Penguasaan teknologi baru dan substitusi impor menjadi dua dari sejumlah fokus Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional. Hal itu terungkap dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemristek/BRIN 2020 Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Puspiptek Tangerang Selatan, Banten.
Kemristek/BRIN akan fokus pada kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbang jirap) yang menghasilkan teknologi tepat guna, substitusi impor, peningkatan nilai tambah dan penguasaan teknologi baru.
“Kami juga akan segera melakukan debirokratisasi yang menuju lembaga litbang jirap yang lebih lincah dan fleksibel,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dalam laporannya di dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kemristek/BRIN 2020 Integrasi Riset dan Inovasi Indonesia di Puspiptek Tangerang Selatan, Banten dalam siaran persnya, Kamis (13/2).
Rakornas dihadiri antara lain oleh Presiden RI Joko Widodo, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Terkait penyederhanaan birokrasi, Bambang mengatakan Kemristek akan segera menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo untuk penyatuan penelitian dan pengembangan kementerian, lembaga dan lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) dalam BRIN untuk mencegah duplikasi riset dan riset yang berskala kecil dan hanya berorientasi pada penyerapan anggaran.
Dalam laporannya, Bambang mengatakan pemerintah akan mewujudkan inovasi dengan memanfaatkan triple helix yaitu berupaya mensinergikan dan memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antara dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi, serta pemerintah.
“Kemristek/BRIN akan mendorong implementasi prioritas riset nasional dan memastikan setiap waktu riset dan inovasi memahami apa yang harus menjadi fokus dan apa yang harus dikerjakan,” ujar Bambang.
Dengan demikian, Kemristek ingin memastikan bahwa riset dan inovasi akan memberikan kontribusi nyata dalam agenda percepatan pertumbuhan ekonomi, penyelesaian permasalahan bangsa, agenda pembangunan yang berkelanjutan dan agenda kemandirian iptek nasional.
Menurut Bambang, selain mengidentifikasi isu strategis pengembangan iptek dan inovasi, BRIN juga akan membangun sumber daya manusia (SDM) ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang tidak hanya bekerja keras tapi juga dinamis, produktif, terampil, menguasai iptek didukung dengan kerja sama industri dan talenta global.
Kemristek juga akan memelihara, memperbarui dan mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur riset bagi rakyat untuk mendukung transformasi ekonomi.
Dalam konteks penyederhanaan regulasi, BRIN akan melakukan penyederhanaan regulasi untuk menciptakan ekosistem penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan yang kondusif.