Jakarta, ItWorks- Seiring penerapan social distancing (jarak sosial) yang saat ini sedang terjadi sebagai upaya pencegahan penyebaran corona virus, para ahli Kaspersky menyelidiki lanskap ancaman untuk aplikasi pertemuan sosial demi memastikan keamanan dan kenyamanan proses komunikasi para pengguna. Analisis selanjutnya mendeteksi sekitar 1.300 file teridentifikasi menggunakan nama yang serupa dengan aplikasi terkemuka, seperti Zoom, Webex, dan Slack.
Di tengah penerapan works from home (WFH) dan sosial distancing, aplikasi pertemuan sosial saat ini menyediakan pilihan bagi banyak orang untuk terhubung melalui video, audio atau teks ketika tidak ada sarana komunikasi lain yang tersedia. Namun, para pelaku kejahatan siber, juga banyak memanfaatkan kesempatan ini dengan mendistribusikan berbagai ancaman siber dengan kedok aplikasi populer.
Denis Parinov, pakar keamanan di Kaspersky dalam rilis persnya baru-baru ini menyebutkan, di antara 1300 file tersebut, terdapat 200 ancaman terdeteksi. Ancaman paling umum adalah dua jenis adware yaitu DealPly dan DownloadSponsor. Kedua jenis ini merupakan pemasang (installer) yang akan menampilkan iklan atau mengunduh modul adware. Perangkat lunak tersebut biasanya muncul pada perangkat pengguna setelah diunduh dari pasar tidak resmi.
Disebutkan, meskipun adware bukan jenis perangkat lunak berbahaya, mereka tetap dapat menimbulkan risiko privasi. Produk Kaspersky telah berhasil mendeteksi dan memblokir DealPly dan DownloadSponsor.
Terlepas dari adware, pada beberapa kasus, pakar Kaspersky menemukan ancaman yang disamarkan sebagai file .lnk – pintas (shortcuts) ke aplikasi. Bahkan, sebagian besar dari mereka terdeteksi sebagai Exploit.Win32.CVE-2010-2568 – kode berbahaya yang cukup lama, namun masih tersebar luas dan memungkinkan penyerang menginfeksi beberapa komputer dengan malware tambahan.
Namun “Raja” sebenarnya dari aplikasi pertemuan sosial yang namanya paling banyak digunakan oleh para pelaku kejahatan siber dalam percobaan mendistribusikan ancaman siber adalah Skype. Pakar Kaspersky berhasil menemukan sebanyak 120.000 file mencurigakan yang menggunakan nama aplikasi tersebut. Tidak seperti yang lainnya, penggunaan nama aplikasi ini bukan hanya ditujukan untuk mendistribusikan adware, tetapi juga berbagai malware – khususnya Trojan.
” Jumlah aktual dari file-file yang kita lihat ini cukup berada di level moderat. Lain halnya dengan Skype, aplikasi ini pada dasarnya sudah menjadi target bagi para pelaku kejahatan siber selama bertahun-tahun karena popularitasnya. Pada saat yang sama, kami berpikir bahwa, penting bagi orang-orang untuk mengetahui tentang keberadaan ancaman semacam itu. Dalam keadaan seperti saat ini, ketika sebagian besar dari kita bekerja dari rumah, sangat penting untuk memastikan bahwa apa yang kita gunakan sebagai platform pertemuan sosial daring diunduh dari sumber sah, dengan pengaturan tepat dan tidak memiliki kerentanan berat yang belum diatasi sebelumnya,” komentar Denis Parinov. (AC)