ItWorks-PT Inovasi Kesehatan Indonesia (kesia.id), local business software developer yang mengkhususkan pada pengembangan sistem aplikasi bidang kesehatan (healthcare) tahun ini berhasil meraih penghargaan “TOP Digital Awards 2024” di level Bintang 4- TOP DIGITAL IMPLEMENTATION 2024 # 4 LEVEL STAR. Selain itu, juga meraih penghargaan TOP LEADER ON DIGITAL IMPLEMENTATION 2024 yang diberikan kepada Chief Executive Officer (Ceo) Kesia -San Emirza, serta TOP CIO ON DIGITAL IMPLEMENTATION 2024 kepada Pimpinan TI / CTO Kesia, Adhitya Nugraha Tangahu, S.Si.
Piala dan piagam penghargaan telah diserahkan di acara puncak penghargaan “TOP Digital Awards 2024” yang berlangsung, Kamis sore, (5/12/2024), di Dian Ballroom Raffles Hotel, Jakarta. Turut hadir menyaksikan penyerahaan penghargaan, Dr dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp.BTKV(K) MPH – selaku Co-Founder & Commisioner Kesia, serta Adhitya Nugraha Tangahu, S.Si. Technical Manager Kesia.
“Kami mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan dari ajang penghargaan TOP Digital Awards 2024 ini. Ini tentu juga tak lepas dari dedikasi dan kerja keras seluruh tim kami dalam mengembangkan sistem aplikasi untuk membantu para pengguna, utamanya Rumah Sakit dan sejenisnya melakukan tranformasi digital dengan solusi aplikasi yang kami bangun melalui Kesia ini,” ungkap Ceo Kesia, San Emirza.
Puncak acara penghargaan “TOP Digital Awards 2024” juga dihadiri dihadiri sejumlah kepala daerah, para CEO, CIO, CTO dari berbagai perusahaan, dan Instansi pemerintahan di Tanah Air. Top Digital Awards merupakan kegiatan corporate rating (penilaian) untuk pemberian penghargaan tahunan bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau digital technology di Indonesia, yang diberikan kepada Perusahaan, organisasi dan instansi Pemerintahan, yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digital. Terutama untuk meningkatkan kinerja, layanan, inovasi, dan daya saing bisnisnya serta layanan kepada masyarakat atau pelanggan.
Ketua Penyelenggara TOP Digital Awards 2024 yang juga Pemimpin Redaksi ItWorks ,M. Lutfi Handayani ST. MBA, mengatakan, kegiatan TOP Digital Awards bukan sekadar penilaian dan pemberian penghargaan, namun juga untuk mendukung pembelajaran bersama dalam upaya meningkatkan pemanfaatan teknologi digital, untuk kinerja, layanan, dan daya saing bisnisnya serta layanan kepada masyarakat maupun konsumen.
“Penghargaan TOP DIGITAL Awards, diberikan kepada Instansi pemerintahan dan Korporasi Bisnis, yang dinilai telah berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digital. Insya Allah ini merupakan yang terbesar dan paling membanggakan di Indonesia yang di dalamnya juga sarat pembelajaran bersama,”kata M. Lutfi Handayani ST. MBA, dalam laporan sambutannya.
Ditambahkan Lutfi, TOP DIGITAL Awards 2024 juga untuk mendorong adanya inovasi-inovasi baru digitalisasi. Terutama mendukung akselerasi transformasi digital di Tanah Air sebagai kesiapan dalam memasuki era industri 4.0 dan era Society 5.0. Termasuk adanya tren dan dinamika baru. Seperti teknologi Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT) yang saling melengkapi dan dapat meningkatkan efisiensi dan perbaikan proses dalam berbagai bidang. Termasuk solusi IT Security yang belakangan tengah menjadi perhatian banyak kalangan di tengah tingginya proses transformasi digital saat ini.
TOP DIGITAL Awards lanjutnya, diselenggarakan setiap tahun oleh Majalah ItWorks dari MSI Group, dengan didukung oleh para Pakar dan Dewan Juri dari berbagai asosiasi TI, seperti APTIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer), MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia), APKOMINDO (Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia), ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Indonesia), IDTUG (Indonesia Telecommunication User Group), dan LKN (Lembaga Kajian Nusantara – Asta Cita).
“Dari sejak tahun pertama penyelenggaraan, yakni tahun 2016, TOP DIGITAL Awards didesain sebagai ajang penghargaan yang sarat dengan aspek pembelajaran bersama. Tahun ini, dari 200-an Finalis, sebanyak 165 Instansi pemerintahan dan korporasi bisnis yang mengikuti prsoses penilaian secara lengkap,” ujarnya.
Terkait aspek-aspek pembelajaran bersama dalam kegiatan TOP DIGITAL Awards ini yakni, Pertama, di akhir Wawancara Penjurian, ada Sesi Nilai Tambah, dimana Dewan Juri dapat memberikan pendapat, saran, dan masukan-masukan perbaikan kepada peserta.
