Penguatan kemampuan SDM dan iptek daerah mutlak harus dilakukan secara terpadu. Sehingga secara keseluruhan akan membentuk kemampuan daerah yang optimal. Perlu sinergi yang kuat antar unsur-unsur terkait dalam pembangunan di Pemprov Gorontalo.
Diharapakan, penguatan sistem inovasi daerah (SID) dapat memfasilitasi dan menstimulasi pemda agar mampu menumbuhkan sumberdaya iptek secara efektif dan efisien serta memberlakukan kesinergian antara kebutuhan pasar, pembangunan sektor produksi dan pengembangan iklim usaha yang kompetitif di daerah. Sehingga kemampuan untuk melaksanakan proses pertambahan nilai dapat terus menerus ditingkatkan sesuai dengan potensi dan karakteristik Pemprov Gorontalo.
“BPPT sangat membantu daerah dalam mengembangkan program dan wahana yang memungkinkan terjadinya komunikasi, interaksi dan sinergi antar aktor inovasi. Program tersebut antara lain pengkajian dan penerapan teknologi pemanfaatan SDA lingkungan, pendidikan dan pelatihan serta inovasi teknologi,” ungkap Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat menghadiri acara temu para investor di Gedung BPPT Jakarta, kemarin.S ejumlah potensi yang diharapkan mendapat respon dari mitra bisnis Provinsi Gorontalo melalui pertemuan tersebut, meliputi jagung, pakan ternak, perikanan dan kelautan di mana terhadap terumbu karang, bio massa serta PLTU dan PLTA.
Dikatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi Gorontalo 7,1% dengan APBD sebesar Rp1,1 triliun. Jumlah penduduk pun meningkat dari 880 ribu jiwa menjadi 1,1 juta jiwa pada tahun ini. Selain ketersediaan listrik, masalah lain yang sedang menjadi prioritas adalah pembangunan infrastruktur berupa jalan sepanjang 667 km dan target surplus beras 10 juta ton pada 2014.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, Ridwan Djamaluddin menjelaskan kerja sama BPPT dengan Pemprov Gorontalo akan diarahkan pada pengembangan energi hijau yakni membangun pembangkit listrik dari biomassa, pembangkit listrik tenaga mikro hidro, geothermal, serta pembuatan kapal dari fiber glass
Menurut Ridwan, ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di Gorontalo, pertama terkait panas bumi, kedua pengurangan resiko banjir, ketiga penataan ekosistem mangrove berbasis masyarakat, kemudian pengolahan eceng gondok menjadi pupuk organik. Selain itu juga bisa dilakukan pembangunan sedimen trap untuk pengelolaan Danau Limboto, rehabilitasi Danau Limboto sebagai agroekosistem, pengelolaan tambang emas dan juga pelatihan pembuatan perahu dan kapal katamaran dari fiberglas. Pembuatan pupuk bioorganik dan penguatan SID.