Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara memperkuat langkah transformasi digitalnya dengan membangun ekosistem teknologi informasi yang terintegrasi, aman, dan efisien. Transformasi ini menjadi tulang punggung dalam pengembangan bisnis berita, data, dan layanan publik Antara di era digital.
Direktur Komersial, Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi LKBN Antara Jaka Suryo menjelaskan, digitalisasi kini menjadi prioritas utama perusahaan. “Bisnis utama kami memang penyedia jasa komunikasi, tetapi di belakangnya, seluruh operasional Antara ditopang oleh sistem IT. Karena itu, keamanan siber menjadi fokus utama kami,” ujar Jaka dalam ajang paparan inovasi teknologi BUMN, Jumat (31/10).
Demikian seperti disampaikan Jaka dalam acara penjurian TOP Digital Awards 2025 yang digelar Majalah ItWorks secara online dengan tema “Driving Operational Excellence through Intelligent Digital Transformation,” Kamis (31/10/2025).
Jaka menambahkan, sejak 2025 Kementerian BUMN telah menetapkan indikator kinerja direksi yang mencakup aspek keamanan siber. Hal ini, kata dia, mendorong manajemen untuk menyusun kebijakan tata kelola perusahaan yang memperkuat sistem pertahanan digital.
“Kami sudah menetapkan berbagai aturan dan kebijakan terkait tata kelola keamanan siber. Ini bagian dari komitmen kami menjaga kepercayaan publik, terutama karena kerja sama bisnis kami juga melibatkan Bloomberg, Refinitiv, London Stock Exchange, hingga F Global. Semuanya berbasis IT,” jelas dia.
Selain menjalankan fungsi komersial, Antara juga mengemban penugasan pemerintah melalui Public Service Obligation (PSO) di bidang media. Untuk itu, perusahaan mengembangkan sistem terintegrasi agar produksi dan distribusi berita pemerintah dapat dimonitor secara real-time dengan tingkat keamanan tinggi.
“Semua sistem ini kami bangun in-house untuk memastikan keamanan data dan kerahasiaan informasi mitra,” kata Jaka.
Ekosistem Digital dan Prestasi Siber
Dalam presentasi yang sama, Kepala Divisi TI LKBN Antara Darwito menjelaskan bahwa arah besar pengembangan digital perusahaan dituangkan dalam Rencana Jangka Panjang 2025–2029.
Fokusnya meliputi penguatan produksi dan distribusi berita digital, pengembangan layanan data global, serta peningkatan keamanan siber.
“Kami membangun ekosistem digital yang menghubungkan pemerintah, mitra bisnis, dan publik dalam satu sistem yang aman dan terintegrasi. Seluruh interaksi antarentitas kami jamin kerahasiaannya,” ujar Darwito.
Ia menambahkan, hasil transformasi digital yang dilakukan Antara telah diakui secara nasional. Pada Oktober 2025, LKBN Antara meraih Indeks Kematangan Keamanan Siber 3,29 dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan standar ICAS (Indonesia Cybersecurity Maturity Assessment System).
“Antara menjadi industri media pertama di Indonesia yang dinilai dengan standar ICAS. Ini capaian membanggakan bagi kami,” ucapnya.
Efisiensi dengan AI
Salah satu terobosan besar dalam digitalisasi newsroom Antara adalah penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk proses editing berita berbahasa Inggris.
Menurut Darwito, langkah ini terbukti meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional secara signifikan.
“Sebelumnya, pemeriksaan tata bahasa dilakukan oleh pihak ketiga di Amerika dengan biaya sekitar 3.500 dolar AS per bulan. Setelah menggunakan AI, biayanya hanya 200 dolar. Artinya, ada efisiensi hampir 3.300 dolar atau sekitar Rp49 juta per bulan,” paparnya.
AI juga mempercepat waktu penyuntingan berita dari rata-rata 9–10 menit menjadi sekitar 6 menit per berita, tanpa mengurangi kualitas publikasi.
“Kami berharap teknologi ini bisa dikembangkan lebih jauh, termasuk untuk penerjemahan berita dan content verification,” ujarnya.
Jaga Netralitas
Jaka Suryo kembali menegaskan, meski berada di bawah pemerintah, LKBN Antara tetap menjaga independensi dan profesionalitas dalam pemberitaan.
“Ada batasan etis yang kami pegang. Antara tidak membuat berita clickbait, tidak menerima iklan politik atau rokok, dan tidak berpihak pada kubu mana pun. Justru karena itu, berita kami dipercaya oleh mitra global,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan Antara akan memperkuat bisnis berbasis data dan layanan informasi finansial global.
“Banyak mitra luar negeri membeli data dan konten Antara karena dinilai bersih, netral, dan bisa dijadikan basis pembelajaran AI mereka. Jadi arah bisnis kami bukan sekadar iklan media, tapi juga layanan data dan analitik,” tutur Jaka.
Selain itu, Darwito menambahkan, melalui langkah-langkah digitalisasi tersebut, Antara berupaya menegaskan posisinya sebagai kantor berita nasional yang kredibel dan relevan dengan perkembangan zaman.
“Kami ingin tetap menjadi sumber informasi terpercaya bagi publik, sekaligus pionir media yang adaptif terhadap perubahan teknologi,” pungkas Darwito.
Editor: Fauzi