Sesi Nilai Tambah, adalah sebuah sesi yang sudah menjadi budaya dalam award-award yang diselenggarakan oleh media-media di MSI Group, termasuk didalamnya adalah majalah ItWorks, majalah Madani, dan majalah Top Business. Kedua, selaku penyelenggara, kami juga memberikan kesempatan kepada setiap peserta, untuk dapat Seat in atau mengikuti Sesi Presentasi / Wawancara Penjurian peserta lain, selama yang diikuti adalah bukan kompetitor bisnisnya.
Hal senada disampaikan Ketua dewan Juri Top Digital Awards 2024, Prof. Dr. rer. nat. Achmad Benny Mutiara, SSi, S.Kom. Menurutnya, kegiatan TOP DIGITAL Awards yang diselenggarakan oleh majalah ItWorks ini, sangat selaras dengan arah kebijakan Presiden RI periode 2024-2029, yakni percepatan transformasi digital guna mendorong peningkatan implementasi dan pemanfaatan teknologi digital, baik di instansi pemerintahan, korporasi bisnis, maupun institusi lainnya.
“Transformasi Digital umumnya dijalankan dalam upaya suatu organisasi mendongkrak efektivitas dan efisiensi dalam memberikan layanan publik, kinerja bisnis dan operasional, serta layanan kepada pelanggan,” ujarnya.
Dalam laporannya disampaikan bahwa proses penilaian dan penetapan pemenang, dilakukan secara obyektif, dan independen oleh Dewan Juri. Penilaian dan penjurian yang telah dilakukan, didasarkan pada informasi yang diperoleh dari jawaban kuesioner, wawancara penjurian, dan sumber informasi lain yang relevan, selama proses penilaian berlangsung.
Metode penilaian ini diawali dengan seleksi awal terhadap hampir 1000 calon peserta, untuk menghasilkan 200 kandidat terbaik. Para pakar TI dan Dewan Juri, merekomendasikan kandidat-kandidat perusahaan dan instansi pemerintahan, yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan teknologi digitalnya. Beberapa data pendukung, termasuk hasil penilaian SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) yang diselenggarkan oleh Kemenpan RB, juga menjadi pertimbangan dalam seleksi awal ini.
“Dari 200 kandidat terbaik, sebanyak 168 peserta yang dapat mengikuti proses penilaian secara lengkap, termasuk hadir dan presentasi keberhasilan implementasi dan pemanfaatan teknologi digitalnya, dalam kegiatan Wawancara Penjurian yang diselenggarakan secara daring,” terangnya.
Di tengah kemajuan teknologi informasi yang kian pesat belakangan ini, digitalisasi di sektor Rumah Sakit, Klinik dan, bidang layanan kesehatan, merupakan keniscayaan yang tak bisa dielakan. Apalagi memasuki era revolusi industri keempat yang terus berkembang, yang juga menuntut layanan kesehatan cepat, akurat dengan dukungan teknologi informasi maupun peralatan medis penunjang.
Sehingga seiring kemajuan teknologi digital, sistem pengelolaan Rumah Sakit juga harus bisa menyesuaikan diri, tidak bisa lagi dikelola secara konvensional, namun juga harus bisa mengikuti tuntutan kemajuan teknologi yang ada agar bisa lebih optimal, efektif, dan efisien. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.
Dalam hal ini pemerintah juga mendorong semua Rumah Sakit di Indonesia mulai membangun sistem aplikasi terintegrasi menuju layanan yang lebih maju dengan konsep Smart Hospital. Smart hospital yakni pengelolaan dan layanan kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan teknologi informasi, di mana berbagai jenis pelayanan, dari sistem administrasi, tenaga medis dan aspek lainnya mulai mengintegrasikan teknologi atau sistem informasi yang canggih dan terpadu.
Guna menjawab kebutuhan ini, Kesia membangun dan mengembangkan aplikasi rumah sakit pintar secara 360º dengan mengedepankan kemudahan implementasi dari Front Office hingga Dokter sekalipun. Kesia menghadirkan solusi digital untuk meningkatkan standar pelayanan rumah sakit terhadap pasien demi tercapainya ketahanan kesehatan nasional.
Rumah sakit tidak perlu lagi melakukan instalasi dan manual update jika ingin menggunakan Kesia karena telah di support dengan teknologi CI/CD (Continuous Integration dan Continuous Development), sehingga rumah sakit bisa tetap fokus terhadap progress implementasi baik dari segi data maupun kepatuhan penggunaan. Kesia juga memiliki fitur yang sangat lengkap dan sudah memulai masuk ke arah subspesialistik sesuai dengan diagnosa yang ada, seperti penyakit jantung, kanker dan lainnya. Kesia juga memiliki open internal API yang dapat digunakan oleh IT rumah sakit jika ingin mengintegrasikan service tambahan seperti mobile apps rumah sakit, website rumah sakit, maupun tools internal lainnya.
Kesia juga telah menerapkan berbagai tolak ukur pengamanan terhadap keamanan data, baik dari segi data yang hanya bisa diakses melalui API gateway, maupun dari segi cloud cyber protection dan juga keamanan melalui modul IAM (Identity and Access Management). Solusi Kesia juga sudah dapat terintegrasi dengan BPJS, SATU SEHAT Kemenkes, Antrian Online, dan lainnya. (AC)