Industri insurtech di Indonesia memiliki potensi yang menarik karena kemajuan digitalisasi yang signifikan. Digitalisasi menyediakan produk asuransi yang terjangkau dan mudah diakses bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Sehingga, kehadiran insurtech bisa menjangkau potensi ini.
“Insurtech di Indonesia diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat selama 2021-2026 dan mencapai ukuran premi bruto yang bernilai miliaran dolar,” Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan di acara Indonesia Rendezvous 2023, di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/10/2023).
Ia menjelaskan, pasar insurtech di Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan didorong peningkatan kesadaran akan meningkatnya digitalisasi, penawaran harga yang kompetitif dan saluran distribusi yang efisien.
“Sektor ini diproyeksikan mengikuti tren pertumbuhan yang kuat dari tingkat penetrasi yang relatif rendah sekitar 3% dari populasi akibat perubahan demografis di Indonesia,” kata Budi.
Perusahaan insurtech juga menyediakan solusi yang inovatif bagi konsumen dengan kemudahan akses polis untuk produk asuransi tradisional. Menurutnya, ini juga meningkatkan minat investor dalam sektor asuransi kesehatan digital.
Selain kesehatan, kategori asuransi mikro dan asuransi perjalanan juga diharapkan akan tumbuh dalam lima tahun mendatang. Munculnya produk asuransi dengan premi kecil dan kemitraan dengan aplikasi super populer memberikan dukungan yang sesuai untuk sektor ini.
Menurut Budi, masyarakat yang menggunakan layanan insurtech sangat puas dengan kenyamanan yang ditawarkan insurtech dengan kemudahan dalam menyelesaikan pembayaran yang cepat.
“Selain itu, opsi pembayaran premi yang kompetitif harganya dan proses klaim yang lebih mudah muncul menjadi faktor utama pertumbuhan,” tutupnya.
Baca juga: Kolaborasi Insurtech Rey dan Kimia Farma Hadirkan Layanan Kesehatan Terproteksi di Seluruh Indonesia