Di Indonesia, lanskap perkembangan transformasi digital juga mendorong paradigma perusahaan dalam memanfaatkan teknologi dan mempekerjakan lebih banyak karyawan yang paham teknologi secara spesifik untuk kemajuan bisnis perusahaan.
Temuan laporan “What Tech Jobseekers Wish Employers Knew: Unlocking the Future of Recruitment, memperlihatkan 45% responden dari para profesional di bidang teknologi Indonesia tidak mencari pekerjaan baru, namun terbuka dan tertarik dengan kesempatan kerja baru yang dengan penawaran menarik.
Para perusahaan dari berbagai sektor baik teknologi atau non-teknologi harus bersiap untuk memenangkan tech talent terbaik, karena pasar tenaga kerja teknologi di Indonesia pun semakin memanas.
Hasil studi tersebut dimuat dalam laporan yang diterbitkan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan The Network (sebuah aliansi global situs rekrutmen di mana SEEK, JobStreet, dan JobsDB menjadi bagiannya) dengan mewawancarai lebih dari 3,300 responden Indonesia dari keseluruhan 6,000 responden di bidang teknologi dari enam negara Asia (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong dan Filipina)
“Memahami apa yang diinginkan oleh tech talents adalah kunci bagi perusahaan yang mencari untuk menarik talent baru atau mempertahankan karyawan yang ada. Ujar Varun Mehta, COO – Indonesia, JobStreet, dalam siaran pers, 10/05/2023.
Temuan laporan tersebut mengungkapkan , tiga motivasi teratas tech talents di Asia untuk mengubah pekerjaan adalah mencari posisi yang lebih menarik atau senior di pekerjaan baru (55%), kurangnya kesempatan untuk kemajuan karir ke atas di tempat mereka saat ini (31%), dan gaji dan manfaat yang tidak memuaskan pada pekerjaan saat ini (26%).
Tech talents Indonesia juga lebih memilih pekerjaan yang stabil dengan keseimbangan kehidupan kerja yang baik, yang 61% dari mereka anggap sebagai jalur karir ideal mereka, memberi mereka waktu untuk keluarga, teman, dan hobi. Selain itu, 27% tech talents Indonesia mau kembali bekerja penuh waktu ke kantor (lebih tinggi dibandingkan tech talents Asia dengan 18%), sementara 63% lebih memilih model hybrid.
Apa yang Dapat Dilakukan oleh Perusahaan
Varun menambahkan, “Para perusahaan harus menyediakan proses yang lancar dan tepat waktu adalah cara nomor satu bagi pemberi kerja untuk menonjol selama perekrutan, menurut 65% responden para talent, dan 47% akan menolak tawaran pekerjaan yang menarik jika mereka mengalami pengalaman negatif.”
Laporan tersebut memberikan detail mendalam tentang tindakan kunci yang harus dipertimbangkan saat merekrut para tech talents. Misalnya, disarankan agar pemberi kerja menunjukkan kisaran gaji, deskripsi pekerjaan yang tepat dan jelas, dan opsi kerja fleksibel saat membuat iklan pekerjaan.
Selama tahap aplikasi dan seleksi, perusahaan sebaiknya menawarkan wawancara tatap muka dengan manajer dan rekruter masa depan karena hal ini sangat dihargai oleh para tech talents, bersama dengan adanya percakapan yang jujur dan terbuka dengan manajer perekrutan.
Ketika membuat tawaran, pengusaha sebaiknya terbuka untuk negosiasi tambahan bonus atau tunjangan. Para tech talents juga menghargai jika diberikan waktu dan ruang yang cukup untuk mempertimbangkan tawaran.
Baca juga: Pasar Kerja Menurun, Tech Talent Asia Tetap Percaya Diri