Hasil studi terbaru Paessler mengungkapkan terdapat kesenjangan antara praktik bisnis keberlanjutan dan transformasi digital di kalangan perusahaan dan organisasi di Indonesia. Di wilayah ASEAN, Indonesia tertinggal dari negara lain dalam upaya keberlanjutan.
“Banyak perusahaan melihat upaya keberlanjutan dan profitabilitas sebagai hal yang kontradiktif. Namun, jika kita mengukurnya dengan benar, kombinasi keduanya dapat menghasilkan efisiensi biaya dan keunggulan kompetitif. Sangat penting untuk membangun strategi IT yang kuat, strategi transformasi digital dan mengembangkan kerangka kerja keberlanjutan yang semuanya terintegrasi dengan kerangka kerja monitoring IT secara komprehensif,” ujar Felix Berndt, Regional Sales Manager, Asia Pacific, Paessler, dalam keterangannya, 27/06/2023
Ia pun menegaskan bahwa menjembatani kesenjangan antara transformasi digital dan upaya keberlanjutan untuk membuat keputusan berbasis data dapat menghasilkan optimalisasi sumber daya dan menghadirkan manfaat ekonomi bagi bisnis.
Temuan utama studi Paessler berjudul “Keeping Watch: Monitoring Your Path to Sustainable IT di Indonesia yaitu:
- Transformasi Digital (80%) merupakan prioritas utama bisnis mayoritas perusahaan Indonesia, diikuti oleh upaya keberlanjutan (75%)
- 68% perusahaan Indonesia tengah mengembangkan kerangka kerja upaya keberlanjutan, hanya 30% perusahaan yang sudah memiliki strategi yang jelas dan tengah berjalan
- Sejumlah perusahaan tidak menganggap upaya keberlanjutan sebagai salah satu dari lima tantangan bisnis utama
- 75% perusahaan di Indonesia merasa sangat optimis dengan prospek bisnis dalam tiga tahun ke depan
Studi tersebut dilakukan oleh Intuit Research selama periode Desember 2022 hingga Maret 2023, untuk memahami situasi praktik keberlanjutan terkini di kalangan bisnis, dan menyelami lebih dalam tentang faktor pendorong dan hambatan dalam menerapkan praktik IT keberlanjutan.
Para pengambil keputusan inti dari sejumlah perusahaan besar (dengan kisaran pendapatan USD 50 juta hingga lebih dari USD 1 miliar) yang berasal dari enam negara; Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia, Australia, dan Selandia Baru diwawancara untuk penelitian ini. Opini dikumpulkan dari para pengambil keputusan bisnis senior di tiga sektor industri utama: Manufaktur, Layanan Penting, dan Teknologi/Telekomunikasi/Pusat Data.
Baca juga: Dorong Transformasi Digital, Sektor Bisnis Filipina Gandeng WIR Group