Penulis: Fauzi
Digitalisasi menjadi hal yang terus diupayakan, tidak terkecuali oleh Badan Pendapatan (Bapenda) Kota Semarang. Dalam hal ini, digitalisasi merupakan salah satu yang diupayakan oleh Bapenda Semarang demi mewujudkan Pemerintah yang semakin handal untuk peningkatan layanan publik seperti tertuang dalam visi dan misi Kota Semarang.
Untuk diketahui, secara umum kota Semarang memiliki visi menjadi ‘Kota Perdagangan dan Jasa Yang Hebat Menuju Masyarakat Sejahtera’. Sementara untuk mewujudkan visi tersebut, Semarang memiliki sejumlah misi, antara lain:
- Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berbudaya dan berkualitas.
- Mewujudkan Pemerintah yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik.
- Mewujudkan kota metropolitan yang dinamis dan berwawasan lingkungan.
- Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis keunggulan local dan membangun iklim usaha yang kondusif.
“Saya kira di sini yang perlu kita tekankan adalah poin yang kedua dari misi, yaitu Mewujudkan Pemerintah yang semakin handal untuk meningkatkan pelayanan publik,” ungkap Natalistiyanto k. M.Pd., Kasubid Sistem Informasi Bapenda Kota Semarang, pada sesi penjurian di hadapan para juri Top Digital Awards 2021.
Selain menyelaraskan visi dan misi, Bapenda Kota Semarang juga menjunjung tinggi budaya instansi, yaitu Integritas, Profesional, Loyalitas, Tanggung jawab, Keteladanan, dan Berinovasi. “Hal-hal ini yang nanti akan mendukung kita untuk bisa memperoleh satu inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan pelayanan publik. Salah satunya adalah dengan digitalisasi,” papar Natalistiyanto.
Lebih lanjut dikatakan Natalistiyanto, Bapenda Kota Semarang memiliki core business melakukan Pengelolaan Pendapatan yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah, mulai dari pendataan pendaftaran, penetapan, dan penagihan pajak daerah. Dalam hal ini ada sebelas mata pajak yang diampu Kota Semarang, yaitu PBB, Pajak Hotel, Restoran, reklame, hiburan, parkir, sarang burung wallet, mineral dan logam, Pajak Penerangan Jalan, dan BPHTB. “Ini salah satu core business yang sering kita geluti di Bapenda kota semarang,” singkatnya.
Layani Masyarakat dengan Sistem
Secara tegas Natalistiyanto mengatakan bahwa Bapende Kota Semarang memiliki IT Master Plan untuk selalu (berupaya) menggunakan sistem di dalam pelayanan kepada masyarakat.
Dalam hal ini dijabarkan ada dua pengguna aplikasi (sistem), yaitu petugas Bapenda sendiri dan juga wajib pajak. Untuk sistem atau aplikasinya sendiri, antara lain SIM PBB, SIM BPHTB, dan SIMPA TDA. “Ini semua digunakan oleh petugas dalam melayani masyarakat, baik itu untuk melakukan pendaftaran dan juga penetapan pajak daerah,” kata Natalistiyanto.
Lebih lanjut dalam paparnnya Natalistiyanto, mengatakan untuk wajib pajak (bisa) menggunakan aplikasi yang terintegrasi dengan SIM yang digunakan oleh petugas, di antaranya adalah E-SPTPD untuk pelaporan pajak Hotel Restoran, Hiburan, PPJ, Minerba, Parkir, Sarang Burung Walet.
Kemudian ada juga sistem unggah mandiri pajak daerah atau E-Sumpah, yang masuk dalam satu aplikasi Pakdesemar (Pajak Daerah Semarang). Aplikasi ini diharapkan bisa membuat masyarakat itu lebih mudah. “Karena aplikasi tersebut adalah aplikasi yang One Stop Service, jadi semuanya bisa terakomodir di sana untuk pelayanan daerah Kota Semarang” jelasnya.
Selain itu, Pakde Semar banyak dipakai oleh masyarakat untuk bisa melakukan pencetakan-pencetakan seperti Pencetakan SKPD secara online, kemudian juga pencetakan SPPT dari PBB.
