan, ongkos kirim kita Insya Allah yang paling murah dibandingkan yang lain,” ujar Alwi di kantornya, kawasan Condet, Jakarta Timur, Jumat, (21/10/2022).
Menurutnya, perusahaan ekspres dan logistik yang fokus melayani ekspor di Indonesia masih sangat sedikit. Padahal, Indonesia punya peluang ekspor produk yang sangat besar.
“Kalaupun ada, itu yang skala besar atau B2B yang menggunakan kontainer dengan volume berton-ton. Di Abang Express semua kita layani walaupun itu beratnya cuma sekilo atau setengah kilogram, kita bisa ekspor,” tegas Alwi.
Untuk menangkap pasar UMKM ekspor tersebut, lanjutnya, Abang Express telah mendirikan banyak agen di daerah-daerah. Saat ini, total agen Abang Express berjumlah 228 agen yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
“Kita mendirikan banyak agen karena kita langsung hadir ke titik-titik UMKM yang ada di daerah. Jadi, sebagai jembatan untuk ekspor mereka,” tuturnya.
Alwi berharap pada 2024 jumlah agen Abang Express bisa bertambah jadi 500-1.000 agen.
Selain menambah agen, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan ekspres dalam negeri di antaranya JNE, J&T, Tiki dan lainnya.
“Indonesia ini besar, pengiriman dari daerah ke Jakarta butuh waktu, demikian juga dari Jakarta ke negara tujuan. Sebab itu kita menggandeng beberapa kurir lokal yang cepat pengirimannya,” kata Alwi.
Pelatihan Ekspor untuk UMKM
Upaya lain yang dilakukan Abang Express untuk membantu UMKM menembus pasar global, dengan membuat pelatihan-pelatihan tentang ekspor kepada bagi mereka. Peserta diberikan materi tentang ekspor dan bagaimana mereka bisa menjual produk mereka di pasar ekspor, misalnya dengan memanfaatkan media sosial atau melalui agen-agen Abang Express yang ada di daerah.
Pelatihan-pelatihan UMKM ini juga sejalan dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang saat ini yang gencar mendorong ekspor produk UMKM. “Harapan kita nanti ada kerja sama dengan pemerintah untuk edukasi UMKM ini. Saat ini memang belum, tapi kita ada rencana ke situ,” ucap Alwi.
Bagi para pelaku UMKM yang mau ekspor, Alwi mengingatkan bahwa yang penting adalah bagaimana mereka bisa menangkap peluang ekspor. Sebab, pasar ekspor itu sangat besar dan banyak orang Indonesia yang berada di luar negeri.
“Mereka pasti lebih menyukai produk-produk dari Indonesia. Produk-produk kita juga sangat diminati oleh negara lain, makanya harapan saya kepada para UMKM yang ekspor ini bisa menjaga kualitas produknya,” kata dia.
Untuk menangkap peluang pasar ini, salah satu cara yang bisa dilakukan pelaku UMKM adalah dengan memanfaatkan media sosial. Saat ini, kebanyakan komunitas atau persatuan orang Indonesia di luar negeri misalnya di Jepang dan Amerika punya media sosial sendiri. “Kita bisa menawarkan produk-produk kita di media sosial tersebut,” ucapnya.
Untuk menghindari adanya penolakan atau reject atas produk ekspor yang hendak dikirim, Abang Express juga selalu memantau regulasi baik dari pemerintah Indonesia maupun pemerintah di negara tujuan yang paling up to date.
“Ketika ada perubahan regulasi ekspor atau impor di negara tujuan, kita selalu memberi pemberitahuan. Misalnya dulu ekspor kopi dipersulit, tapi sekarang dipermudah oleh pemerintah,” ujar Alwi.
Kiriman Ekspor Melonjak
Pada kesempatan itu, Alwi juga mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia justru menjadi berkah bagi Abang Express karena layanan pengiriman ke luar negeri melonjak. Hal itu karena kebanyakan orang sekarang lebih memilih belanja online.
“Alhamdulillah pengiriman ekspor melalui Abang Express dari 2021 ke 2022 malah naik 30 sampai 40 persen,” ungkapnya.
Saat ini, menurut Alwi, pengiriman barang di Abang Express dalam sehari berkisar 500-1.000 resi atau rata-rata 700 resi dengan berat rata-rata 2 ton. “Ini masih bisa ditingkatkan lagi. Harapan kami ekspor Indonesia bisa terus berkembang dan pemerintah juga serius mendorong ekspor,” tuturnya.
Alwi menambahkan, pasar pengiriman barang Abang Express sekarang lebih banyak ke negara-negara Asia. Ada lima negara yang sudah ditangani sendiri oleh Abang Express yakni Singapura, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arah (UEA), dan Hong Kong. Negara-negara tersebut memiliki pasar yang besar karena banyak terdapat TKI, diaspora Indonesia, dan mahasiswa.
Untuk pengiriman barang ke negara di luar lima negara tersebut, Abang Express yang sudah menjadi anggota Asperindo ini menjalin kerja sama dengan DHL.
“Pengiriman produk di Abang Express sekitar 50 persen adalah produk makanan, 30 persen pakaian, serta 20 persen produk kosmetik dan lainnya,” tuturnya.
Layanan prima Abang Express juga didukung sistem digital yang memudahkan pelanggan. Dengan sistem digital tersebut, pelanggan bisa langsung booking order, cek resi, bisa tracking barang, serta bisa melakukan pembayaran dengan payment gateway seperti OVO, Gopay, dan lainnya. “Kita mau tidak mau harus mengikuti secara digital,” kata Alwi.
Menurut Alwi, salah satu tantangan bisnis jasa pengiriman ini adalah kenaikan harga BBM yang membuat ongkos kirim meningkat. Biaya operasional perusahaan juga membengkak.
“Tapi sampai sekarang kita belum ada penyesuaian harga. Rencana awal bulan depan (November) kita ada kenaikan ongkos kirim. Kita masih hitung kenaikannya biar tidak terlalu memberatkan, mungkin 10 persen,” kata Alwi.
Baca: Digitalisasi Dinilai Jadi Solusi Turunkan Biaya Logistik Pengiriman Antarkot