Pembangunan Digital Culture
Pembangunan digital culture tercakup dalam tata kelola dan kebijakan TI di Bapenda Kota Semarang. Namun, sebelum masuk pada poin tersebut, ada dua hal yang juga diungkap oleh Bapenda kota Semarang terkait dengan tata kelola dan Kebijakan TI di lembaga tersebut.
Pertama, dalam hal pengambilan kebijakan investasi TI, di mana Bapenda Kota Semarang selalu menggunakan analisa yang buat secara tahunan. Hal itu menurut Natalistiyanto, agar pihaknya tahu kebutuhan apa yang dibutuhkan dalam (pengembangan) teknologi informasi, baik secara aplikasi maupun secara hardware. “Kita juga membuat suatu RKBMD (Rencana Kebutuhan Belanja Modal Daerah) secara tahunan apa yang saja yang kita butuhkan untuk mendukung teknologi informasi Bapenda dalam melayani masyarakat,” lanjutnya.
Kedua, berkaitan dengan pengembangan Human Capital TI & Millenial. Dalam hal ini, upaya yang sudah dilakukan Bapenda Kota Semarang adalah dengan sering memberikan sosialisasi dan penguatan SDM dalam hal informasi dan teknologi, baik kepada petugas dan juga masyarakat secara berkala. “Untuk petugas kita setiap enam bulan sekali kita mengadakan suatu evaluasi dan monitoring terkait pelayanan terutama dalam hal teknologi dan informasi. Sementara kepada masyarakat kita selalu memberikan informasi itu bukan berkala lagi tetapi hampir setiap hari kita memberikan sosialiasi itu melalui media sosial dan juga media elektronik yang lain,” kata Natalistiyanto.
Selanjutnya, yang ketiga adalah terkait dengan pembangunan Digital Culture di Bapenda Kota Semarang yang diewajantahkan dengan melakukan inovasi dan reformasi pelayanan perpajakan daerah menggunakan sistem elektronik. “Diharapkan sistem ini mempermudah, mempercepat, lebih efisien dan efektif, sehingga apa yang kita harapkan tujuan akhirnya adalah memberikan pendapatan yang optimal kepada pemerintah Kota Semarang khususnya. Karena dengan sistem, masyarakat tidak perlu lagi sering bertemu dengan petugas kami yang di kantor, sehingga bisa melakukan transaksional apa pun menggunakan smartphone atau gadget di rumah,” sambungnya.
Solusi Bisnis Unggulan
Ada beberapa solusi unggulan yang telah dikembangkan oleh Bapenda Kota Semarang dalam rangka mempermudah layanan kepada masyarakat. Solusi bisnis pertama adalah Anjungan LEK PAIJO, yang merupakan anjungan layanan elektronik pajak daerah melalui jaringan online yang diimplementasi pada tahun 2019. Anjungan LEK PAIJO disebut terinspirasi dari anjungan yang ada di bandara dan juga di tiket kereta api.
“Jadi, semua itu bisa dilakukan hanya dengan anjungan atau semacam SIM. Manfaat untuk instansi adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan perpajakan daerah di Kota Semarang. Karena selama ini dengan adanya anjungan tersebut diharapkan masyarakat itu sudah tidak melakukan pertemuan lagi dengan petugas, sekali menggunakan anjungan selesai kemudian semua masyarakat terlayani dengan baik. Harapannya seperti itu,” ungkap Natalistiyanto.
Solusi unggulan lain dari Bapenda Semarang adalah aplikasi mobile Pakde Semar yang dikembangkan pada tahun 2020. Pakde Semar merupakan aplikasi Android yang bisa diakses dan didownload melalui Play Store oleh masyarakat. Aplikasi ini disebut hampir sama seperti LEK PAIJO. Hanya saja, aplikasi Pakde Semar berbentuk mobile dan lebih sempurna daripada LEK PAIJO, karena fitur-fiturnya lebih banyak.
“Manfaatnya sama seperti LEK PAIJO tetapi ini lebih cenderung mengakomodir digitalisasi pada masa pandemi. Jadi, masyarakat tidak perlu lagi ke kantor, semuanya one stop service pada mobile Pakde Semar,” tutupnya.